Pada tanggal 03 Juli 2020, Kemendikbud meluncurkan Episode Kelima Program Merdeka Belajar yaitu 'Guru Penggerak (GP)' yang disebut sebagai Kopassusnya Guru Indonesia. Registrasi Program GP angkatan ke-5 dimulai 4 sd 29 Oktober 2021.
Oleh:
UNU NURAHMANÂ
CGP Angkatan ke-2 Kabupaten Majalengka
Nama Kopassus lebih dikenal dengan Pasukan Baret Merah sangat tidak asing bagi kita. Dalam Film Pengkhianatan G 30 S/PKI yang diputar setiap tanggal 30 September, RPKAD bersama dengan Yonif Para Linud 328 Kujang II Siliwangi berhasil menumpas pemberontakan PKI tahun 1965. Sebagai Pasukan Komando Tempur Utama TNI AD, Kopassus dibentuk pada tanggal 16 April 1952 atas prakarsa Kolonel AE Kawilarang yang menginginkan adanya pasukan kecil yang bergerak cepat dan tangkas.
Pernyataan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Nadiem Makariem yang mengibaratkan Guru Penggerak sebagai Kopassusnya guru -- guru di Indonesia, sepertinya tidaklah berlebihan. Ini dapat dilihat dari peran strategis Guru Penggerak dan durasi pendidikannya yaitu 9 bulan (2 bulan lebih lama dari Pendidikan Kopassus) yang dianggap diklat fungsional terlama.
PGP (Program Guru Penggerak) dirancang untuk meningkatkan hasil belajar yang implementatif atau berbasis lapangan  dengan pendekatan andragogi dan hybrid learning yang terdiri 70 % belajar di tempat kerja dan komunitas praktik, 20 % belajar dari rekan dan guru lain serta 10% pelatihan formal. Materi Program Guru Penggerak disusun dan tiga modul yang terdiri dari paradigma dan visi guru penggerak (filosofi pendidikan Ki Hadjar Dewantara, nilai dan peran guru penggerak, membangun visi sekolah dan budaya positif di sekolah), praktik pembelajaran yang berpihak kepada murid (pembelajaran berdiferensiasi, pembelajaran sosial emosional dan coaching), dan pemimpin pembelajaran dalam pengembangan sekolah (pengambilan keputusan sebagai pemimpin pembelajaran, pemimpin dalam pengelolaan sumberdaya dan pengelolaan program yang berdampak kepada murid).
Guru Penggerak diharapkan dapat menjadi pemimpin pembelajaran (instructional leader) yang menerapkan merdeka belajar dan menggerakan eskosistem sekolah untuk mewujudkan pembelajaran yang berpihak atau berpusat kepada murid (student-centered learning). Sesuai dengan kebijakan Menteri Nadiem Makariem, Guru Penggerak adalah talenta pemimpin pendidikan masa depan, seperti kepala sekolah, pengawas dan lainnya yang akan menjadi agen perubahan (agent of change) di pendidikan, oleh karena itu beliau merancang regulasi yang mendukung dan memastikan alumni Guru Penggerak benar benar mendapatkan prioritas dan kesempatan pertama di posisi kepemimpinan.
Kalangan pendidikan terutama para guru pun sangat antusias untuk mendaftar Program Guru Penggerak. Ketika rekrutmen Program Guru Penggerak angkatan kesatu dibuka pada tanggal 23 sampai dengan 30 Juli 2020, jumlah pelamar ada 19.218 orang padahal yang dibutuhkan 2800 Calon Guru Penggerak (CGP). Seleksipun dilaksanakan secara ketat dalam 2 tahap yaitu seleksi I (pembuatan CV, dan Tes Bakat Skolastik) dan seleksi II (simulasi mengajar dan wawancara).
Jika Kopassus memiliki peran khusus seperti anti gerilya, operasi pengintaian khusus, peperangan unkonvensional, intelijen sabotase dan anti teror, maka Guru Penggerakpun memiliki peran strategis sebagai berikut: