Nasi Gonjleng sebenarnya tak berbeda dari nasi liwet di tanah Pasundan atau nasi Megono di Wonosobo, Magelang dan Kebumen. Nasi Gonjleng merupakan beras yang dinanak menjadi nasi namun prosesnya cukup unik dan sederhana, warisan nenek moyang!
Oh ya, saya juga diperkenalkan ole kawan dengan operator manager Resto Banten, mba Afifah. Dirinya menjelaskan bagaimana proses memasak nasi Gonjleng. Mba Afifah juga dengan senang hati memberitahu tentang bumbu dan rempah yang dipakai untuk membuat nasi Gonjleng, seperti: daun salam, bawang merah, bawang putih, serai, garam, dan lain-lain.
Macam-macam kata bisa saja digunakan untuk mendeskripsikan nasi Gonjleng, misalnya nasi goyang lidah, karena rasanya yang benar-benar lezat dan sedap. Begitu kayanya bangsa Indonesia yang memiliki banyak warisan dari nenek moyang, tak terkecuali warisan resep aneka masakan. Maka tak heran jika Indonesia semakin gemilang di mata dunia karena memiliki kearifan lokal yang terus dirawat dari waktu ke waktu.
Banten resto tidak hanya menyajikan masakan khas Banten, namun menu-menu lain yang berasal dari nusantara dan negeri barat seperti aneka sop, sayur asam, aneka tumisan dan lalap, spagheti, dan masih banyak lagi
Tak lengkap rasanya jika tak menceritakan tentang belut cobek, memang hanya belut biasa namun yang istimewa belut-belut yang digoreng berbalut tepung ini disajikan dengan sambal hijau yang berbeda dari sambal hijau di rumah makan padang, disamping itu belut-belut ini juga ditemani oleh beberapa jenis lalapan, seperti daun selada air, serta irisan tomat dan mentimun, terbayang renyah dan nikmatnya kan?
Untuk memesan menu-menu tersebut saya merogoh uang senilai Rp.140.000,- namun saya beruntung karena mendapatkan potongan 20% jadi hanya membayar Rp.110.400,- cukup murah kan? Nah, bilamana anda berminat untuk mencicipi masakan khas Banten, bisa datang langsung atau pesan melalui aplikasi ojek online juga.
Selamat berkunjung dan menikmati aneka menu pilihan!