Mohon tunggu...
Urip Widodo
Urip Widodo Mohon Tunggu... Freelancer - Pensiunan yang ingin terus menulis
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Berusaha menuliskan apa saja yang bermanfaat, untuk sendiri, semoga juga untuk yang lain

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Fokus pada 5 Perbedaan, Tak Acuh ke 100 Persamaan

29 Januari 2021   15:19 Diperbarui: 29 Januari 2021   20:39 1481
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://palu.tribunnews.com/2020/09/11/tes-kepribadian-serupa-tapi-tak-sama-apa-perbedaan-pertama-yang-kamu-temukan

Persoalan mendasar yang sepertinya tidak akan selesai yang selalu memicu konflik di negeri ini adalah perbedaan. Apa pun bentuk perbedaannya. Sekecil apa pun itu, pasti menimbulkan pertentangan yang tak jarang menimbulkan masalah besar.

Perbedaaan partai, perbedaan pilihan, perbedaan pendapat, perbedaan pendapatan, perbedaan cara beribadah (fiqih), perbedaan memahami syariat, dan perbedaan-perbedaan lainnya, selalu saja menjadi isu yang nampak di depan kita.

Padahal perbedaan itu sesuatu yang pasti ada. Sesuatu yang normal. Karena setiap orang punya latar belakang yang berbeda, punya tingkat intelektual yang berbeda, punya kecenderungan yang berbeda. Dan perbedaan itu semua sama-sama kita akui dan hargai.

Tidak mungkin dipaksakan untuk sama. teman saya heureuy, 'kalau semua manusia sama, susah dong nagih utang'.

Perbedaan justru sebenarnya merupakan potensi untuk saling berbagi, saling mengenal. Potensi ini memang diberikan oleh Allah Swt. Allah Swt berfirman dalam surat al-Hujurot ayat ke-13,

"Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling taqwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal."

Lalu mengapa selalu saja timbul konflik, timbul masalah yang diawali oleh perbedaan?

Akan banyak jawabann tentunya. Namun, saya mengingat-ngingat, mungkinkah ini karena sejak dulu kita suka diminta untuk mencari sesuatu yang berbeda?

Salah satu permainan teka-teki yang sering muncul di majalah anak-anak, atau suka diberikan guru-guru PAUD/TK adalah tebak perbedaan gambar. Anda mungkin masih ingat, atau malah masih suka bermain ini bersama anak Anda. Kita diminta mencari 5 perbedaan di antara dua gambar yang mirip.

Saya kasih contoh dua gambar di bawah ini.

https://www.pulsk.com/194703/Berikut-ini-ada-gambar-serupa-tapi-tak-sama--Carilah-perbedaan-dari-kedua-gambar-ini.html/
https://www.pulsk.com/194703/Berikut-ini-ada-gambar-serupa-tapi-tak-sama--Carilah-perbedaan-dari-kedua-gambar-ini.html/
Permainan ini meminta kita untuk fokus mencari 5 perbedaan. Padahal dari 2 gambar itu ada ratusan persamaan.

Nah, saya berpikir mungkin itu penyebab kenapa saat dewasa, kita lebih sering mempersalahkan perbedaan yang sedikit dan menghiraukan persamaan yang lebih banyak.

Terlalu berlebihan pemikiran saya?

Entahlah!

~Urip Widodo~

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun