Mohon tunggu...
Unggul Sagena
Unggul Sagena Mohon Tunggu... Konsultan - blogger | educator | traveler | reviewer |

Asia Pacific Region Internet Governance Forum Fellow 2021. Pengulas Produk Berdasarkan Pengalaman. Pegiat Literasi Digital dan Penyuka Jalan-Jalan.

Selanjutnya

Tutup

Bahasa Pilihan

Peng-kereta-an Gerbong Secara Sistematis?

9 September 2014   17:38 Diperbarui: 18 Juni 2015   01:12 186
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1410233605546913385

"Anda berada di KRL Commuter Line, terdiri dari 10 rangkaian. Kereta pertama dan terakhir adalah Kereta Khusus Wanita".

Seringkali  teman-teman yang sering naik KRL CL Jabodetabek mendengar hal ini. Pengumuman dari Lokomotif/Kabin Masinis maupun dari Announcer di Stasiun Kereta.

Saya selalu terusik mendengar kata ini. Setahu saya, itu bukan KERETA, itu GERBONG. Kalau Kereta itu jalinan semuanya. Kesalahan ini dilakukan berulang-ulang secara sistematis.

Menurut KBBI, asli nih ya :

kereta api /ke·re·ta a·pi/ /keréta api/ n kereta yg terdiri atas rangkaian gerbong (kereta) yg ditarik oleh lokomotif, dijalankan dng tenaga uap (atau listrik), berjalan di atas rel (rentangan baja dst)

-- bumel ark kereta api yg berhenti di setiap stasiun, baik stasiun kecil maupun besar;
-- ekspres kereta api yg berhenti di stasiun tertentu saja;
-- listrik kereta api yg dijalankan atau digerakkan oleh tenaga listrik;

berkereta api /ber·ke·re·ta a·pi/ v naik kereta api;

perkeretaapian /per·ke·re·ta·a·pi·an/ n hal-hal yg berkaitan dng masalah kereta api

Nah kalau gerbong itu artinya :

gerbong /ger·bong/ n wagon kereta api (untuk orang atau barang);

-- administrasi gerbong tempat kerja kondektur;
-- datar gerbong yg tidak berdinding dan tidak beratap untuk mengangkut barang-barang yg berukuran panjang dan peti kemas;
-- kuda gerbong tertutup yg dibuat khusus untuk mengangkut kuda dng kereta api atau mobil;
-- lekuk gerbong datar yg berlekuk pd lantainya untuk mengangkut barang besar dan berat

Jadi, setiap Kereta Api itu tersusun dari Gerbong-gerbong. Disebut Gerbong Kereta, atau Gerbong saja.

Kalau ada DUA gerbong khusus perempuan (KRL masih paradigma lama, yaitu WANITA) maka sebut saja gerbong perempuan atau gerbong wanita.  PT KAI CL seakan-akan ingin menyosialisasikan istilah baru, yang berbeda dari kaidah, yaitu, RANGKAIAN KERETA (yang kita kenal dengan Kereta) dan KERETA (yang kita kenal sebagai gerbong).

Memang, dulu Kereta Khusus Wanita pertama muncul tahun 2012, namun mendapat respons negatif dari masyarakat. Sehingga, tahun 2013 dihapuskan. Nah gerbongnya dipisah dan dijadikan untuk dua gerbong depan dan belakang.

Namun anehnya, penyebutan (bahasa saya, peng-kereta-an) gerbong ini terjadi terus menerus dan diamini oleh semua orang. Padahal perlu "revisi" penyebutan dan edukasi karyawan (jika ini terjadi karena kebiasaan karyawan).

Saya rasa, ini bukan kesalahan satu-dua pegawai karena penyebutan ini seragam. Di setiap Stasiun, disetiap Kereta yang saya masuki. Bahasa kerennya terjadi penggunaan istilah yang TSM. Terstruktur, Sistematis dan Masif hehe.

Saya mengerti kalau gerbong-gerbong wanita yang sekarang adalah "copotan" dari Kereta Wanita yang dulu (dan sepertinya sih bukan dari itu saja karena jumlah KRL CL yang lumayan banyak). Hanya saja, mbok ya  di cat ulang dengan tulisan Gerbong Wanita kek. Atau tidak ada tulisan tapi nuansa pinky nya saja sudah cukup. KRL CL bisa mengecat gerbong-gerbong lain dengan produk sponsor, masa hanya dua gerbong tidak sanggup?

[caption id="attachment_322964" align="aligncenter" width="259" caption="Gerbong atau Kereta?"][/caption]

Saat ini yang terjadi, semua gerbong sekarang disebut KERETA dan semua kereta sekarang disebut RANGKAIAN KERETA. Pengistilahan baru. Yang menyimpang. Kita juga punya BAHASA INDONESIA yang berbeda dengan Bahasa Melayu induknya yang mengatakan "kereta" itu "kendaran".

Di berita mengenai  penghapusan kereta KRL Wanita, seperti yang pernah dilansir antaranews, diisyaratkan bahwa masyarakat-lah yang salah kaprah kebiasaan memiliki persepsi bahwa kereta adalah gerbong. Padahal pada kenyataannya, saya rasa tidak.

Disitu malah ada indikasi, Dahlan Iskan yang menyebut "rangkaian kereta" menjadi rujukan "anak buahnya" untuk kemudian memiliki pendapat bahwa ada "rangkaian kereta" dan ada "kereta" sebagai bagian dari rangkain itu. Ya, mungkin kita jadi terbayang rantai :) ada rantai dan ada mata rantai-nya.

Aneh, kalau instansi pemerintah/BUMN yang seharusnya memelopori penggunaan bahasa yang benar malah menjadi pangkal kesalahan berbahasa yang fatal. Apakah KAI selain CL juga menggunakan istilah baru "hasil temuan" PT KAI CL ini juga? Hehehe...

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun