9. Â Â Menerima perbedaan -- Ia nyaman hidup di tengah keberagaman dan tidak mencari jalan pintas yang hanya menguntungkan dirinya. Keanekaragaman pandangan dan latar belakang justru menjadi kekuatan untuk menemukan solusi yang lebih baik.
10. Â Memberdayakan orang lain -- Ia berbagi kepercayaan, pengetahuan, dan pengalaman untuk menumbuhkan potensi pengikut. Pemimpin sejati tidak hanya memimpin, tetapi juga melatih orang lain agar mampu memimpin.
11. Â Seimbang dalam logika dan emosi -- Ia menyentuh hati sekaligus menggerakkan pikiran, dengan teladan sebagai penguatnya. Perpaduan rasionalitas dan empati membuat kepemimpinan lebih manusiawi dan efektif.
12. Â Mencetak pahlawan -- Ia tidak mencari popularitas pribadi, melainkan melahirkan pemimpin-pemimpin baru. Ukuran keberhasilan kepemimpinannya bukan pada seberapa besar dirinya dikenal, tetapi pada seberapa banyak orang yang tumbuh karena pengaruhnya.
Great leaders create more leaders, not followers. --- Roy T. Bennett
13. Â Bijak mendelegasikan -- Ia tahu membedakan hal yang harus ia tangani sendiri dengan yang bisa dikerjakan orang lain demi pertumbuhan bersama. Delegasi bukan pelepasan tanggung jawab, melainkan kepercayaan yang memberi ruang orang lain berkembang.
14. Tangguh dalam tekanan -- Ia tetap teguh memegang prinsip dan menjaga arah ketika menghadapi tantangan, kritik, atau godaan. Keteguhan ini membuat pengikut merasa aman, karena mereka melihat pemimpinnya tidak mudah goyah oleh situasi atau opini yang berubah-ubah.
Daftar ini dapat menjadi lebih panjang, namun kiranya ini cukup menunjukkan seperti apa itu kepemimpinan yang melayani: ia bersifat membangun, memberdayakan, dan menghidupkan orang lain. Kepemimpinan semacam ini bukanlah jalan instan, melainkan proses panjang yang menuntut kerendahan hati, konsistensi, serta keberanian.
Pada akhirnya, pemimpin yang melayani bukan hanya menghasilkan pencapaian, tetapi juga meninggalkan warisan berupa manusia-manusia yang lebih kuat, matang, dan siap meneruskan tongkat estafet kepemimpinan di masa depan.
"Pemimpin yang melayani tahu bahwa kekuatan sejatinya bukan pada berapa banyak orang yang mengikutinya, tetapi pada berapa banyak orang yang bertumbuh karenanya."
Catatan:Â Diadaptasi dari tesis penulis: "... Kepemimpinan yang Melayani..." hal. 45-46