Mohon tunggu...
Umi Lestari
Umi Lestari Mohon Tunggu... Guru - Guru

Belajar menulis.

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Selalu Ada Rezeki dalam Silaturahmi

14 April 2024   17:19 Diperbarui: 14 April 2024   17:33 83
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Perjalanan untuk bersilaturahmi (dokpri)

Masih dalam suasana Idul Fitri 1445 H.  Tradisi muslim di indonesia selalu merayakan hari raya Idul Fitri bersama-sama dengan keluarga. Yang rumahnya jauh dengan keluarga atau orang tua selalu berbondong-bondong untuk mudik ke kampung halaman untuk bertemu dengan keluarga. Mereka berkumpul saling bermaafan, saling berkunjung menjaga silaturahim dan menjaga persaudaraan.

Di kampung halaman saya tradisi berlebaran dengan keluarga dan saling mengunjungi keluarga handai taulan serta kerabat ataupun tetangga  masih sangat terjaga. Biasanya yang  muda-muda berkunjung ke orang tuanya, tetangga atau keluarga dekat berkeliling untuk bersilaturahmi.

Di setiap rumah terutama orang tua sudah tersedia berbagai macam suguhan khas lebaran untuk tamu yang datang. Kue, roti kering, cemilan, buah-buahan maupun masakan khas lebaran misalnya ketupat sayur, ayam goreng, bakso, nasi pecel, opor ayam dan lainnya. Lain lagi dengan anak kecil, Idul Fitri atau lebaran merupakan hal yang sangat menyenangkan karena setiap mereka bersilaturahim ke rumah-rumah orang tua, mereka selalu diberi uang atau disebut dengan sangu lebaran.

 Pada hari raya anak-anak kecil mendapat banyak uang baru walaupun hanya sekitar lima ribu, sepuluh ribu atau dua puluh ribu mereka sangat senang. Bahkan mereka  membawa tas kecil pada saat mereka ber 'sejarah' kerumah orang-orang. Mereka sudah tidak bersama bapak-ibunya, namun mengadakan kelompok sendiri dengan teman-teman sebayanya.

 Setiap hari raya kami sekeluarga juga selalu pergi bersilaturahim ke orang-orang tua, misalnya pak lek, bulek dan kakak-kakak kami yang rumahnya terjangkau. Kami masih termasuk 'muda' dan belum layak dikunjungi, jadi kami yang bersilaturahmi. Budaya itu selalu kami lakukan. Selama kami masih diberi kesehatan dan rezeki dari Allah SWT.

Benar adanya bahwa momen silaturahim pada hari raya itu merupakan momen untuk mempererat silaturahim dengan sanak saudara, menjaga hubungan baik dan memelihara persaudaraan. Selain itu silaturahim bisa mendatangkan rezeki.

Pada hari pertama kami hanya bersilaturahim dengan orang tua dan sanak kerabat di lingkungan sekitar rumah. Mulai pagi setelah sholat id di masjid di lingkungan kami sampai malam hari. Kami berkeliling setiap rumah yang terbuka pintunya menerima tamu setiap orang yang ingin berziarah.

Pada hari kedua kami sekeluarga bersilaturahmi ke tempat kakak-kakak ipar yang rumahnya berada di luar kecamatan. Jadi kami berkeliling mulai dari kakak tertua sampai kakak termuda. Saudara suami saya ada 5 dan suaminya anak terakhir. Kemudian kami kerumah bulek, pak lek dan tetangga yang sudah kami kenal.

Setelah beberapa saat kami bercengkrama di sana. Pada saat kami pulang, kami diberi sesuatu untuk oleh-oleh. Dari rumah pak lek, saya mendapat buah blimbing yang segar. Blimbing dari kota Tulungagung yang buahnya sangat besar, kuning kemerahan menandakan buahnya sudah tua sudah masak di pohon, dan sangat manis kelihatannya. Alhamdulillah buah dari silaturahmi pada hari itu.

Keesokan harinya kami bersilaturahmi lagi ke salah satu keluarga. Yaitu mertuanya adik saya yang rumahnya di kaki Gunung Wilis, di daerah pegunungan. Kami melewati Monumen Kresek, tempat pembantaian ulama dan para kyai oleh PKI pada tahun 1948. Perjalanannya melewati hutan dan perkebunan, hawanya sangat sejuk dan segar karena memang berada di lereng pegunungan.

Di sana banyak sekali pohon durian, tapi sayang buah durian di rumah mertua adik saya tersebut sudah habis, sudah kelewat masa panen. Rambutan dan alpukat juga sudah selesai masa panen. Disekitar rumahnya banyak sekali pohon buah-buahan.

Tujuan kami memang silaturahmi pada hari raya untuk memohon maaf atas semua kesalahan dan juga menyambung persaudaraan. Walaupun tidak ada buah-buahan yang musim pada saat itu tidak mengurangi semangat kami untuk pergi ke sana.

Namun, pada saat kami pamit pulang kami tidak menyangka karena ternyata sudah dipetikkan banyak buah kelapa muda untuk kami bawa pulang. Ahamdulillah, selalu ada rezeki setiap silaturahmi. Buah kelapa muda yang banyak,  kami tidak perlu bersusah payah memetik dari pohonnya atau membeli sebanyak itu. Lebih dari 20 kelapa muda dan kami tinggal membawanya. Bagasi mobil kamipun penuh dengan kelapa.

Rezeki buah kelapa muda dari silaturahmi (dokpri)
Rezeki buah kelapa muda dari silaturahmi (dokpri)

Alhamdulillah sampai di rumah beberapa buah kelapa kami pecah untuk kami saya buat es kelapa muda. Daging kelapanya masih muda dan lembut dan sangat enak dijadikan minuman es kelapa muda nikmat segar. Air kelapanya sangat manis jadi kami tidak perlu menambah gula lagi.

 Karena kami diberi buah kelapa yang banyak maka kami membaginya kepada tetangga dan keluarga dekat. Senangnya bisa bersilaturahmi. Bisa menjaga hubungan baik dengan sanak saudara, kerabat dan mendapat rezeki.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun