Mohon tunggu...
Unimma
Unimma Mohon Tunggu... Akun Resmi Universitas Muhammadiyah Magelang

Universitas Muhammadiyah Magelang (UNIMMA) adalah kampus Islami terakreditasi UNGGUL yang mencetak lulusan profesional, berakhlak mulia, dan siap bersaing global.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Opini Peneliti CESI UNIMMA Terkait Konversi 1:1 Limbah Plastik menjadi Minyak dengan Alat Pirolisis

17 Juli 2025   09:27 Diperbarui: 17 Juli 2025   09:57 35
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Opini peneliti CESi UNIMMA terhadap teknologi pengolahan plastik (Sumber: MESI)

Magelang - Dalam beberapa tahun terakhir, teknologi pirolisis menjadi perbincangan hangat sebagai solusi pengolahan sampah plastik. Banyak pihak mempromosikannya sebagai cara cepat dan efektif untuk mengubah limbah plastik menjadi bahan bakar alternatif. Namun, di tengah euforia itu, muncul pandangan kritis dari seorang akademisi UNIMMA.

Prof. Dr. Muji Setiyo, M.T., peneliti senior dari Center of Energy for Society and Industry (CESI) Universitas Muhammadiyah Magelang (UNIMMA), menyampaikan kajian objektifnya dalam sebuah editorial ilmiah yang baru-baru ini dipublikasikan dalam jurnal Mechanical Engineering for Society and Industry tepatnya di Vol 5 No 1 (2025).

Dalam artikelnya yang berjudul "Pyrolysis for plastic waste: Environmental goals vs business interests, which is more realistic?", Prof. Muji mempertanyakan klaim-klaim populer yang sering muncul dalam laporan media, publikasi teknologi komersial, dan diskusi publik yang menyebutkan bahwa satu kilogram plastik dapat langsung diubah menjadi satu liter bahan bakar. Terlebih, klaim tersebut menyatakan perbandingannya 1:1 (satu banding satu), yang harus diverifikasi labih lanjut, tegasnya. 

Mengkritisi Klaim dan Menunjukkan Fakta

Menurutnya, klaim tersebut tidak memperhitungkan perbedaan antara satuan massa dan volume serta karakteristik fisik bahan. Selain itu, hasil pirolisis plastik tidak hanya berupa minyak, melainkan juga gas (syngas) dan residu padat (char). Belum lagi, kualitas minyak hasil pirolisis belum tentu sesuai dengan standar bahan bakar kendaraan dan memerlukan proses penyempurnaan lebih lanjut. "Banyak masyarakat yang terlanjur percaya bahwa pirolisis adalah solusi instan. Padahal secara teknis dan ekonomis, banyak hal yang perlu dikaji lebih dalam," jelas Prof. Muji.

Antara Misi Lingkungan dan Peluang Bisnis

Prof. Muji tidak menampik bahwa pirolisis punya potensi besar, baik dari sisi lingkungan maupun bisnis. Di satu sisi, teknologi ini mendukung ekonomi sirkular dan mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil. Hasil pirolisis seperti minyak dan gas bisa menjadi sumber pendapatan, dengan nilai pasar yang cukup menjanjikan.

Namun, ia mengingatkan bahwa modal awal dan biaya operasional pirolisis cukup tinggi, tergantung skalanya. "Skala kecil justru paling rentan rugi karena biaya per tonnya membengkak," tambahnya. Oleh karena itu, beliau menekankan pentingnya analisis kelayakan finansial yang matang sebelum mengadopsi teknologi ini secara komersial.

Antusias Tapi Tetap Kritis

Dalam kesimpulannya, Prof Muji Menyampaian bahwa meskipun pirolisis memang menawarkan peluang ekonomi melalui hasil-hasil bernilai seperti minyak pirolisis dan gas sintesis (syngas), misi utamanya harus tetap berfokus pada lingkungan. 

"Bisnis boleh berkembang, tapi jangan sampai mengaburkan niat awal kita untuk menyelamatkan lingkungan," tuturnya.

Tujuan akhir dari pirolisis plastik seharusnya bukanlah keuntungan, melainkan kebutuhan mendesak untuk mengurangi polusi plastik dan memitigasi kerusakan ekologi. Industri pengelolaan sampah yang benar-benar sukses idealnya justru akan menghadapi "masalah" berupa kekurangan bahan baku plastik, karena masyarakat telah berhasil mengurangi konsumsi dan produksi sampah plastik. Oleh karena itu, kepentingan bisnis dalam pirolisis harus diseimbangkan secara hati-hati dengan tujuan lingkungan, memastikan bahwa keuntungan ekonomi tidak menutupi tujuan utama untuk melindungi planet ini. (Ening Widihastuti)

cesi.unimma.ac.id

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun