Selain perwujudan ketaatan kepada Allah Swt, dalam kontek kesehatan, puasa seseorang dapat membantu proses pembersihan sel (autofagi), pembakaran lemak (liposis), meningkatkan efek anti penuaan, dan berbagai manfaat neurologis.Â
Dengan kata lain, puasa bisa bermanfaat bagi peningkatan kekuatan otak dan menjaga tubuh untuk tetap awet muda.
Lihat juga: Bagaimana Agar Puasa Ramadan Lebih Seru Bagi Anak? Dosen Umsida Bagikan 6 Tipsnya
Longo dan Mattson, dalam bukunya "Fasting: Molecular Mechanisms and Clinical, mencatat dari beberapa pengalaman para narasumber seperti Diane Z Chicago II dan Scott J, Minneapolis, MN, menjelaskan bahwa puasa yang telah dilakukan dapat meningkatkan energi dalam otak untuk meningkatkan daya fokus, menyelesaikan masalah dalam otak, serta dapat memiliki pikiran yang lebih jernih.Â
Hasil observasi ini mengingatkan kita pada hadits Rasulullah yang saya cantumkan pada tulisan sebelumnya yakni:
Artinya: Puasa adalah perisai; maka janganlah berkata kotor atau berbuat kebodohan.
Puasa Lebih Bisa Mengendalikan Emosi
Pikiran yang jernih mengakibatkan seseorang yang benar-benar berpuasa mudah menjaga lisannya dari perkataan atau ucapan yang tidak bermanfaat atau tidak mengandung kebaikan.
Terlebih jika melibatkan dosa seperti ghibah (menggunjing) fitnah, atau ucapan yang mengandung kebohongan.Â
Perkataan yang tidak senonoh yang mengandung hal-hal yang berbau keji, vulgar atau mengandung pronografi, dan perkataan yang kasar atau menghina yang dapat menyakiti perasaan orang lain. Mencaci maki atau menghina.
Sementara perbuatan kebodohan tercerminkan sebagai pribadi yang mudah marah, tidak mampu mengendalikan emosinya, tidak mampu menghindari tindakan tidak terpuji, serta tidak dapat menjaga ketenangan jiwa serta akhlak yang baik.Â