Mohon tunggu...
Ummu Kulsum
Ummu Kulsum Mohon Tunggu... Wiraswasta - mompreneur

ingin menjadi manusia yang bermanfaat

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Lima Panduan untuk Hidup yang Lebih Bermafaat

31 Maret 2023   12:50 Diperbarui: 31 Maret 2023   13:02 932
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ramadan adalah bulan suci yang memiliki banyak keutamaan. Di dalamnya ada malam lailatul qadr yang lebih baik dari seribu bulan, juga bulan diturunkannya Al-Quran, dibukanya pintu surga dan dilipatgandakannya pahala kebaikan, juga masih banyak yang lain sehingga Ramadan dijuluki sebagai bulan yang penuh berkah. Ramadan adalah momentum yang sangat berharga, waktu yang sangat tepat untuk memperbanyak amal kebaikan dan meninggalkan perkara-perkara buruk sehingga kita bisa meraih derajat takwa. 

Namun, sebenarnya banyak momentum lain yang sering kita sepelekan, yang hadir setiap hari sepanjang kehidupan kita. Maka, jika hari-hari biasa Nabi berpesan untuk memanfaatkan sebaik-baiknya, apalagi pada bulan istimewa ini, harus lebih ditingkatkan lagi. Dalam hadits populer yang diriwayatkan oleh Al-Hakim, Nabi memberikan nasehat agar kita memanfaatkan lima perkara sebelum lima perkara dalam segala aspek kehidupan, baik urusan dunia maupun akhirat. Kelima perkara tersebut meliputi:

1. Masa muda sebelum datang masa tua

Masa muda adalah fase kehidupan dimana kekuatan dan semangat seseorang sedang berada di puncaknya. Menyia-nyiakan masa muda bagaikan sedang merencanakan kegagalan di masa depan. Selagi muda, manfaatkan untuk mengerjakan banyak hal baik dan optimalkan potensi sehingga kelak menuai kebaikan yang banyak. Inilah saatnya memperbanyak ibadah dan memaksimalkan ikhtiar untuk meraih masa depan yang gemilang.

2. Masa sehat sebelum datang sakit

Sehat adalah nikmat Allah yang paling utama setelah petunjuk atau hidayah. Sudah sepantasnya disyukuri dengan memperbanyak melakukan kebaikan, karena sakit seringkali datang tak terduga. Saat sakit, tentu kita memiliki ruang gerak yang terbatas. Jangankan untuk melakukan hal-hal besar, urusan dasar seperti makan dan minum pun seringkali penuh kendala. Rugilah orang yang membuang waktu untuk hal yang sia-sia, ketika masih memiliki kesehatan. Banyak ibadah yang membutuhkan kekuatan fisik untuk menjalankannya. Banyak mimpi yang memerlukan energi dan kekuatan untuk meraihnya. Bermalas-malasan saat sehat, sungguh kerugian yang besar.

3. Kaya sebelum fakir

Fakir adalah kondisi ekonomi yang lebih sulit dari sekadar miskin. Jika miskin didefinisikan keadaan seseorang yang memiliki pekerjaan dan harta tapi belum bisa untuk mencukupi kebutuhan hidup, maka fakir lebih parah lagi yaitu tidak memiliki pekerjaan maupun harta sehingga sudah pasti akan lebih sulit dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. 

Kaya dan miskin adalah ujian. Roda kehidupan terus berputar. Seringkali yang kaya tak selamanya kaya, dan yang miskin memiliki peluang untuk bisa kaya. Maka, kata Nabi, saat kita berada dalam kondisi ekonomi yang cukup atau bahkan berlebih, jangan sampai terlena dan gunakanlah untuk kebaikan. Dalam Islam, ada banyak kegiatan sosial ekonomi yang bisa untuk menyalurkan sebagian harta kita seperti infak, sedekah, wakaf, hibah dan lainnya. Sedangkan yang wajib tentunya adalah zakat fitrah pada Bulan Ramadan dan zakat mal bagi yang hartanya sudah masuk dalam kriteria wajib dikeluarkan zakatnya. Selain itu, menggunakan harta untuk menambah modal usaha juga sebuah kebaikan daripada digunakan untuk berjudi. 

Sebenarnya masih banyak lagi kebaikan yang bisa dilakukan seseorang ketika memiliki harta. Alangkah beruntungnya ketika kita menjadikan anugerah ini sebagai peluang besar meraih pahala, terutama saat Ramadan dimana setiap amal dilipatgandakan pahalanya. Namun, tentu saja semua hal baik, ujung akhirnya adalah untuk mendapat ridho Allah. Jangan sampai kita termasuk golongan orang yang merugi, ketika Allah memberi amanah harta di tangan kita. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun