Mohon tunggu...
Rofikul Umam
Rofikul Umam Mohon Tunggu... -

Teknik Pertambangan Institut Teknologi Bandung

Selanjutnya

Tutup

Politik

Cinta Dahlan Iskan Kepada Negaranya Berbalas Tangan Hukum

24 April 2017   20:37 Diperbarui: 25 April 2017   07:00 206
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dahlan Iskan

Pak Dahlan Iskan divonis 2 tahun. Dua tahun untuk semua yang telah dilakukan bagi negeri ini.

Negeri ini tak pernah memberi apa-apa kepada Dahlan Iskan. Dia tidak seperti banyak anak bangsa yang di sekolahkan dan mendapat beasiswa  ke luar negeri dan pulang-pulang mengantre kemapanan, alih-alih membangun negeri.

Dia terlahir dengan kemiskinan ekstrem. Kondisi yang siapapun bisa memikirkan bahwa pendidikan adalah kemewahan dan bukanlah hak asasi. Tapi, dia bisa bangkit tanpa terjebak melankolia menjadi orang susah, memperjuangkan pendidikan, melihat sesuatu dari sudut yang semata-mata positif, mempelajari apa saja dengan riang gembira.

Dahlan Iskan yg saya suka adalah manusia pembelajar. Dia suka belajar apa saja dan mengekspos dirinya sendiri ke macam-macam tantangan. Manusia tipe A yang tidaksetiap saat bisa kamu temui dalam zamanmu. Dia adalah mesin pompa harapan. Mataair inspirasi yang tidak pernah kering. Dia memiliki kualitas yang langka: mengubah besi menjadi emas.

Saat terbaring di sebuah rumah sakit di Tiongkok karena sakit parah yang dideritanya, dia mengubah brankarya menjadi kursi belajar, yang dari sana dia bisa mendatangkan guru bahasa. Dia mungkin menteri dalam kabinet pemerintahan lalu dan bakal calon presiden yang tamatan Aliyah yang menguasai banyak bahasa dunia: Arab, Inggris, Tiongkok, dll.

Sepulangnya dari negeri itu, dia mendapatkan kehidupan keduanya yang memberinya kekuatandan pencerahan bahwa hidupharuslah bermanfaat untuk bangsa dan negara. Saat diadiminta untuk mengabdi, dia menyanggupinya dengan kepatuhan dan kekuatan nyarisseperti kuda pacu. 

Dia bekerja hingga larut malam dan memulai dari lebih pagi dari pejabat manapun di republik ini. Dia mengejar pesawat pagi, siang, sore dan malam untuk bisa hadir di tempat-tempat tugasnya, berjalan kaki menembus hutan-hutan di Papua, berjalan kaki di Havana Bima, mendaki gunung-gunung di Sumatera dan Jawa, menginap di mana saja dia bisa diterima, memuji apapun makanan tuan rumah yang dihidangkan untuknya, tidur di tempat manapun dia bisa tertidur.

Dia merintis mobil lustrik. Membiayai dari kantongnya sendiri. Menggaji para pembuatnya dari gaji menterinya. Dia melakukan pengujian sendiri, yang membuat nyawanya nyaris melayang, tanpa membuatnya kapok untuk melakukannya lagi karena menurutnya inilah teknologi mobil di masa depan yang harus dimiliki Indonesia. 

Demi Indonesia. Semua dilakukan demi negerinya.

Tapi semua itu sia-sia. Cinta Dahlan Iskan kepada negaranya adalah cinta, yang bukan saja bertepuk sebelah tangan, tetapi berbalas tagan hukum. Dia diperkarakan, para enginer mobil listriknya di tangkap, kelak bertahun-tahun kemudian apa yang dikatakannya benar. Thailand kini telah menasbihkan diri sebagai pusat pengembang mobil listrik di Asia Tenggara.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun