Dulu aku kerap melakukan ini. Hampir seminggu sekali pasti kujalani. Berlari. Ya, sejenak melayangkan kaki. Tentu banyak manfaat yang kudapati. Bahkan keseimbangan tubuh pun menjadi hal yang tak dihindari.
Berlari kecil dengan kecepatan sedang. Sekedar melemaskan otot pinggang. Energi yang dikeluarkan pun tak terlalu besar. Jarak tempuh yang tak seberapa jauh. Namun cukup mengurai peluh.
Saat aku masih lajang. Pagi atau sore menjelang petang aku sempatkan berlari bersama teman. Merupakan hal yang mudah dilakukan. Tak perlu alat atau bahkan tongkat. Hanya butuh niat dan semangat. Teramat sederhana sehingga siapa saja tentu bisa melakukannya.
Berbeda dengan berjalan kaki, lari memang lebih membutuhkan energi. Namun kelebihannya tentu tak dipungkiri. Manfaat agar badan tetap sehat pun tak bisa ditolak. Jikalau dilakukan secara rutin, apalagi semangat yang rajin, penyakit pun enggan tuk mampir.
***
Begitu lama aku meninggalkan kegiatan berlari. Sejak ketiga anakku lahir ke dunia. Rupanya waktu membersamai mereka membuatku sedikit terlupa. Menikmati indahnya berlari. Sembari bercengkerama dengan alam semesta. Menghirup udara di pagi atau sore hari. Begitu sejuk hingga raga terasa segar kembali. Ah rasanya ingin kumengulang hal itu dalam hidupku.
Memang kuakui untuk melakukan olahraga lari harus memiliki niat kuat, serta tak hanya dilakukan sesaat. Namun setiap saat. Dan tak hanya sekejap. Untuk memiliki niat pun butuh perjuangan dan semangat. Namun mengingat keterbatasan tenaga tuk berbagi dengan keluarga. Kiranya aku perlu memikirkan ini untuk jangka waktu lama.
***
Marathon. Nah jenis lari ini sedikit berbeda. Lebih membutuhkan kecepatan dan energi ekstra. Pun jarak tempuh yang lebih jauh. Sehingga seringkali dikaitkan dengan ajang perlombaan. Apalagi jikalau rute yang dipilih berbaur dengan alam. Nah disinilah letak eksotik juga menarik. Bukan hanya sebuah perlombaan. Namun berlari sembari menikmati pemandangan di kiri kanan jalan. Tentu menambah semangat mata memandang.
Mandiri Jogja Marathon. Event ini memang berbeda. Lain dari jenis perlombaan sejenisnya. Sungguh unik dan menarik. Lebih dari sekedar perlombaan biasa. Mengapa? Sebab tak hanya berlari saja, namun rute yang dilewati sudah barang tentu menyuguhkan beragam budaya dan seni. Juga indahnya alam yang menyelingi.
Mengikuti event akbar nan bergengsi. Sembari menikmati alam dan budaya Jogjakarta terkini. Rupanya begitu menggoda para pelari mancanegara. Ajang olahraga yang telah tiga kali digelar. Penuh dengan keistimewaan yang kerap mengundang decak kekaguman.
Jogjakarta memang tempat yang tepat. Untuk menikmati segala bentuk hal mengenai budaya dengan cermat. Tak hanya pesona desa, pun candi yang menjadi garis start merupakan salah satu icon megah di wilayah Jogjakarta. Prambanan. Nama ini tak asing bagi dunia pariwisata. Candi yang merupakan kekayaan cagar budaya menjadi daya tarik tersendiri dalam mengundang para pelari manca.
Merupakan kebanggaan tersendiri menjadi bagian dari tuan rumah. Apalagi tempat tinggalku merupakan salah satu desa yang memiliki keindahan alam masih begitu asri dan ramah. Desa Widodomartani, Ngemplak, Sleman. Dimana hamparan sawah nan hijau masih terlihat sumringah. Ditemani ladang terbentang. Pun menjulang Gunung Merapi yang begitu gagah. Menambah elok pesona desaku hingga menawan pandangan mata.
Meski sudah tiga kali digelar, dan aku belum pernah mengikutinya. Tentu bukan aku tak suka. Namun karena kerepotanku memiliki balita. Membuat niatku belum sempat hinggap walau singgah barang sekejap. Kiranya kesempatan belum berpihak. Meski keinginan berpartisipasi tentu begitu bergejolak.
Keluarga bagiku merupakan pasukan inti yang harus menjadi bagian utama. Jika aku ingin mengikuti event ini, kiranya keluarga harus menyertai. Merupakan kebahagiaan tersendiri jikalau bisa menikmati keseruan event bersama seluruh anggota keluarga.
Mengapa harus demikian? Sebab keluarga bagiku bagai potongan puzzle. Tak lengkap kiranya jika mengikuti kegiatan tanpa mereka. Dan menurutku ajang ini sangat cocok untuk dimasukkan ke dalam agenda tahunan keluarga. Sebab memiliki kelebihan yang bukan sekedar lomba biasa.
Ditambah lagi event ini rutin digelar di kota sendiri. Sehingga aku tak perlu repot memboyong keluarga jauh dari rumah. Hanya butuh sekitar 25 menit menuju garis start di Candi Prambanan. Sangat praktis dan ekonomis.
Mandiri Jogja Marathon, menu lengkap keluarga berolahraga sembari berwisata. Begitulah aku menyebutnya. Mengapa? Sebab event ini tak hanya menyajikan perlombaan bagi para pelari profesional untuk semakin mengasah kemampuan. Namun juga menjadi sajian menu yang begitu lengkap bagi keluarga. Berolahraga sembari berwisata merupakan hal sederhana namun sarat makna nan istimewa.
Sederhana yang Menyehatkan
Mandiri Jogja Marathon. Mengusung konsep yang begitu sederhana. Berlari di pagi hari. Dengan menanggalkan segenap beban. Namun dibalik itu penuh kesederhanaan yang ditancapkan. Sederhana namun menyehatkan raga. Itulah yang tentu didamba setiap peserta, terutama keluarga.
Wahana Quality Time Keluarga yang Menarik dan Menyenangkan
Rupanya Mandiri Jogja Marathon ini bisa menjadi wahana quality time yang cukup menarik dan menyenangkan untuk keluarga tercinta. Beruntung aku tinggal di area Jogja Utara sehingga tak perlu menempuh perjalanan jauh. Cukup menuju lokasi start yang berada di seputaran Candi Prambanan. Hanya beberapa kilo saja dari tempatku tinggal. Alhamdulillah.
Menyempatkan diri untuk berkumpul bersama seluruh anggota keluarga. Merupakan waktu yang teramat langka. Sehingga pantas kiranya memperlakukan moment tersebut ke dalam event yang cukup istimewa.
Mengenal Lebih Dekat Budaya Setempat
Pendidikan, terutama untuk anak tak hanya didapat di dalam rumah pun sekolah. Mengenalkan hal berbeda yang ada di sekitar kita tentu tak kalah pentingnya. Budaya sekaligus keanekaragaman di dalamnya menjadi hal yang menarik untuk didekatkan pada dunia anak. Sebab bangsa ini ada pun berasal dari peradaban sebelumnya. Sedang anak merupakan aset penerus peradaban selanjutnya.
Anak tak perlu faham secara detail. Hanya sebatas mengenal lanjut mengerti. Telah cukup kiranya untuk sebuah pembelajaran inti. Yang terpenting anak tak gagap namun tanggap dengan peninggalan sejarah bangsa, menjadi hal yang begitu berharga.
Pada ajang ini ada tiga destinasi. Cukuplah sebagai stimulasi. Supaya anak mengenal lebih dekat sejarah budaya setempat. Menambah wawasan mengenai khazanah budaya Indonesia, merupakan tindakan yang patut dicoba para orang tua. Agar anak semakin mencintai bangsa dan negara tercinta, Indonesia.
Mensyukuri Alam, Lebih Dekat dengan Tuhan
Jika kita ingin lebih dekat dengan Tuhan, maka dekatlah dengan alam. Begitulah yang pernah aku dengar. Alam sebagai bagian dari kehidupan tentu tak lepas dari campur tangan Sang Pencipta. Keindahan yang mengundang kesyukuran. Tak bisa dielakkan dari hati yang kerap mengagumi.
Menikmati alam dengan segenap hati. Membangkitkan semangat kuat untuk kian mensyukuri. Mentadaburi alam sembari berlari menikmati pagi merupakan hal yang begitu membahagiakan hati.
Berlari berbonus senyuman alam sungguh mengagumkan. Kiranya semakin menambah kecintaan kita pada Sang Pemilik raga. Ajang ini memang begitu istimewa. Menyehatkan sekaligus mendekatkan pada Tuhan.
Begitu banyak unsur positif yang ditimbulkan dari kegiatan Mandiri Jogja Marathon, terutama untuk keluarga. Dengan mengikuti ajang ini tak rugi rasa dihati. Banyak manfaat yang didapat. Dari sekedar menyalurkan hobi yang mengasyikkan, pengenalan kebudayaan, kesehatan, hingga kesyukuran kepada Tuhan. Menjadi sajian menu lengkap bagi keluarga.
Baiklah, kiranya tak ragu lagi diri untuk menjadikan event bergengsi ini ke dalam agenda tahunan keluarga. Bercengkerama melepas penat sesaat sembari menikmati alam serta budaya yang begitu memikat.
Semoga tahun depan dimudahkan untuk mengikuti event ini. Mari berkunjung ke Jogja sembari menikmati budaya juga alam yang begitu memesona dalam rangkaian kegiatan Mandiri Jogja Marathon selanjutnya. Menu lengkap keluarga berolahraga sembari berwisata. Sungguh lebih dari sekedar lomba biasa.
Niek~
Jogjakarta, 2 Mei 2019