"Walau pepatah ini lama, tapi mahasiswa harus menerapkannya, yaitu Berakit-rakit ke hulu, Â berenang-renang ketepian. Â bersakit-sakit dahulu bersenang-senang kemudian," tutur Wakil Ketua BPH Umsida itu.
Di negara barat, katanya, mahasiswa memang cukup jauh berbeda dengan di Indonesia.
Lantas ia menceritakan sebuah sekolah di Jogjakarta yang membebaskan para siswanya untuk memakai pakaian layaknya gaya pendidikan orang barat, Â namun dengan syarat mereka harus memiliki prestasi dan cerdas.
"Walaupun pandai para siswa tersebut tidak mau menerapkan kebijakan tersebut. Mereka tetap memakai pakaian sopan dan rapi saat ke sekolah," terangnya.
Mahasiswa Adalah Kader Bangsa dan Umat
Di samping belajar, menurut Prof Jain, ada banyak kegiatan penting yang  akan ditemui para mahasiswa ketika terjun ke masyarakat,  misalnya saat berorganisasi,  bermusyawarah atau merumuskan sesuatu.
"Jadi mahasiswa tak boleh hanya memiliki kemampuan akademik atau life skill saja, Â tapi juga memiliki keinginan sebagai kader bangsa Berupa kepandaian dan ilmu yang diperoleh di bangku kuliah untuk membangun bangsa," kata Prof Jain.
Menurutnya, kualifikasi pendidikan menjadi sangat penting  untuk membentuk sumber daya masyarakat yang lebih baik.
Lebih lanjut, ia menyinggung persoalan yang tengah hangat diperbincangkan oleh publik terkait kualifikasi pendidikan para pemimpin bangsa saat ini.
Prof Jain berpendapat bahwa sebagai kader bangsa,  mahasiswa  harus memiliki  kualifikasi pendidikan yang bagus.
"Setelah  kalian lulus, maka kalianlah yang menggantikan posisi mereka nanti," tandasnya.