Mohon tunggu...
Umar Robbani
Umar Robbani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Hobi menulis dan membaca mengenai disiplin ilmu pengetahuan khususnya di bidang Sains, Teknologi, dan Keuangan.

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

Tips Kelola Keuangan agar Hidup Lebih Aman

26 April 2023   02:21 Diperbarui: 13 Agustus 2023   13:53 246
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Source: quotefancy.com

Apa itu Mengelola Keuangan?

Yaitu mengatur arus masuk dan keluarnya uang, salah satu cara efektinya ialah membangun anggaran dalam jangka waktu tertentu, misal dalam sehari, sebulan, setahun, atau sesuai dengan apa yang nyaman buat kita. 

Tujuan daripada anggaran keuangan bukanlah memaksa dan membuat orang terkekang, namun justru membuat hidup menjadi lega dan berkualitas serta lebih terjaga dari segala pemikiran buruk dan kotor yang berpotensi mengganggu.

Mengapa Anggaran Keuangan Diperlukan?

Dalam sehari, kita menggunakan uang sebagai sarana pertukaran untuk memenuhi kebutuhan dan sebagian keinginan kita. Banyak yang mendambakan uang banyak demi memenuhi segala keinginan imajinasinya. Manusia pun senantiasa berusaha untuk mendapatkan uang lebih banyak demi memenuhi standar hidup masing - masing.

Namun pada kenyataannya, banyak yang teledor dalam mengelola keuangan yang bahkan kebiasaan buruk tersebut sudah dibangun sejak muda. Hal ini sangat riskan sekali mengingat bahwa perkara uang bukanlah hal yang ringan, banyak masalah hidup mulai dari yang kecil hingga tingkat kenegaraan pun mestilah ada yang seputar uang dan ekonomi. Di dunia akademik pun relatif jarang sekali atau bahkan mungkin sama sekali tidak diajarkan bagaimana cara mengelola keuangan supaya aman.


Di sinilah peran anggaran sebagai ambang batas yang ditetapkan untuk memagari arus pengeluaran, juga sebagai pengingat mengenai apa saja yang kita beli dalam sehari, sebulan, atau bahkan setahun. 

Dalam agama kita diajarkan senantiasa mengingat Tuhan agar selalu terjaga dari perbuatan dosa, dalam moral kita pun harus juga mengingat etika dan aturan dalam bertindak agar martabat dan kestabilan antar sesama terjaga, maka dalam keuangan pun harus ada pagar pengingat sudah seberapa besar pengeluaran kita agar selalu waspada terhadap kebocoran kas tak terduga.

Cara Mudah Mengelola Keuangan

Sejatinya, mengelola keuangan mudah secara praktis. Arus kas yang diperlukan untuk menjaga keuangan supaya tidak bocor pun mudah. Faktor psikologislah yang sangat mempengaruhi keuangan kita selama ini (banyak sekali orang menunda pekerjaan karena dirasa mudah kan? Nah keuangan pun demikian.

Praktisnya, kita dapat mencatat pemasukan dan pengeluaran kita pada buku, catatan di gadget, atau bahkan di aplikasi keuangan yang banyak tersedia di beragam platform (Sbobet). 

Tiada yang memahami kondisi keuangan kecuali individu yang memegang uang itu sendiri, maka kita sebagai pelaku keuangan harus begitu faham secara rasional apa yang kita butuhkan dan inginkan. Catat segala pemasukan, kemudian pertimbangkan apa saja kebutuhan yang akan dibeli misal dalam sebulan, lalu anggarkan maksimum pengeluaran dalam sebulan.

Bagaimana dengan kebutuhan mendadak? Di situ justru gunanya anggaran, dengan kita membagi secara proporsional anggaran misal yang untuk dipakai dan yang untuk ditabung, memudahkan kita untuk menjaga, senantiasa tahu, dan memonitor arus keuangan kita, ini memudahkan kita dalam menabung yang dimana salah satu fungsinya ialah dipakai dalam keadaan darurat.

Faktor Psikologis Umum yang Mempengaruhi Keuangan

Banyak yang terlena ketika banyak uang, seperti ilusi wortel yang digantung di depan keledai, keledai akan terus mengejar wortel yang tidak akan pernah ia dapatkan. Semakin besar uang yang dipunya, semakin tinggi ilusi dan imajinasi manusia dalam berkeinginan, ini salah satu sebab utama kebocoran besar terjadi dalam manajemen keuangan yang kemudian menyesal belakangan.

Rezeki memang sudah diatur, tapi bukan berarti kita begitu saja bablas menggunakan rezeki yang telah diberi. Justru karena kita tidak tahu seberapa besar rezeki kita di kemudian hari lah yang seharusnya membuat kita waspada dalam mengelolanya. Mati pun sudah ditentukan, namun bukan berarti kita bisa selonjoran di tengah jalan tol yang tengah ramai dengan alasan tersebut bukan?.

Banyak juga terlalu tergesa - gesa dan terlalu takut, membeli hal - hal diluar kebutuhan untuk menjaga segala secara terburu - buru. Hal itu memang bagus, namun harus juga disesuaikan dengan besarnya pemasukan yang diperoleh agar tidak timpang.

Banyak orang yang langsung begitu saja habiskan uangnya misal untuk beli properti atau invest lalu disisakan hanya sedikit atau bahkan tidak sama sekali karena ingin aman secara finansial, padahal dia sendiri tidak tahu secara pasti masalah apa yang akan terjadi suatu hari nanti, bagaimana jika ia tidak punya cash disaat darurat sedang kasnya lebih dahulu terkuras memenuhi ketakutannya? Amsyong jadinya kan.

Tidak Semua Orang Kondisinya Serupa

Kembali lagi, saran saya ini boleh jadi memang tidak tepat untuk semua kalangan dan bersifat dinamis menyesuaikan zaman. Inti daripada tulisan saya ini pun hanyalah berupa saran yang tidak wajib diikuti oleh para pembaca yang budiman. Tulisan ini didasari oleh pengalaman seorang anak zaman yang tidak sungkan untuk berbagi sedikit ilmu dan wawasan.

Tulisan ini sangat terbuka untuk dikoreksi dan semoga bermanfaat.

Sumber: Buku Richdad Poor Dad - Robert Kiyosaki dan pengalaman pribadi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun