Ranti menghela napas panjang. "Berapa kali kamu tidak memenuhi panggilan kerja dari perusahaan yang sudah kamu lamar?" tanyanya lagi, suaranya semakin tegas.
"Beberapa kali," gumamku pelan.
"Tahu nggak? Sikapmu itu membuat ibumu sedih. Jangan egois hanya memikirkan dirimu sendiri!" bentaknya, suaranya menggema di ruang makan.
Mendengar kata-katanya, aku terdiam. Hatiku terasa tersentuh, namun aku masih mencoba mencari alasan. Setelah beberapa saat, aku akhirnya berkata, "Iya... aku akan berangkat untuk memenuhi panggilan kerja. Tapi, kamu harus ikut denganku."
"Kapan kamu berangkat?" tanyanya.
"Akhir bulan."
"Kerja di mana?"
"Di Palu, Sulawesi."
Ranti mengangguk pelan. "Nanti aku akan bicara sama ibu. Aku ikut denganmu. Aku belikan tiket pesawat untuk kita berdua."
"Terus pekerjaanmu di sini bagaimana?" tanyaku khawatir.
"Dirimu tidak usah mikirin aku. Aku tahu apa yang terbaik buat diriku," jawabnya mantap, sambil tersenyum tipis.