Kiriman dari Abu Zia saat di Alaska 16/05/2022. Dokumen Pribadi.
Sore itu.  Sepulang dari mengajar  membaca Al-Qur'an privat di rumah Qonita, Izzah puteriku mengabarkan bahwa papa Qonita sudah pergi berlayar  ke Alaska, sementara mamanya yang kupanggil mbak  Iin sedang menjalani isoman  (isolasi mandiri). Ya Mbak Iin harus  berjuang melawan covid-19 tanpa suaminya di rumahnya.
Setelah menyelesaikan pekerjaan rumah, aku bergegas pergi  ke rumah mbak Iin yang lokasinya  sekitar 100 meter dari rumahku. Setelah sampai rumahnya, aku mengucapkan salam. Tak terdengar jawaban. Aku mengucapkan salam lagi. Tak terdengar jawaban. Setelah ketiga kali  mengucapkan salam  tak  mendapatkan jawaban maka aku pun pulang.
Keesokan harinya aku pergi  ke rumah Mbak Iin lagi tetapi rumahnya tutupan. Pintu pagarnya digembok. Mobilnya tidak ada. Sehingga aku pun pulang ke rumah.
Karena kesibukanku di sawah, baru beberapa pekan kemudian aku pergi ke rumah Mbak Iin.
Dengan tetap menjaga protokol kesehatan, aku menemui Mbak Iin-- mama Qonita--di rumahnya. Qodarullah kondisinya sudah membaik. Sehingga aku bisa mewawancarainya. Dan inilah hasilnya.
Mbak Iin adalah puteri  almarhumah tetangga dekatku. Mbak  Iin juga  pelanggan toko imutku.  Mbak Iin  suka beli  kaldu bubuk prebiotik, madu dan garam Himalaya yang ada di tokoku dengan uang lebih.
Sehari-hari Mbak lin hanya berkutat di seputar rumahnya. Ketika Mbak Iin jatuh sakit terserang covid, jadwal kegiatan  sehari-harinya setelah  salat Subuh adalah  membaca dzikir pagi. Lalu  membaca Al-Qur'an dan berjemur sambil  bersalawat di belakang rumahnya.
Sekitar pukul delapan Mbak Iin  minum obat herbal  seperti habbatusauda, minuman jeruk lemon dan madu serta kurma.
Setelah itu  Mbak Iin mencoba melakukan pekerjaan ringan seperti mengelap bufet dan  menyapu lantai ruang tamu, tetapi baru sekitar  sepuluh menit menyapu lantai tangan  Mbak Iin sudah tidak kuat menggerakkan gagang sapu. Mbak Iin pun menaruh sapunya dan lantas pergi ke kamarnya. Tidur beberapa saat.
Ketika adzan Zuhur, Â Mbak lin tidur bangun. Mbak Iin menunaikan salat Zuhur. Setelah itu Mbak Iin makan siang. Meskipun kurang berselera, Mbak Iin berusaha makan makanan yang ada di meja makan.