Mohon tunggu...
Aha DM
Aha DM Mohon Tunggu... Karyawan Swasta -

Sang Pembual

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Duka Lombok

20 Agustus 2018   13:51 Diperbarui: 20 Agustus 2018   14:09 203
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://www.bbc.com/indonesia/indonesia-45237703

Tunggang langgang lampaui rintang
Sedetik, dua detik
Jantung dipompa kencang
Tangis, takut, jatuh
Kemana hendak berlindung?

Panas seluruh tanah
Tiga, empat, lima rumah rubuh
Dimana lagi tempat teduh?
Komat-kamit bibir menyibak tabir
Pertanyakan bumi meniti akhir

Bergetar lagi kesekian kali
Sentuhan Tuhan di pulau surga
Mengusik jiwa perindu keabadian
Bahan guncing pendekar kemanusiaan
Sorotan dunia di balik gemerlap pesta pora

Layar-layar bertebar bela sungkawa
Layangkan semoga sepenuh keikhlasan
Pena-pena menari ria lukiskan duka
Mengguncang mata alirkan kepedihan
Percayalah ....
Tiada tangan tak tergerak untuk Lombok tercinta.


Aha DM
Magelang, 20 Agustus 2018

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun