Mohon tunggu...
Umi Lestari
Umi Lestari Mohon Tunggu... Guru - Guru

Belajar menulis.

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

Hidup Apa Adanya, Jangan Mengada-Ada

1 Februari 2024   23:17 Diperbarui: 1 Februari 2024   23:21 193
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Finansial. Sumber ilustrasi: PEXELS/Stevepb

Hidup apa adanya, jangan mengada-ada. Mungkin ungkapan itu sejalan dengan istilah trend saat ini yaitu  frugal living. Hidup sederhana yang penting kebutuhan tercukupi tapi hidup tentram damai.

Hidup sederhana sudah kami jalani sejak kami menikah. Tidak sulit bagi kami menjalaninya karena kami sama-sama berasal dari keluarga sederhana. Dan kebetulan kami tinggal didaerah yang jauh dari hingar-bingar kehidupan kota.

Kami berdua sama-sama ASN yang tinggal didesa. Dengan penghasilan yang tetap setiap bulannya, kami (terutama saya sebagai istri dan bendahara di rumah kami) benar-benar mengatur keuangan agar bisa hidup 'nyaman' dan semua kebutuhan terpenuhi. Nyaman dalam arti terjaga kondisi stabil kehidupan kami dan tidak menderita karena ulah kami sendiri, misalnya besar pasak daripada tiang.

Gaji kami sudah pasti setiap bulannya, jadi kami atur agar semua kebutuhan tercukupi. Saat ini  pengeluaran rutin kami yang besar adalah pendidikan dan biaya hidup anak. Anak saya yang besar kuliah di Jogja dan yang kecil masih SMA dipondok pesantren. 

Jadi kebutuhan anak harus terpenuhi terlebih dahulu. Selebihnya uang kami kelola dengan hemat untuk keperluan dan belanja rutin serta berinfak. Selebihnya kami tabung.

Urusan menabung, kebiasaan ini sudah lama saya lakukan. Sejak saya sekolah di Taman Kanak-Kanak sampai sekarang. Alhamdulillah, kini bisa merasakan manfaat dari menabung. Saya terbiasa membeli sesuatu dari hasil tabungan dalam arti saya tidak membeli dengan kredit.

Saya juga sangat menghindari hutang, pokoknya kami hidup apa adanya. Bila ingin sesuatu, ya kami nabung dulu. Cara ini yang kami pilih. Mungkin tidak semua orang setuju dengan pilihan kami, tapi kami bahagia tidak punya cicilan, angsuran ataupun hutang.

Kami sepakat tidak membeli sesuatu yang diluar jangkauan kami. Biasanya banyak orang yang hutang di bank atau koperasi untuk memenuhi keinginannya akan barang yang akan dibeli. 

Kami pernah  melakukannya saat awal pernikahan, hutang dikoperasi. Namun, setelah itu kami tersiksa dengan angsuran yang harus kami bayar. Hidup kami menjadi tidak tenang. Sejak itu kami tidak mau berhutang lagi.

Gaya hidup sederhana juga kami ajarkan kepada anak-anak kami. Apalagi mereka semua mengenyam pendidikan pondok pesantren dimana kederhanaan diajarkan disana. Jadi hidup sederhana tidak asing bagi mereka.

 Rumah, kendaraan, handphone, pakaian ataupun lainnya milik kami juga tidak ada yang mewah (karena tidak ada yang dipakai untuk bermewah-mewah hehe.....) Semuanya biasa sesuai dengan  prinsip kebermanfaatan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun