Mohon tunggu...
Ullya Vidriza
Ullya Vidriza Mohon Tunggu... Dosen - Dosen UPN Veteran Jakarta

Dosen pemula yang mencoba membuat karya tulis yang baik dan bermanfaat.

Selanjutnya

Tutup

Money

"Upaya Pemberdayaan Bisnis" dalam Life in Color Talkshow

10 Maret 2021   20:37 Diperbarui: 10 Maret 2021   21:14 293
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Life in Color Talkshow 2/idnpos.com

Pada hari Selasa, 3 maret 2021 telah disiarkan secara live melalui youtube, sebuah talkshow yang diadakan masih dalam rangkaian acara Diesnatalis Fakultas Ekonomi Dan Bisnis (FEB) UPN Veteran Jakarta yang ke-28 dengan tema "Life In Color Creative Industry Goes From Campus" dalam rangka "Upaya Pemberdayaan Bisnis", tenaga pendidikan, dan perbankan dalam mendorong pemulihan ekonomi di masa vaksinasi Covid-19. 

Talkshow ini dipandu oleh Jihan Zannah Fashia dan Indri A. Juliannisa yang merupakan dosen dari FEB UPN Veteran Jakarta, dengan menghadirkan narasumber-narasumber yang menemani para pendengar. Narasumber -narasumber tersebut di antaranya Bapak Teguh Yudo Wicaksono dari Mandiri Institute, Dr. Jubaedah, Se.,MM selaku Wakil Dekan FEB UPN Veteran Jakarta, dan juga pelaku UMKM yang diwakili oleh Ibu Lina, dari Lina Cake, dan Shaumi dari Tantri Kitchen.

Menurut Bapak Teguh Yudo Wicaksono selaku ekonom dari Mandiri Institute, krisis yang saat ini tengah kita hadapi berbeda dengan krisis sebelumnya. Krisis kali ini sangat berdampak kepada perusahaan besar, terlebih perbankan. Saat ini kita sedang menghadapi krisis kesehatan sejak penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) pada Maret 2020 lalu, Covid-19 cukup berdampak besar bagi perekonomian di Indonesia, terutatama pada sektor real/UMKM yang mengakibatkan omzet turun lebih dari 50% pada sekitar 60-70 %. Hal ini diakibatkan karena adanya pembatasan aktivitas dan dari sisi masyarakat juga masih takut melakukan aktivitas secara normal sehingga hal ini berdampak pada omzet yang diperoleh yang menurun dibanding sebelum adanya Covid-19.

Dari segi perbankan dimana masyarakat yang lebih memilih menyimpan pendapatannya sendiri dari pada ditabung ke bank. Bagi para pelaku UMKM sendiri, lebih banyak yang mengajukan kredit ke bank dan mengalami kesulitan membayar cicilan dan bunga di bank. Pada tahun 2020, pemerintah memberikan dana support atau dana bantuan kepada UMKM sebesar Rp127,74 triliun dalam bentuk subsidi bunga, hingga restruksi dana ke bank-bank nasional. Support ini ditujukan untuk memberikan keringanan kepada UMKM untuk membayar cicilan pokoknya selama enam bulan tanpa perlu mengajukan jaminan. Oleh karena itu, bantuan hanya diberikan kepada UMKM yang termasuk ke collectibilitas satu dan dua, yaitu mereka yang diperkirakan akan mampu tepat membayar cicilan dan bunga di bank.

Menurut penelitian yang telah dilakukan, ternyata ada klaster atau ada sektor-sektor tertentu yang sangat terkena dampak dari adanya covid-19. Contohnya ada restoran dan hotel. Sementara di sektor lain seperti telekomunikasi yang melakukan service tidak secara langsung atau tidak perlu bertemu dengan costumers tidak terlalu berpengaruh besar terhadap pandemi. Pada masa kini perbankan lebih bekerja secara defensive yaitu dengan cara lebih memilah-milah lagi untuk memberikan kredit kepada UMKM yang akan bertumbuh dan mempunyai potensi baik untuk kedepannya. UMKM akan lebih mudah bertahan apabila tidak ketinggalan teknologi atau dapat memanfaatkan teknologi lebih baik maka dari itu dari sisi perbankan juga memberikan bantuan pemahaman tentang teknologi yang dapat dimanfaatkan kembali.

Ibu Dr. Jubaedah, SE.,MM. Selaku wadek III UPN "Veteran" Jakarta menyampaikan bahwa di Ekonomi dan Bisnis terdapat mata kuliah wajib tempuh bagi seluruh mahasiswa yaitu mata kuliah mengenai entrepreneurship atau biasa kita sebut dengan mata kuliah kewirausahaan. Dari mata kuliah ini, diharapkan setelah lulus mahasiswa tak hanya menjadi pencari kerja, namun juga menjadi pemberi pekerjaan. Mulai dari membuat business plan, mengelola Sumber Daya Manusia (SDM), hingga megelola keuangan akan dipelajari di mata kuliah ini. Kelas kewirausahaan juga akan membentuk mahasiswa untuk membuat suatu proposal, yaitu Program Kreativitas Mahasiswa (PKM). PKM ini bersifat wajib bagi seluruh mahasiswa. Di Fakultas Ekonomi dan Bisnis sendiri, PKM menjadi persyaratan ketika mahasiswa ingin menempuh mata kuliah skripsi. Selain itu Fakultas Ekonomi dan Bisnis juga  memiliki inkubator bisnis yaitu EDC (Enterprise Development Center) yaitu kelompok studi mahasiswa yang membina hardskill dan softskill para mahasiswa yang memiliki bisnis. EDC sendiri banyak melakukan pelatihan seperti workshop, mencari peluang dana hibah untuk mengembangkan bisnis mereka. Fungsi program ini adalah untuk mengimplementasikan ilmu-ilmu yang telah dipelajari di kampus pada UMKM. Pada program EDC ini juga akan diajarkan mengenai strategi bersaing yang bermanfaat bagi pelaku UMKM.

Sedangkan menurut Ibu Lina dari UMKM Lina Cake,  Semenjak munculnya Covid-19 di Indonesia, pada awal Maret 2020 lalu ada beberapa tantangan yang Ia hadapi seperti barang kosong dari distributor dikarenakan tidak ada pengiriman dari pabrik dan pengurangan jumlah karyawan serta harga bahan-bahan kue mulai fluktuatif kadang naik-turun. Akhirnya, sejak pandemi ini UMKM Lina Cake memutuskan untuk belanja grocery di online shop yang dikirim melalui aplikasi ojek online. Beliau juga berpendapat bahwa UMKM tidak bisa fighter sendiri melainkan perlu adanya kolaborasi, seperti yang ada dilingkungan usahanya yaitu adanya komunitas bernama usaha beijing mandiri. Selain itu, wujud nyata bantuan dari pemerintah yang dapat dirasakan sebagai pelaku bisnis antara lain adanya pelatihan dari pemerintah daerah yang mendatangkan grup untuk sharing tentang UMKM dan semangat membangun jiwa bisnis dari ilmu-ilmu baru yang didapatkan.

Shaumi yang merupakan mahasiswa yang mengelola UMKM Tanti Kitchen yang memulai bisnis makanannya ketika awal mula pandemi Covid-19 ada di Indonesia juga merasakan adanya dampak dari pandemic ini terhadap usahanya. Menurut Shaumi, jika suatu UMKM tidak mengalami penaikan penjualan, ada sesuatu yang salah dan hal yang belum tepat. Strategi yang dijalankan olehnya jika mengalami stagnansi yaitu mencari berbagai cara agar dapat meningkatkan omset. Seperti halnya, saat Tanti Kitchen ingin mencari pelanggan baru. Cara yang digunakan ialah dengan mencoba endorse gratis kepada Influencer di Instagram. Menurutnya, hal itu dapat mempengaruhi penjualannya dalam meningkatkan omset. Ide-ide baru juga tidak luput dari pikiran owner Tanti Kitchen itu sendiri. Shaumi selalu mencoba dan mencari tahu berbagai resep untuk menghasilkan makanan yang enak dan pas agar  dapat dijadikan sebagai menu baru. Sehingga nanti usahanya masih dapat bertahan dan bersaing dalam kondisi apapun.

Begitulah beberapa solusi yang dibahas dari talkshow ini yang berkaitan dengan "Upaya Pemberdayaan Bisnis" di masa pandemic Covid-19, baik dari segi pemerintah ataupun stackholder yang dapat memberikan dana bantuan atau kredit kepada UMKM, serta civitas akademika dari Universitas yang dapat membatu dengan Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) untuk pemberdayaan UMKM, serta kemandirian dari UMKM untuk mempelajari teknologi dan e-commerce demi menaikan omsetnya. Adapun acara lengkapnya dapat di saksikan pada chanel YouTube di bawah ini, semoga dapat memberikan inspirasi bagi pelaku usaha terutama UMKM dalam Upaya Pemberdayaan Bisnisnya.


Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun