Mohon tunggu...
Umulya Islaha
Umulya Islaha Mohon Tunggu... Wiraswasta - Sullahu ummati bil ilmi wal mal

Nama Umulya Islaha, TTL Pangkalpinang 10 Juli 1999, hoby syair

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

"Optimalisasi Pertanian Melalui Reklamasi Lahan Pasca Tambang di Bangka Belitung"

20 Mei 2019   20:24 Diperbarui: 20 Mei 2019   20:25 289
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Optimalisasi Pertanian Melalui Reklamasi Lahan Pasca Tambang di Bangka Belitung"

Oleh : Umulya Islaha  islahaumulya@gmail.com (081438078950)

Tema : "Pertanian Indonesia Maju: Capaian dan Tantangan"

Sub Tema : "Perbaikan Infrastruktur Pertanian"

#KategoriPelajardanMahasiswa #PertanianIndonesiaMaju

Bangka Belitung merupakan provinsi ke 31 Indonesia sejak 21 desember 2000. Sejak tahun 1710, perekonomian Bangka Belitung didominasi oleh sektor pertambangan komoditas timah. Timah merupakan sumber daya yang tidak terbaharukan dan suatu saat nanti akan habis. Hal ini akan mempengaruhi pertumbuhan ekonomi di masa yang akan datang apabila tidak ada sektor lain yang bisa diandalkan untuk menunjang perekonomian Bangka Belitung ini. Keadaan seperti ini, pernah terjadi pada tahun 2014-2016 dimana perekonomian Bangka Belitung.

Tidak hanya itu, pemenuhan pertumbuhan ekonomi di sektor pertambangan juga akan memberikan dampak negatif yang berujung pada masalah pencemaran lingkungan salah satunya kerusakan tanah sehingga sulit untuk diolah kembali padahal salah satu peluang untuk menyeimbangi kedudukan sektor pertambangan yang paling tepat ialah sektor pertanian.

Sektor pertanian merupakan sektor yang mempengaruhi peranan strategis dalam struktur pembangunan perekonomian nasional. Kurangnya optimalisasi lahan pertanian yang ada di Indonesia khususnya di Bangka Belitung akibat di era revolusi industri 4.0 sektor ini kurang dilirik karena masyarakat dan generasi milenial cenderung memilih sektor penunjang perekonomian yang dirasa lebih instan dan lebih cepat mendapatkan uang seperti sektor perdagangan dan pertambangan terkhusus pertambangan timah karena Bangka Belitung yang kaya akan hasil tambang timah yang menyebabkan kurangnya minat masyarakat mengelola potensi pertanian. Padahal pentingnya pembangunan pertanian di Indonesia tidak saja dituntut untuk menghasilkan produk-produk berdaya saing tinggi namun juga mampu mengembangkan pertumbuhan daerah serta pemberdayaan masyarakat. Peran generasi milenial sangat dibutuhkan sebagai motor penggerak pembangunan bangsa sebagai wujud antisipasi terhadap pemanfaatan potensi tanah dalam meningkatkan produktivitas pertanian di Indonesia. Hasil penelitian Anirian et al (2008) dan suhardianto (2007) menunjukkan pendapatan dan produktivitas pertanian berhubungan positif signifikan dengan ketahanan pangan rumah tangga petani.

Namun mengenai karakteristik lahan di Bangka Belitung sendiri banyak terdapat kawasan lahan gambut, tanah pasir kuarsa, podsolik merah kuning, ada pula tanah liat putih yang umumnya terletak di lapisan bawah tanah atau subsoil yang dikenal sebagai kaolin. Kaolin adalah material berukuran lempung halus yang memiliki kadar besi yang rendah, berwarna putih atau agak keputihan. Kaolin umumnya tersusun dari mineral kaolinit, naktrit, diktit, dan haloisit (AI2(OH)4SiO5.2H2O) dengan kekerasan 2-2,5 skala mosh, dan berat jenis 2,6-2,63. Kaolin ini merupakan salah satu jenis material dalam tanah yang naik ke permukaan akibat proses penggalian tanah dalam proses penambangan timah yang ada di Bangka Belitung, nam

Adapun mengenai permasalahan kerusakan lahan pasca tambang perlu upaya untuk merehabilitasi lahan membutuhkan analisis lingkungan yang berbeda untuk jenis tambang yang berbeda. Secara umum permasalahan reklamasi lahan pasca tambang untuk revegetasi adalah geografi dan fisik lahan serta kimia tanah yang telah tercemar. Selain itu usaha reklamasi yang berlebihan dapat menyebabkan tanah menjadi sangat padat, pengaouran yang menghambat ketersediaan unsur mikro, dan timbulnya sifat hidrofobi pada penggunaan kompos pada lahan kering (Iskandar et al 2012). Permasalahan lahan pasca tambang membutuhkan solusi berkelanjutan yang diawali rehabilitasi lahan untuk mengembalikan kondisi lahan mendekati kondisi awal hingga lahan dapat kembali dimanfaatkan sebagai lahan hutan hijau.  

Reklamasi lahan pasca tambang dapat dilakukan secara biologis melalui pemanfaatan makhluk hidup, seperti tumbuhan. Tumbuhan sebagai agen rehabilitasi memiliki mekanisme akumulasi residu logam yang berbahaya di lingkungan melalui jaringan. Kemampuan akumulasi yang tinggi disebut hiperakumulator yang mampu menyerap logam lebih tinggi dari batas kebutuhan nutrisi. Tumbuhan jenis ini disebut fitoremediator untuk mengurangi dampak kerusakan lahan pasca tambang dengan mengolah kandungan logam berat. Fitoremediasi semakin efektif dengan didukung oleh penambahan bahan organik yang mendukung pertumbuhan tumbuhan, salah satunya dengan pupuk kandang yang diproduksi dari residu peternakan. Pupuk kandang yang diproduksi dari peternakan dapat menjadi program berkelanjutan mendukung upaya remediasi, dan hasil ternak dapat dikelola selanjutnya oleh investor, baik oleh swasta dan masyarakat.

Adapun mengenai proses reklamasi lahan pasca tambang ini memiliki potensi berkelanjutan untuk memanfaatkan tanah kaolin yang berasal dari galian excavator untuk lahan bercocok tanam. Hal ini pun telah diterapkan oleh beberapa petani di Palangka Raya Kalimantan Tengah yang bercocok tanam diatas lahan kaolin pasca tambang. Untuk menghancurkan bongkahan tanah kaolin hingga siap tanam di luasan 300 m2 mereka membutuhkan waktu sebulan dengan dua tenaga kerja.

Guna mengetahui daya dukung kaolin terhadap tanaman budidaya, maka peneliti BPTP Kalteng M Anang Firmansyah pada bulan Juli-September 2010 melakukan 2 kajian sekaligus di 2 lahan petani kooperator. Kajian pertama untuk melihat daya dukung pupuk kandang ayam di tanah kaolin dan kajian kedua adalah demplot pemupukan berimbang di tanah kaolin. Tanaman indikator adalah jagung manis.

Jagung (Zea mays) yang kedudukannya sebagai sumber utama karbohidrat dan protein setelah beras menjadikan jagung sebagai salah satu komoditas penting di Indonesia. Luas lahan budidaya jagung di Indonesia terus mengalami penurunan rata-rata sebesar 0.3% pertahun dari tahun 2010 hingga 2016 sedangkan target produksi jagung tahun 2019 diperkirakan naik 0.2% (BPS 2018).

Jagung merupakan tanaman semusim (annual). Satu siklus hidupnya diselesaikan dalam 80-150 hari. Paruh pertama dari siklus merupakan tahap pertumbuhan vegetatif dan paruh kedua untuk tahap pertumbuhan generatif. 7 Tinggi tanaman jagung sangat bervariasi. Meskipun tanaman jagung umumnya berketinggian antara 1 m sampai 3 m, ada varietas yang dapat mencapai tinggi 6 m. Tinggi tanaman biasa diukur dari permukaan tanah hingga ruas teratas sebelum bunga jantan. (Anonim, 2011a ).

Menurut Tjitrosoepomo, 1991 tanaman jagung dalam tata nama atau sistematika (Taksonomi) tumbuh-tumbuhan jagung diklasifikasi sebagai berikut. Kingdom : Plantae; Divisi: Spermatophyta; Kelas: Angiospermae; Kelas: Monocotyledoneae; Ordo: Graminae; Famili: Graminaceae; Genus: Zea; Spesies: Zea mays L. Biji jagung kaya akan karbohidrat. Sebagian besar berada pada endospermium. Kandungan karbohidrat dapat mencapai 80% dari seluruh bahan kering biji. Karbohidrat dalam bentuk pati umumnya berupa campuran amilosa dan amilopektin. Pada jagung ketan, sebagian besar atau seluruh patinya merupakan amilopektin. Perbedaan ini tidak banyak berpengaruh pada kandungan gizi, tetapi lebih berarti dalam pengolahan sebagai bahan pangan. Jagung manis diketahui mengandung amilopektin lebih rendah tetapi mengalami peningkatan fitoglikogen dan sukrosa. Meskipun jagung mempunyai kandungan karbohidrat yang lebih rendah, namum mempunyai kandungan protein yang lebih banyak.

Adapun mengenai pengaplikasian kajian kedua pada tanaman jagung ini dilakukan kajian pupuk kandang ayam digunakan rancangan RAK 4x3, dengan luas satuan petak percobaaan 4x5m, perlakuan berbagai dosis pupuk kandang, P1=4t/ha; P2-8t/ha; P3=12t/ha; dan P4=16t/ha, dan hanya dilakukan pemupukan urea sebanyak 520 kg/ha diberikan dalam dua tahap. Kajian demplot pupuk berimbang digunakan luasan total 280 m2 dengan pemberian urea sebanyak 780 kg/ha, SP-18 200 kg/ha, KCI 300 kg/ha, dan pupuk kandang ayam 4 t/ha.

Kajian pertama menunjukkan ada perbedaan nyata pada berat tongkol bersih dan diameter tongkol berklobot. Umumnya peningkatan dosis pupuk kandang ayam meningkatkan parameter produksi yang diamati, dan dosis petani (P1) menunjukkan hasil yang lebih rendah. Jika dikonversi ke hektar dengan jarak tanam 30x75 cm maka diperoleh tongkol berklobot hingga 12 t/ha dan tonggol bersih 8,4 t/ha, dan pada saat ini harga jagung manis tonggol bersih di pasar pagi martapura Palangka Raya sekitar lima ribu rupiah sampai sepuluh ribu rupiah per kg nya.

Hasil demplot pemupukan berimbang ternyata jauh lebih baik dibandingkan pemupukan tidak berimbang (karena pupuk kimia sering langka). Produksi tongggol per klobot mampu mencapai 14,8 t/ha dan tongkol bersih mencapai 9,4 t/ha.

Kajian ini membuktikan bahwa lahan marjinal tidak selamanya marjinal, pengelolaan dan reklamasi lahan yang baik akan merubah lahan tersebut menjadi produktif. (Dr. M. Anang Firmansyah -- Peneliti BPTP Kalimantan Tengah). Serta berdasarkan kajian yang dilakukan di Kalimantan Tengah ini dapat menjadi cerminan untuk dapat diaplikasikan pada lahan pasca tambang yang ada di Bangka Belitung sebagai bentuk perbaikan infratruktur pertanian terutama perbaikan dan reklamasi lahan pasca tambang untuk peningkatan mutu pertanian guna pemenuhan pertumbuhan ekonomi melalui sektor pertanian.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun