"Sedangkan para mahasiswa baik dari USIM maupun Umsida, terlibat aktif dalam proses produksi dan pasca produksi film ini yang hanya memiliki waktu selama dua hari hingga film tersebut siap tayang berupa rough cut," terang Pembina Comma tersebut.
Sepakat dengan Dr Poppy, Andi berharap setelah film ini sudah siap tayang, kedua lembaga ini bisa mengirimkan hasil film tersebut ke berbagai kompetisi dan festival hingga tingkat internasional.
"Semoga kerjasama ini tak hanya berhenti di proyek ini saja mengingat pembuatan film ini yang sangat menguras semuanya lantaran waktu yang singkat," ungkapnya.
Namun dari keterbatasan waktu tersebut, Andi ingin para mahasiswa belajar bahwa membuat film tidak semudah itu, dibutuhkan profesionalisme yang tinggi dan banyak yang harus dipersiapkan dalam membuat film walau itu merupakan film pendek.
Muhammad Arif Firdaus, salah satu mahasiswa USIM mengungkapkan bahwa selama mengikuti kegiatan ini, ia banyak sekali belajar.
Tak hanya tentang membuat film saja, tapi juga tentang kekompakan kru yang hangat dan tidak membeda-bedakan kru lainnya (mahasiswa asing).
"Di sini kita bisa kompak dalam satu arahan. Jika arahan tersebut memerintahkan diam, maka kita tidak ada yang memberontak. Itu yang membuat saya salut bekerja sama dengan mereka dalam membuat proyek ini," terangnya.
Lihat juga: Comfis#8 Ikom Umsida, Hadirkan Karya-karya Ciamik Mahasiswa
Ia juga terlibat aktif dalam produksi film pendek sebagai clapper. Arif merasa kegiatan ini banyak membuatnya membuka perspektif baru tentang kerja sama dan keramahan mahasiswa Umsida baik ketika di kelas (saat workshop), maupun kondisi di lapangan (produksi film).
Penulis: Romadhona S.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI