Tradisi Ramadan yang pertama yaitu Rasulullah melaksanakan ibadah puasa sebulan penuh sebagai bukti keimanan kepada Allah Swt. dengan ikhlas dan berharap keridhoan Allah Swt.
Â
Artinya: Bulan Ramadan adalah (bulan) yang di dalamnya diturunkan Al-Qur'an sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu serta pembeda (antara yang hak dan yang batil). Oleh karena itu, siapa di antara kamu hadir (di tempat tinggalnya atau bukan musafir) pada bulan itu, berpuasalah.....(QS. Al-Baqarah[2]: 185)
Artinya: "Barang siapa yang berpuasa di bulan Ramadan dengan iman dan mengharapkan pahala, maka diampuni dosa-dosanya yang telah lalu." (HR. Bukhari no. 38, Muslim no. 760).
 Solat malam, Do'a, dan Dzikir
Selain menjalankan ibadah puasa, tradisi Ramadan era Rasulullah selanjutnya yaitu shalat malam, memperbanyak do'a, istighfar dan dzikir kepada Allah untuk menghidupkan malam-malam dibulan Ramadan.
: .
Artinya: Dari Abdullah bin Abbas, ia berkata: "Aku pernah shalat bersama Nabi SAW pada suatu malam di bulan Ramadan, kemudian beliau berdiri dan shalat, maka aku pun berdiri dan shalat bersamanya. Kemudian datang seorang wanita (bergabung), lalu seorang laki-laki lagi bergabung, hingga kami menjadi sekelompok kecil. Rasulullah Saw terus melanjutkan shalatnya sampai kami khawatir akan kehilangan sahur." (HR. Bukhari no. 992)
Disertai dengan dzikir-dzikir sebagaimana yang dilakukan oleh Rasulullah setiap hari baik di luar bulan Ramadan maupun di dalam bulan Ramadan dan menyempurnakan dengan do'a qiyamu Ramadan:
"Allahumma innaka 'afuwwun tuhibbul 'afwa fa'fu 'anni."
 Mengakhiri Sahur dan Menyegerakan Berbuka
Tradisi Ramadan ala Rasulullah yang ketiga ialah beliau selalu mengakhirkan waktu sahur hingga mendekati waktu subuh, waktu ini diukur dengan jedah yang cukup membaca sekitar 50 ayat al-Qur'an sebelum adzan subuh dikumandangkan.
Seperti dalam riwayat Anas ra dari Zaid Ibn Tsabit ra dalam Sahih Bukhari: