Mengapa kau tutup sebelah matamu untuk menatap Mereka...                                           Yang mempunyai ide-ide cemerlang, mengubahmu menjadi lebih menawan bahkan mengerikan Mereka...           Yang dengan hartanya tertawa terbahak-bahak tak peduli dengan sakit yang kau derita, memenuhi perut mereka dengan segala macam benda                     Mereka...                                           Yang membungkammu  dengan tangan kekuasaannya mempertahankan tahta meski kau tersingkirkan      Mereka...                                            Yang rupawan mnggerogotimu demi  keindahan lahir yang kasat mata, mengabaikanmu yang tiap detik menesteskan air mata                                           Masihkah kau tutup sebelah matamu  untuk menatap memuja-mujanya                                  Bahkan mulutmu tak sepi dari pujian                Matamu buta akan kelakuan-kelakuannya               Lalu aku, kami, bagimu...                               Tak henti-hentinya kau memaksa ku, kami, dengan  kata-kata halus menggiurkan hatihati                     Menuntunku, kami, menjadi bagian darinya              Tak bisakah kau buka matamu untuk melihat     Menerimaku, kami, tanpa mengindahkan segala cacat     Tak bisakah hatimu merima, mengakui keberadaanku, kami, meski  kami bukan bagiannya dan                    mereka bukan bagianku, kami.                          Oh ya, aku lupa akan suatu hal, bahwa itu bukan sifatmu, bukan dirimu.                                        Hah, tak kusangka ternyata kau begitu kejam.... Â
Â