Mohon tunggu...
Umi Rahma Afifah
Umi Rahma Afifah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Sebaik-baik manusia adalah yang bermanfaat untuk manusia lain

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Kuliah Daring Tanpa Pusing

30 November 2021   16:28 Diperbarui: 30 November 2021   16:49 59
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Sudah hampir dua tahun pandemi COVID-19 melanda dunia. Adaptasi kebiasaan baru dan protokol kesehatan sudah menjadi sahabat semenjak pandemi. Memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak, mengurangi mobilitas merupakan imbauan-imbauan yang sudah akrab terdengar di telinga. Memang tak mudah dalam menjalaninya. Namun, kita harus percaya bahwa semua itu dilakukan untuk kebaikan diri dan orang-orang di sekitar kita.      

Sebagai seorang mahasiswa, saya juga merasakan kejenuhan dalam mengikuti kuliah daring. Setiap hari hanya bisa duduk di depan layar laptop, mengikuti kuliah daring, dan mengerjakan tugas. Tidak bisa bertemu dengan teman-teman apalagi travelling ria. Jika ditanya bosan atau tidak, pasti saya jawab sangat membosankan. Apalagi ketika tugas sedang banyak, membuat laporan praktikum, presentasi, tugas kelompok, membuat video, dan lain-lain.  Pasti rasanya capek, sedih dan ingin menyerah. Lantas, apa yang harus dilakukan jika kita berada di fase tersebut? Menurut saya ada dua hal yang bisa membuat kita kembali bersemangat ketika mulai merasa lelah dan bosan mengikuti kuliah daring, antara lain :

Mengubah mindset ini penting sekali untuk dilakukan. Ibarat sebuah komputer terkadang ada masanya untuk di restart ulang agar tidak lemot. Begitu juga dengan kita, ketika sedang lelah dengan banyaknya tugas kuliah, coba sesekali untuk merenung sejenak dan menata kembali niat awal menjadi mahasiswa. Ingat-ingat kembali perjuangan untuk bisa masuk perguruan tinggi. Belajar siang malam, berdoa dengan sungguh-sungguh agar dimudahkan masuk salah satu perguruan tinggi, bahkan jatuh bangun ketika ditolak hingga akhirnya bisa diterima salah satu perguruan tinggi. Jangan lupa ingat juga perjuangan orang tua yang telah membanting tulang dan mengupayakan berbagai cara agar kita bisa kuliah. Intinya setiap ingin menyerah, coba ingat kembali masa-masa perjuangan agar kita bisa kembali meluruskan niat dan mengubah mindset kita untuk tetap semangat dan bertahan.

  • Alihkan dengan kegiatan yang positif  

Bagi sebagian orang, pandemi ini bisa membuat orang menjadi mudah stress dan depresi tak terkecuali anak-anak muda. Kita tahu bahwa anak muda itu identik dengan pribadi yang senang mencoba, energik, dan senang mengeksplorasi hal baru. Ketika pandemi datang, tentu bukan hal mudah bagi kita untuk beradaptasi. Namun di sisi lain, justru pandemi ini bisa menjadi wadah bagi kita untuk mengembangkan diri. Kita bisa menjadi anak muda kreatif dan inovatif sesuai dengan kemampuan yang kita miliki. Jika memiliki bakat desain, coba untuk membuat karya-karya hebat dan disebar di sosial media. Barang kali ada perusahaan tertarik dengan desain yang kita buat dan merekrut kita untuk bergabung. Pintar memasak, coba untuk membuat inovasi masakan, barangkali resep tersebut menjadi viral dan bisa menjadi peluang bisnis. Pintar make up, coba untuk membuat konten tutorial make up, barangkali suatu saat bisa menjadi beauty tutor di sosial media. Semua itu bisa kita dapatkan asalkan ada kemauan dan keinginan yang kuat. Selain menjadikan kita mahasiswa yang kreatif, kegiatan-kegiatan positif yang sesuai minat bakat juga bisa menjadi peluang bisnis. Tentu ketika kita menjalani dengan senang hati, maka melakukan kegiatan-kegiatan tersebut bisa menjadi refreshing tersendiri bagi kita ketika sudah lelah dengan rutinitas kuliah yang biasa dijalani dan tetap membawa manfaat bagi diri kita maupun orang lain.

Pandemi COVID-19 tidak dapat diprediksi kapan akan berakhir. Tugas kita saat ini adalah menyesuaikan diri dengan kondisi yang terjadi. Jangan terlalu memikirkan hal-hal yang negatif. Selain membuang-buang waktu dan energi, memikirkan hal-hal negatif juga berdampak pada kesehatan kita. Maka dari itu, di masa pandemi ini dekatkan diri pada Tuhan Yang Maha Esa, perbaiki gaya hidup, patuhi protokol kesehatan dan jalani apa yang menjadi kewajiban kita dengan enjoy tanpa merasa terbebani. Saya yakin ketika kita dapat menerima kondisi ini dengan ikhlas, maka sesulit apapun urusan kita akan terasa mudah karena kita ikhlas menerimanya.

 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun