Pertanyaannya: Apakah benar nilai kita terletak di sana?
Saya pernah mendampingi seseorang yang kehilangan pekerjaannya. Awalnya ia merasa hancur, karena baginya bekerja adalah satu-satunya bukti bahwa ia "berguna". Tapi setelah melewati proses panjang, ia menyadari: bahkan tanpa pekerjaan pun, ia tetap seorang manusia yang bisa memberi makna --- lewat senyum, doa, perhatian kecil, atau apa pun yang ia lakukan dengan tulus.
Kadang kita lupa: nilai kita bukan pada apa yang melekat, tapi pada siapa kita ketika semua itu lepas.
Jika Semua yang Lama Sudah Usai
Bayangkan jika semua yang kamu genggam akhirnya benar-benar lepas. Tidak ada lagi status, peran, bahkan identitas yang selama ini kamu bangun. Memang menakutkan. Tapi bukankah di saat yang sama, itu juga bisa menjadi kebebasan?
Karena ketika sesuatu berakhir, sering kali itu adalah pintu untuk memulai kehidupan yang baru. Pertanyaannya: bentuk kehidupan seperti apa yang benar-benar kamu inginkan?
Bukan kehidupan yang "terlihat baik di mata orang", melainkan kehidupan yang benar-benar selaras dengan jiwamu.
Apakah itu hidup yang lebih sederhana?
Apakah itu hidup yang lebih damai, meski tanpa banyak pengakuan?
Atau hidup yang lebih bebas, di mana kamu tidak lagi terikat pada citra yang harus kamu jaga?
Hidup baru itu tidak harus radikal. Kadang hanya berarti cara pandang baru: tidak lagi menggantungkan makna hidup pada hal-hal di luar dirimu.
Duduk Bersama Pertanyaan
Tulisan ini tidak menawarkan jawaban instan. Justru sebaliknya, ia mengajakmu untuk duduk bersama pertanyaan. Karena ada pertanyaan yang tidak perlu buru-buru dijawab, melainkan perlu didengarkan hingga ia membisikkan kebenarannya dari dalam dirimu sendiri.
1. Apa yang membuatmu merasa sangat terganggu dengan masalah ini?