Mohon tunggu...
Urip Widodo
Urip Widodo Mohon Tunggu... Peg BUMN - Write and read every day

Senang menulis, membaca, dan nonton film, juga ngopi

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Salat, Ibadah yang Istimewa dan Spesial

26 Februari 2022   21:57 Diperbarui: 26 Februari 2022   22:01 162
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Jika diandaikan Anda adalah seorang karyawan, tiba-tiba Anda mendapat panggilan dari Manajer untuk menerima tugas khusus. Pasti Anda akan berpikir bahwa itu adalah tugas yang istimewa, karena kalau tugas atau pekerjaan biasa, biasanya melalui surat tugas atau melalui Supervisor. Dan, karena ini tugas yang istimewa, maka Anda pasti akan berniat dan memaksakan diri untuk melaksanakan tugas ini sebaik-baiknya. Bukan hanya karena menghormati si pemberi tugas, juga karena ingin menunjukkan bahwa Anda adalah karyawan yang sangat loyal.

Dalam syariat Islam, salat adalah tugas istimewa itu. Bukan mengecilkan syariat yang lain, tetapi karena perintah melaksanakan salat diberikan langsung oleh Allah Swt kepada Rasulullah Saw tanpa melalui wahyu yang dibawa malaikat Jibril.

Tiga tahu sebelum Rasulullah Saw dan kaum Muslimin Makkah hijrah ke Madinah, di suatu malam Rasulullah Saw diajak malaikat Jibril melakukan perjalanan. Bukan perjalanan biasa, tetapi perjalanan luar biasa, yang tidak bisa diungkapkan hanya mengandalkan logika, tetapi harus diyakini dengan keimanan dan keyakinan akan ke-Mahakuasa-an Allah Swt.

Malam itu Rasulullah Saw diajak malaikat Jibril untuk melakukan perjalanan ke Masjid Al-'Aqsha. Perjalanan beliau ke Masjid Al-'Aqsha ini diabadikan di Al-Quran surat Al-Isra' ayat pertama.

"Mahasuci Allah yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam, dari Masjid Al-Haram ke Masjid Al-'Aqsha yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya tanda-tanda kebesaran Kami. Sesungguhnya Dia adalah Maha Mendengar lagi Maha Melihat."


Dari Masjid Al-'Aqsha kemudian malaikat Jibril mengajak Rasulullah Saw ke Sidratul Muntaha untuk menghadap Allah Swt.

Menurut satu keterangan, sebelum Rasulullah Saw mencapai languit ketujuh, untuk menghadap Allah Swt, beliau bertemu dengan beberapa nabi dan rasul. Di langit pertama bertemu nabi Adam As. Di langit kedua bertemu dengan nabi Yahya As dan nabi Ishaq As. Kemudian di langit ketiga beliau bertemu nabi Yusuf As. Di langit keempat bertemu dengan nabi Idris As. Kemudian di langit kelima, keenam dan ketujuh, berturut-berturut bertemu dengan nabi Harus As, nabi Musa As, dan nabi Ibrahim As.

Di Sidratul Muntaha Rasulullah Saw menerima perintah langsung dari Allah Swt untuk melaksanakan salat sebanyak 50 kali sehari-semalam. Namun, saat hendak turun Rasulullah Saw diberi saran oleh nabi Musa As untuk kembali menghadap Allah Swt, untuk memohon keringanan perintah salat. Allah Swt pun memberi mengabulkan permohonan Rasulullah Saw, dan perintah salat menjadi 5 kali sehari-semalam. Tetapi Allah Swt menjanjikan pahalnya akan sama nilainya dengan melaksanakan 50 kali sehari-semalam.

Melihat proses yang dialami Rasulullah Saw dalam menerima perintah salat ini, maka ini membuktikan bahwa salat adalah ibadah yang sangat penting. Bahkan ibadah salat menjadi pembeda antara Muslim dan Kafir, sebagaimana hadis yang diriwayatkan Muslim, Abu Daud, At-Tirmidziy, Ibnu Majah, dan Ahmad, berikut, "Batas antara kufur dengan seseorang adalah salat".

Di hadis lain, Rasulullah Saw bersabda, "Perjanjian antara kami dengan mereka adalah salat. Barangsiapa yang meninggalkannya, maka ia kafir". (Ahmad dan Ashabussunnan)

Meninggalkan salat yang sampai menyebabkan seseorang kafir adalah apabila alasannya karena tidak menganggap salat suatu ibadah yang harus dilaksanakan. Atau tidak meyakini bahwa itu perintah Allah Swt. namun, kalau meninggalkannya hanya karena malas, dan tetap meyakini ibadah salat itu harus dilaksanakan, maka dia tidak sampai masuk katagori kafir.

Ibadah salat memegang peranan penting dalam seluruh peribadahan yang dilakukan seorang Muslim. Dalam satu hadis dijelaskan bahwa ibadah salat adalah ibadah pertama yang dievaluasi nanti di akhirat.

Dari Abu Hurairah ra, Rasulullah Saw bersabda, "Sesungguhnya amal yang pertama kali dihisab pada seorang hamba pada hari kiamat adalah salatnya. Maka, jika salatnya baik,sungguh ia telah beruntung dan berhasil. Dan jika salatnya rusak, sungguh ia telah gagal dan rugi. Jika berkurang sedikit dari salat wajibnya, maka Allah Ta'ala berfirman, 'Lihatlah, apakah hamba-Ku memiliki salat sunnah?' Maka disempurnakanlah apa yang kurang dari salat wajibnya'." (HR. Tirmidzi dan An-Nasai)

Jelas sekali, salat adalah ibadah yang paling penting. Tetapi kenapa masih banyak Muslim yang lalai dalam melaksanakan salat? Padahal salat adalah ibadah yang paling sederhana, paling murah, paling mudah, dan paling sedikit memakan waktu, dibandinkan ibadah-ibadah yang lain.

Itulah ujian dari Allah Swt untuk melihat kualitas keimanan dan ketakwaan seorang Muslim. Ibadah yang sangat penting, dipilih oleh Allah Swt ibadah yang mudah dilaksanakan. Dan realitanya, semudah itupun masih banyak yang melalaikannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun