Kudengar nada terlantun merdu
Begitu membuai butiran rindu
Kau yang kerap mengisi ruang hampa
Senandung kau bawa sebagai penghias cerita
Saat hadirmu menyapa dunia
Aku terpesona
Wajah berselimut kesucian
Belum tersentuh noda kehidupan
Tangan mungil itu
Menggenggam erat jemariku
Menggetarkan rasaku
Seketika bayang mimpi semu sirna
Yang terlintas hanya bias asa yang kian nyata
Membuai cinta
Menuai rasa
Berkelana meraih cerita
Hingga pada titik masa
Dimana senandung berpadu pada satu rangkaian nada
Rupanya waktu begitu cepat
Dan kau pun kian tumbuh dalam dekap
Bak terjaga dari mimpi indah
Galau seketika sirna di wajah
Riang,
Begitulah yang kerap didendang
Raut berselimut keluguan
Senyum pun terlontar penuh keikhlasan
Mutiara kalbu...
Merengkuh ragaku
Menghias istana terindah
Dengan tangan mungil nan mengulur amanah
Kaulah sejatinya cerita
Yang terbalut dalam tautan cinta
Penerus jejak langkah cita
Pada episode nan mengurai kekuatan asa
Senandung yang kerap kau lantunkan
Begitu sederhana, tersaji penuh keistimewaan
Mengisi romansa kehidupan
Bersanding nuansa kerinduan
Meski terkadang berselimut kalut
Pun menyeruak nyali nan menciut
Namun terus kau lajukan putaran roda dunia
Demi meraih makna cita
Sungguh hatimu kian tertata
Satu ketika, senandung merdu menuai nada tak biasa
Riuh nan memekakan telinga
Terkadang aku tak sabar menerima
Namun kau tetap berdiri berharap peluk manja