Mohon tunggu...
Ummu el Hakim
Ummu el Hakim Mohon Tunggu... Wiraswasta - Hanya seorang emak biasa

Penyuka alam dan rangkaian kata

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Sajak Bijak

30 Juli 2019   16:51 Diperbarui: 30 Juli 2019   17:00 67
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: bibitonline.com

Menepi pada ujung hari
Di hamparan permadani nan berseri
Semilir sang bayu pun menerpa nurani
Kulihat rona menguning bagai surya
Pancaran nan menggugah desir jiwa

Begitu lembut menyibak
Kuterpikat pada hembusan sajak
Yang terlantun di setiap helai, mengurai aroma bijak semerbak
Tangkai pun terajut pesona sabar
Menopang buliran nan kian mekar

Penat sungguh penat
Bertambah usia pun kiranya beban kian berat
Namun kesederhanaan kerap hembuskan aroma bijak
Pancarkan pesona sajak
Tak ingin kuberanjak walau sejenak

Ilmu yang terlantun sungguh berirama
Saat muda semangat begitu jaya
Kian menua menunduklah raga
Rupanya inilah kunci abadi
Menjadi bijak pun rendah hati

Kuakui, bukan hal mudah
Namun kiranya padi telah mengukir kisah
Sajak bijak pun terlantun begitu indah
Damai semesta kian menuai berkah

Begitulah pesona sajak bijak
Menjadi pelajaran berharga tuk ditapak
Aku tak kan menolak
Tuk hadirkan sajak pada detak jejak
Agar langkah kian menuai bijak

Semoga....

Niek~
Jogjakarta, 30 Juli 2019

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun