Engkau Juwita, walau nestapa mendera, senyummu selalu ceria.
Dari balik jeruji, padamu aku menitipkan setia.
Simpanlah di relung kalbu terdalammu.
Menjadi perisai diri kala bisikan setan dan iblis menggodamu.
Memang tiada kan mudah bagimu.
Namun aku percaya engkau mampu.
Bukan sekali ini cobaan menimpa.
Dan kita telah melewatinya bersama.
Beginilah dinamika hidup.
Dulu aku bersinar bagai cahaya purnama dan lalu meredup.
Bagiku jabatan adalah amanah yang kuniatkan sebagai ibadah.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!