Mohon tunggu...
Ulin Nuha
Ulin Nuha Mohon Tunggu... Buruh - Goes Ulien

I LOVE NGETRIP

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Kisah Nyata Penuh Hikmah Perjalanan PMI Ke Luar Negri

28 Juni 2019   17:49 Diperbarui: 29 Juni 2019   14:12 40
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto hanya sebagai hiasan

Kisah Nyata Penuh Hikmah Tentang Perjalanan PMI Ke Luar Negri
Saya adalah salah satu pekerja migran Indonesia di Malaysia, biasanya temen-teman  manggil saya Goes ulien. Saya berasal dari salah satu pulau yang ada di Indonesia, yaitu pulau Jawa bagian tengah yang tempo dulu menganut suku samin, oke dah teman-teman saya akan mulai . Di coretan ini saya akan tuliskan kisah nyata saya mulai menjadi anak rantau di negri jiran Malaysia ini,
      Pada masa itu,tepatnya empat tahun yang lalu, saya di ajak oleh seseorang yang masih saudara dari orang tua, dia ajak saya untuk merantau ke negri jiran (Malaysia) yang dia bilang tidak lama, hanya beberapa bulan saja, kurang lebih empat bulan saja. Setelah saya musyawarah dengan orang tua, ahirnya orang tua mengizinkan saya untuk merantau, karena cuma beberapa bulan di negri jiran.
    Ahirnya sampailah waktunya untuk keberangkatan, saya pun berangkat dengan rasa gembira dan sejuta harapan, berangkat bersama  saudara dan delapan orang  yang kurang begitu kukenal tapi masih satu tujuan(Malaysia). Di antara saya dan Sembilan yang lainya ada juga penyalur tenaga kerja dari indonesia ke Malaysia (agen). Saya dan temen-teman di berangkatkan dari  surabaya airpot (juanda) jurusan penerbangan Jakarta, dari airport Jakarta kami transit untuk tujuan Riau, Pekanbaru. Sesampainya di airpot Riau saya dan kawan-kawan di jemput oleh agency  untuk di antar ke Dumai, Dan kami pun berangkat ke Dumai dengan perjalanan beberapa jam yang melelahkan, ahirnya sampailah kita di dumai. Pada waktu itu kita di Dumai  di taruh di salah satu penampungan  untuk istirahat sebelum tiba waktu pemberangkatan, di sana kita bisa istrahat menyegarkan badan yang sudah lelah dengan perjalann dan kita pun istirahat di sana
  Di sela-sela tidurku tiba-tiba tebangun dan  terdengar suara adzan subuh, begitu cepat malam telah berlalu, ternyata pagi telah tiba. Saya pun bangun terus  mandi dan menjalankan shalat subuh, smpai tibalalah waktu matahari terbit  dan kita pun mulai bersiap-siap  tuk melanjutkan perjalann. Sambil menunggu tiket pemberangkatan kita pun sarapan dulu di sela-sela sarapan ada juga yang sibuk menukarkan uang rupiahnya ke ringgit. Ahirnya tiba lah waktu keberangkatan kita pun siap-siap mengemas semua barang-barang dan berangkatlah kita yang di antar bis dari penampungan ke pelabuhan dumai, kita pun langsung cek in dan langsung menuju ferri yang telah stand untuk keberangkatan ke pelabuhan Klang, Malaysia.
 Ferri yang kunaiki  mulai berjalan dan berlepas dari pelabuhan, pemandangan darat pun mulai menjauh dari pelupuk mata, tak terlepas juga arahan tentang amaran-amaran dari salah satu petugas ferri yang menjelaskan tentang cara penyelamatan diri di waktu ferri dalam keadaan genting atau bahaya, berangkatlah kita .

Setelah dua jam perjalanan ferri ahirnya sampailah kita di pelabuhan klang. Dalam hati kecil pun berkata: Alhamdulillah puji tuhan kupanjatkan, ahirnya kita sudah di beri keselamatan dalam perjalanan ini, dan kita pun keluar dan beratur menuju ruang cek in imegrasen pelabuhan Klang.
Setlah beratur ngantri tuk giliran cek in imegresen, tibalah giliranku dan ada beberapa tanya jawab antara aku dengan petugas imegresen, walau ada rasa sedikit ragu tapi Alhamdulillah ahirnya selamat juga dari beberapa pertanyaan yang di lontarkan petugas imegresen, lalu lanjut berjalan keluar pintu imegresen dengan rasa lega karna sudah  tiba di  luar pelabuhan Klang dengan selamat.

Setelah sampai di luar pelabuhan kita saling berkumpul dan menunggu yang laen, di sana ternyata sudah ada istri tekong yang sudah menunggu. Tapi sayangnya si tekong tersebut tidak lepas waktu cek in imegresen pelabuhan Klang.
Dengan rasa susah hati dan bahagia terpaksa kita harus mnjalani pengalaman baru yaitu: Melanjutkan perajlanan tanapa tujuan dan tanpa petunjuk. Tapi semua itu tuhan sudah atur segalanya buat kita, dengan tanpa sengaja salah satu di antara kita ada yang punya kawan  yang sudah di malaysia terus dia call kawan tersebut dan kita pun di jemput,barulah kita melanjutkan perjalanan kami. Istri tekong pun balik ke tempat dia semula, kita melanjutkan perjalanan dengan naik KTM atau kereta api ke tempat tujuan salah satu teman kita tersebut. Dan ahirnya sampailah ke tempat kawan tersebut di  sana kita  makan-makan bareng dan bermalam. Saya pun istirahat dan yang lain ada yang sudah merencanakan kemana tujuan mereka bsok pagi pun tiba,  lalu kita  melanjutkan perjalanan, tapi saya harus menjalani pengalaman baru yang pahit itu. Sepuluh di antra kita yang delapan orang mereka berangkat ke tempat tujuan mereka sama-sama, sedangkan saya dan  saudara saya tersebut tidak di bolehkan ikut mereka. Hati rasa sedih, tapi saya gak boleh bersedih dan berserah begitu saja. Saya pun langsung menelfon  istri tekong tersebut dan  syukur puji tuhan saya di perkenankan ke rumahnya tuk beberapa waktu. Dia kasi alamat terus saya pun berangkat dengan texi. 

Dalam perjalanan ke rumah istri tekong tersebut hati mulai terasa lega dan senang karna dah di tolong, sampailah saya ke alamat istri tekong itu, dia jemput di tepi jalan, dan sampailah ke rumahnya.
Sembang-sembang  lah saya di sana sambil tanya-tanya masalah kerjaan kosong dan ber istirahat di sana untuk beberapa hari. Setelah dua hari di sana saya baru dapat kerja. Ada orang yang mengajakku  kerja di sebuah hospital di kawasan petaling jaya, dan di sana lah saya memulai hidupku kerja sebagai pekerja migran. Rasa bangga, haru, dan kecewa semua ada dalam perjalananku untuk menjadi pekerja migran di negri tetangga. Sampai pahit, manisnya kenyataan perjalananku ini bisa ku jadikan pelajaran dan akan kukenang dalam hidupku, bahwa sesungguhnya manisnya cerita tetangga itu tidak seperti kenyataan yang kita jalani. Dari pengalaman itu juga saya juga tahu bahwa tuhan selalu menolong hambanya di kala ia membutuhkan, bahkan sampai sekarang kepercayaanku semakin kuat bahwa tuhan selalu ada untuk kita

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun