Mohon tunggu...
Umi Fitria
Umi Fitria Mohon Tunggu... Lainnya - Ordinary Me

Seorang Ibu, wanita, teman, partner yang selalu ingin membuka hati dan pikiran untuk belajar tentang hidup. visit my blog on https://www.simpelmommy.com

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Artikel Utama

ChatGPT, Kita yang Menguasai Teknologi atau Teknologi yang Menguasai Kita

2 Februari 2023   09:26 Diperbarui: 16 Februari 2023   09:00 995
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi AI (Kindel Media/Pexels.com)

Belakangan ini jagad dunia maya dihebohkan dengan munculnya bots yang dianggap bisa menjadi saingan sepadan bahkan digadang-gadang bisa melebihi kehebatan google search engine.

Karena, bot ini dibuat dengan algoritma AI (artificial intelligence) oleh OpenAI, sebuah pengembang kecerdasan buatan yang berbasis di Amerika dan tbot ini bernama ChatGPT, sebuah chatbot yang sedang naik daun.

Bahkan saat membuka website nya dan untuk sekedar free trial saja sudah mencapai maximum capacity saking banyaknya yang antusias untuk mencoba.

ChatGPT ini memang baru, namun sukses membuat CEO Google memberikan red flag dan ketar-ketir.

Bukan hanya itu, bahkan dua pendiri Google yang memang sudah lama tidak ikut bergelut langsung di korporasi, terpaksa harus “turun gunung” untuk membahas calon pesaing sang digdaya Google. 

Yah, wajar saja lah, di mana ada hegemoni dan muncul bibit-bibit yang berpotensi meruntuhkannya.

Sekuat tenaga orang atau entitas yang sudah berada di puncak piramida akan berusaha mempertahankan posisinya, hal yang umum terjadi di persaingan bisnis dan korporasi.

Kembali ke ChatGPT, bots ini sudah banyak digunakan oleh banyak orang dan ternyata tidak hanya mampu menjawab pertanyaan-pertanyaan remeh dan biasa saja.

Dia juga mampu menjabarkan jawaban dengan rinci dan detail bahkan beberapa orang yang mencoba bertanya apa yang salah dengan coding yang mereka buat, bots ini bisa menganalisa dan memberikan struktur coding yang benar hingga melakukan debugging

Wow, bahkan programmer pun bisa geleng-geleng kepala bila melihat ini, hehe. 

Tidak hanya di dunia coding dan programming, bot ini juga bisa membuat artikel, tulisan, script dan beberapa aktifitas kreatif lainnya.

Itu membuat banyak content creator maupun mereka yang menggeluti dunia kreatif juga senang sekaligus khawatir bahwa dominasi bot ini bisa mengancam masa depan para creative thinker.

Paradoks teknologi

Bila dunia kreatif dikuasai oleh AI, katakanlah sebagai contoh seorang penulis atau blogger yang tadinya harus menghabiskan banyak waktu untuk menggali ide dan merangkai susunan kata sudah beralih menggunakan AI.

Maka dia sudah tidak perlu repot-repot memikirkan ide atau kerangka tulisan bahkan tidak perlu lagi susah–susah mengetik karena dengan instruksi untuk membuat artikel dengan tema tertentu.

Oleh karena itu, maka tidak perlu menunggu lama bot ini akan menyuguhkan pesanan artikel kita sesuai berapa banyak kata yang kita inginkan, impressive

Bayangkan bila ini tidak hanya terjadi dan dilakukan di dunia tulis menulis, namun di sektor lain seperti design, art dan industry kreatif lainnya, lama-lama pekerjaan manusia benar-benar bisa digantikan oleh AI.

Namun, segala sesuatu di hidup ini memang tidak lepas dari paradoks, saat teknologi berkembang pesat dan AI bahkan bisa mengambil alih tugas manusia yang berpikir.

Pertanyaannya apakah nantinya kita yang menguasai AI ataukah AI yang menguasai kita? 

Kembali ke studi kasus penulis tadi, apakah sama karya yang dihasilkan oleh buah pikiran manusia dengan segala gejolak emosinya dengan bots yang mungkin berlandaskan pada kecepatan dan keakuratan mengkurasi data yang tersebar di dunia maya? 

Dan yang terpenting lagi apakah Google sang penguasa akan membiarkan chatGPT semakin liar sehingga banyak konten – konten yang mengisi jagad maya sudah bukan lagi autentik dari human made melainkan pekerjaan AI?

Karena jelas hal ini akan sangat bertentangan dengan prinsip Google yang mengedepankan originalitas karya, bukan plagiarisme. 

Well, kita lihat saja ke depan, apakah chatGPT akan semakin berkuasa dan meruntuhkan kedigdayaan Google, atau justru Google akan membuat AI tandingan untuk meredam gejolak ini?

Sepertinya kita benar-benar akan melihat babak baru di dunia kecerdasan buatan dan apakah mereka betul-betul justru bisa mengalahkan kecerdasan manusia itu sendiri? 

Karena ironisnya, saat kita sebagai creative thinker sudah menyerahkan kemampuan ini dan menggantungkannya pada bots dan AI, maka RIP creativity, tidak akan lahir lagi karya-karya original hasil buah pikir manusia karena semua sudah menyerah kepada teknologi.

Note: saya tidak menggunakan chatGPT ataupun AI platform lainnya saat menulis ini ya, jadi tulisan ini asli buatan manusia, hehe.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun