Pernah merasa sulit konsentrasi karena kelas terlalu bising? Atau justru merasa suasana yang terlalu sunyi malah bikin kantuk? Setiap orang punya gaya belajar yang berbeda, termasuk dalam memilih lingkungan belajar yang paling nyaman. Ada yang justru bisa fokus saat di tempat ramai misalnya di ruang keluarga dengan televisi menyala sementara yang lain hanya bisa maksimal saat belajar di tempat sunyi seperti kamar atau perpustakaan.
Perbedaan ini sangat wajar. Setiap individu merespons lingkungannya secara berbeda. Maka dari itu, bukan soal mana tempat yang lebih baik, tapi lebih kepada apakah tempat tersebut bisa mendukung kenyamanan dan konsentrasi belajar kita. Mengenali kebutuhan diri dalam hal ini adalah langkah awal menuju proses belajar yang efektif dan menyenangkan.
Apa Itu Lingkungan Belajar?
Lingkungan belajar adalah segala aspek fisik, sosial, dan psikologis yang membentuk suasana tempat belajar berlangsung. Ini meliputi ruangan, pencahayaan, kebersihan, suasana sosial, hingga interaksi dengan guru dan teman. Lingkungan belajar yang mendukung mampu memfasilitasi pemahaman, perkembangan keterampilan, dan perubahan sikap secara positif.
Sebuah konsep menarik yang dikenal sebagai inviting classroom atau “kelas yang mengundang” menunjukkan bahwa lingkungan belajar yang baik mampu menarik siswa untuk terlibat aktif. Jika ruang belajar terasa menyenangkan dan sesuai dengan kebutuhan siswa, maka proses belajarnya pun akan lebih bermakna.
Dalam praktiknya, ada dua tipe ekstrem lingkungan belajar yang sering dibandingkan: kelas yang ramai dan penuh interaksi, serta kelas yang sunyi dan fokus. Kelas ramai sering kali dianggap lebih hidup karena adanya diskusi, tanya jawab, dan pertukaran gagasan. Bagi pelajar yang menyukai suasana dinamis, kondisi seperti ini justru membangkitkan semangat belajar.
Namun, kelas yang tenang juga memiliki keunggulan. Suasana sunyi membantu pelajar yang membutuhkan fokus dan konsentrasi tinggi untuk menyerap materi. Minimnya gangguan eksternal membuat proses belajar jadi lebih dalam dan efisien. Keduanya memiliki kelebihan dan kekurangan, dan efektivitasnya sangat bergantung pada gaya belajar masing-masing individu.
Kelebihan dan Kekurangan Belajar di Tempat Ramai
Kelebihan:
•Meningkatkan semangat lewat interaksi sosial
•Cocok untuk belajar kelompok dan diskusi
•Memicu ide-ide baru dan melatih keterampilan komunikasi
Kekurangan:
•Banyak distraksi sehingga sulit fokus
•Tidak cocok untuk materi yang membutuhkan konsentrasi tinggi
•Bisa melelahkan secara mental bagi pelajar introvert
Kelebihan dan Kekurangan Belajar di Tempat Sunyi
Kelebihan:
•Mendukung konsentrasi dan pemahaman yang lebih dalam
•Cocok untuk tugas-tugas individu yang sulit
•Minim gangguan dan mendorong refleksi pribadi
Kekurangan:
•Kurang stimulasi sosial, bisa terasa membosankan
•Tidak ideal untuk diskusi atau kerja kelompok
•Bisa membuat suasana belajar terasa kaku
Adapun hubungan gaya belajar dan lingkungan Menurut De Porter (2009) dalam Quantum Learning, gaya belajar dibagi menjadi tiga: Visual, Auditori, dan Kinestetik. Gaya belajar ini turut memengaruhi kecocokan seseorang terhadap tipe lingkungan belajar.
•Visual: Lebih mudah memahami dengan tampilan visual, seperti gambar, grafik, atau demonstrasi langsung.
•Auditori: Lebih cepat menyerap informasi melalui suara, diskusi, atau penjelasan lisan.
•Kinestetik: Belajar lewat aktivitas fisik, gerakan, dan sentuhan.
Jadi, seseorang yang lebih auditori mungkin lebih nyaman belajar di lingkungan yang interaktif, sementara pelajar visual atau kinestetik mungkin lebih cocok dengan ruang yang lebih tenang dan terstruktur.
Penelitian dalam bidang psikologi kognitif menunjukkan bahwa suara bising dapat menurunkan daya ingat jangka pendek, khususnya saat seseorang sedang mempelajari hal baru. Ketika otak terlalu banyak bekerja menyaring gangguan, kemampuan untuk menyimpan informasi menjadi menurun.
Dalam pandangan Howard Gardner, pakar pendidikan dan penggagas teori kecerdasan majemuk, sangat penting untuk menyesuaikan lingkungan belajar dengan kebutuhan individu. Setiap pelajar punya preferensi yang unik, dan tugas pendidik adalah membantu menciptakan ruang yang sesuai agar semua anak bisa belajar dengan optimal.
Ada juga tips untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan belajar karena kita tidak selalu bisa memilih tempat belajar ideal, penting untuk tahu cara beradaptasi:
1.Kenali gaya belajar sendiri – Apakah kamu lebih fokus di tempat sunyi atau ramai?
2.Atur ruang belajar – Pastikan cahaya cukup, ruangan bersih, dan tempat duduk nyaman.
3.Gunakan alat bantu – Jika bising, pakai headphone peredam suara atau musik instrumental.
4.Buat jadwal belajar tetap – Konsistensi membuat otak lebih mudah masuk ke mode fokus.
5.Latih fleksibilitas – Belajar adaptif membuat kita tetap produktif meski di tempat yang kurang ideal.
Yang paling penting untuk diingat: tidak ada satu cara belajar yang cocok untuk semua orang. Kita semua punya ritme, kebutuhan, dan respons yang berbeda terhadap lingkungan. Maka daripada meniru metode orang lain, lebih baik temukan dan ciptakan suasana belajar yang paling cocok untuk dirimu sendiri.
Apakah kamu butuh ketenangan mutlak, interaksi aktif, suara musik pelan, atau suasana alam terbuka yang terpenting adalah bagaimana kamu bisa merasa nyaman, fokus, dan benar-benar memahami apa yang kamu pelajari.
Belajar adalah pengalaman personal. Dan memahami dirimu sendiri adalah kunci menuju keberhasilan.
Sudahkah kamu mengenali lingkungan belajar terbaik versimu?
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI