Mohon tunggu...
Himma Ragillia DPM
Himma Ragillia DPM Mohon Tunggu... Mahasiswa - UPI

Mahasiswa jurusan Pendidikan Bahasa Korea, Universitas Pendidikan Indonesia yang sedang belajar tentang dirinya dan berbagai ilmu dunia,

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

KKN TEMATIK UPI Gelombang 2: Meningkatkan Literasi di Tengah Pandemi, Bisa Sampai Terbiasa

25 September 2021   18:30 Diperbarui: 25 September 2021   18:32 70
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Pendidikan di Masa Pandemi

Masa pandemi merupakan masa-masa sulit bagi kita semua. Dimana pada masa ini, semua sektor kehidupan mengalami penurunan, ketidakstabilan, hingga kemerosotan yang mendalam sehingga berdampak pada masa depan manusia itu sendiri. 

Baik dari sektor ekonomi, bisnis, sosial, tak terkecuali pendidikan. Sektor pendidikan merupakan salah satu sektor yang terkena dampak terbesar karena sektor pendidikan mengalami perubahan drastis dalam konsep dan pelaksanaannya sehingga diperlukan berbagai macam cara adaptasi dan pemulihan untuk kembali menegakkan tiangnya. 

Pendidikan Indonesia yang utamanya dilaksanakan di lingkungan formal, kini harus didorong untuk bisa dilaksanakan di lingkungan informal, lebih tepatnya lingkungan rumah menjadi tempat utama kegiatan belajar mengajar. 

Hal ini tentu sangat mengubah tata cara kegiatan belajar mengajar, dari yang awalnya bisa tatap muka, menjadi tatap maya. 

Pada awalnya fokus dengan perangkat guru dan murid, menjadi ditambah dengan orang tua murid sebagai penyokong kegiatan belajar mengajar di rumah. Untuk sekolah kelas tinggi seperti SMP dan SMA mungkin tidak terlalu memerlukan bantuan orang tua untuk mengakses berbagai macam aplikasi untuk bisa bersekolah online. 

Namun untuk siswa-siswi TK, SD yang masih perlu bimbingan penuh orang tua akan gadget dan teman-temannya, tentu memerlukan perhatian dan waktu yang lebih untuk bisa beradaptasi dengan kegiatan 'sekolah online' yang berbeda. Jika tidak dibantu atau didukung dengan orang sekitar, kegiatan belajar mengajar untuk semua tingkat dapat terganggu. 

Literasi di Masa Pandemi

Kegiatan belajar mengajar yang terganggu, bisa menyebabkan turunnya semangat dan motivasi anak untuk belajar. Sudah banyak penelitian yang menghubungkan minat dan siswa akan suatu hal dengan motivasi belajar. 

Sebagai seorang pelajar yang juga sedang mengejar gelar, pada keadaan seperti ini dirasa motivasi belajar, terutama untuk menulis dan membaca menjadi berkurang. Padahal, menjadi malas untuk belajar dan meraih ilmu bukan kegiatan yang tepat untuk diterapkan di masa penuh cobaan ini. 

Kegiatan membaca dan menulis seakan menjadi kegiatan tersier yang jauh dari kata primer, karena terusik dengan goncangnya sektor kehidupan lain yang dirasakannya. 

Menenangkan diri dan berusaha terus tetap sehat dan bahagia agaknya menjadi kegiatan terpenting untuk tetap bisa 'sadar' di tengah gilanya perubahan dunia. Namun, kita tidak bisa terus terlena dengan menyebut hal itu sebagai 'pertahanan diri', padahal bisa berujung pada kemalasan. 

Dunia berputar spontan, waktu terus berjalan, kemalasan tidak boleh diteruskan. 

Selain berusaha tetap melaksanakan pendidikan, kegiatan-kegiatan bermanfaat serta menambah ilmu juga bisa tetap dilakukan sebagai alternatif untuk menyibukkan diri di rumah dengan produktif. 

Masa pandemi dengan sebagian besar waktu di rumah bisa dimanfaatkan dengan baik oleh kita dengan melakukan kegiatan-kegiatan bermanfaat, seperti dengan meningkatkan minat literasi diri kita sendiri. 

Apa itu Literasi? Literasi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah:

  1. n kemampuan menulis dan membaca
  2. n pengetahuan atau keterampilan dalam bidang atau aktivitas tertentu: -- komputer
  3. n kemampuan individu dalam mengolah informasi dan pengetahuan untuk kecakapan hidup.

Definisi yang paling familiar untuk kata "Literasi" adalah kemampuan menulis dan membaca. Namun memang semakin berjalannya waktu, kemampuan ini terus meluas, sampai kepada kemampuan mengolah informasi dan pengetahuan lainnya. 

Kegiatan-kegiatan yang mengasah kemampuan dan bermanfaat bisa menjadi salah satu alternatif untuk meningkatkan literasi. 

Seperti yang disampaikan sebelumnya, bahwa tidak menutup kemungkinan adanya perubahan dunia ini menyebabkan minat dan motivasi siswa untuk belajar, membaca dan menulis menjadi turun. 

Bahkan tidak hanya untuk siswa, tapi bagi seluruh manusia tanpa jenjang usia berapapun, tetap dapat memanfaatkan waktu untuk meraih ilmu sebanyak-banyaknya pada masa ujian ini walau dengan perubahan yang terjadi bertubi-tubi. 

Membiasakan Literasi, Meningkatkan Kemampuan Diri

Tidak semua hal tentang pandemi berakhir dengan pilu. Seperti yang disampaikan sebelumnya bahwa masa pandemi menjadi waktu untuk meraih kesempatan sebesar-besarnya untuk meningkatkan kualitas diri. 

Baik untuk anak-anak, remaja, maupun orang dewasa, sudah dua tahun terakhir kita hanya meratapi dan berusaha bertahan, sudah saatnya untuk bangkit dan membawa perubahan. 

Sangat mungkin untuk kita tetap melaksanakan kegiatan-kegiatan kita seperti sebelum pandemi, namun memang pasti di satu dan lain hal mengalami penyesuaian. 

Kembali membiasakan kegiatan-kegiatan yang menyokong literasi, dapat meningkatkan kemampuan dan kapasitas diri menjadi lebih baik untuk mempersiapkan masa depan yang lebih baik pula. 

Seperti contoh, Gerakan Literasi Sekolah, yang sudah dicanangkan sedari beberapa tahun silam di Pendidikan Indonesia. Karena masa pandemi yang terjadi, Gerakan Literasi Sekolah yang membiasakan membaca buku 15 menit sebelum pelajaran dimulai itu menghilang. 

Pembelajaran Darurat berusaha untuk menyesuaikan dan memaksimalkan pembelajaran dengan sebaik-baiknya, namun menghilangkan kegiatan yang jika dijadikan kebiasaan, bisa sangat menolong di masa depan. 

Setidaknya apabila tidak dijadikan kegiatan wajib, literasi baca dan tulis setiap hari dari sekolah tetap bisa dilaksanakan menjadi sebuah reminder. 

Guru-guru dan perangkat sekolah lainnya bisa tetap menyelipkan kegiatan-kegiatan membaca untuk dijadikan kebiasaan sehingga secara alamiah dapat menjadi budaya baik kedepannya. 

Juga bisa memberikan tugas-tugas yang meningkatkan kemampuan mengolah informasi, kemampuan dan pemikiran untuk tetap menjunjung literasi kapanpun, dimanapun. Tentu dengan cara yang sudah disesuaikan dengan kemampuan mayoritas siswa, bukan dengan pemberian tugas sebanyak-banyaknya. 

Untuk orang dewasa, webinar menjadi salah satu solusi termudah, ekonomis dan efisien untuk diikuti dan dilaksanakan. Menjadi peserta webinar-webinar dengan ilmu bermanfaat dapat memberikan pemikiran-pemikiran baru yang belum tentu kita dapatkan di lingkungan sekitar. 

Tentu semakin maraknya webinar dimana-mana, perlu dipilih webinar sesuai kebutuhan dan juga yang menjanjikan. Jikalau memang sudah daftar dan terdaftar, manfaatkan dengan baik. 

Catat ilmu-ilmu serta pendapat yang ada, jadikan pandangan baru yang bisa membuka pengetahuan lebih dalam lagi. Hal ini tentu jika dilakukan, dijadikan kebiasaan, dapat mengembangkan potensi dan kemampuan diri, sehingga bisa meraih prestasi meski di tengah pandemi.

Akhir kata, semua itu perlu dilakukan pembiasaan. Pepatah mengatakan, Bisa karena biasa. Semua bisa dicapai apabila kita terbiasa melakukan hal-hal positif serta berusaha semaksimal mungkin. 

Meningkatkan lterasi di tengah pandemi bukan hal yang tidak mungkin. Kita harus segera bangkit dan kembali membangun dunia dan masa depan yang lebih cerah. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun