Mohon tunggu...
Azkamae
Azkamae Mohon Tunggu... Freelancer - Ibu Pembelajar

Belajar di manapun, kapan pun, dan pada siapapun

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Kinyis- kinyis Bergaji Fantastis

16 Desember 2019   15:00 Diperbarui: 16 Desember 2019   15:11 39
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemerintahan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Angin segar pemerintahan terus dihembuskan. Berbagai "gebrakan" kebijakan dikeluarkan ke publik. Tak peduli apakah kebijakan tersebut populis, atau kah hanya sekedar pesanan politis. 

Yang terbaru adalah dilantiknya staf khusus (stafsus) presiden dari kalangan millenial. Tujuh orang anak muda dengan catatan prestasi yang dinilai baik, kini berada di lingkaran istana. Mereka diminta untuk menciptakan inovasi-inovasi terbaru yang bersifat praktis yang bermanfaat bagi kepentingan bangsa. 

 Dilantiknya stafsus ini adalah diantara upaya negeri   Ketujuh anak muda yang dijanjikan haji 51 juta ini, akan bekerja secara freelance, yakni tak terikat jam kerja. Dengan catatan mereka mampu memenuhi target capaian yang telah ditentukan. 

Era 4.0 memang meniscayakan banyak penyesuaian di berbagai bidang. Sinkronisasi teknologi tak hanya merambah alat elektronik yang digunakan manusia, namun juga pada manajemen pemerintahan. Berkembangnya ide- ide baru dari kalangan anak muda memang membutuhkan tempat untuk mendapatkan apresiasi dari pemerintah.
Namun kemudian pertanyaan mengemuka:
Haruskah para anak muda mendapatkan posisi dengan gaji yang sefantastis itu? 

Pertanyaan tersebut wajar muncul, mengingat negara ini masih memiliki banyak pekerjaan rumah terkait kesejahteraan rakyat yang harus dituntaskan. Sebagai contoh masih banyak rakyat miskin yang kelaparan dan tinggal di pedalaman terpaksa memakan monyet karena tak ada lagi makanan(cnnindonesia.com). 

Di sisi lain hutang negara terus menumpuk menjadi beban tetap negara yang belum menemukan jalan keluarnya.
Saking peliknya persoalan hutang negara, hingga terkenal sindiran yang mengatakan bahwa setiap bayi yang lahir di negeri ini sudah menanggung hutang sebanyak 15 juta/jiwa. 

Menyikapi hal tersebut negara seharusnya memikirkan betul mengenai efektivitas kerja dari stafsus. Apalagi jika kemudian belum terdapat kejelasan mengenai pekerjaan apa saja yang akan mereka kerjakan. Bukankah lebih baik jika anggaran dengan jumlah fantastis tersebut digunakan untuk mencukupi kebutuhan rakyat??

Pengirim : Ummu Azka SPd
Pemerhati Kebijakan, tinggal di Serang Banten

Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun