Kamar tidur kami terpisah, aku tak pernah mengajaknya main bareng bahkan ketika aku punya pacar dia kerap membuat ulah sehingga aku berpikir bahwa dia menyintai pacarku juga haha.
Ternyata Adikku Juga Cemburu
Oneday ketika aku sudah SMA dan aku sudah tak cemburu pada adikku, dia kerap bertandang ke kamarku, satu kali kami saling cerita betapa konyolnya kami saat kecil dan saat itu adikku bilang "aku selalu berpikir Mamak lebih sayang Kakak", hah?Â
Aku kaget dan bangkit dari rebahan menurutku ini hal serius. Kok bisa dia cemburu? Kan selama ini aku yang merasa demikian bahwa Mamak lebih sayang dia karena mereka mirip?Â
Adikku menjelaskan betapa dia cemburu dengan aku, katanya Mamak nggak pernah marah kalau aku menghilangkan atau merusak sesuatu "Mamak selalu memaklumi kakak, ingat nggak ketika kakak menghilangkan uang kas kelas 200 ribu?Â
Mamak nggak marah malah ngegantiin, coba aku ngilangin kembalian beli terasi 100 rupiah saja dihukum potong uang jajan!" Ah seketika aku merasa bersalah karena sudah cemburu padanya.Â
Lalu dia lanjutkan "aku juga cemburu karena kakak kerap diizinkan camping bersama teman-temanmu!" Ya Allah bener juga ya, padahal setiap aku diizinkan camping aku kerap menangis karena mikirnya Mamak memberi izin supaya aku hilang didalam hutan wkwkw.
Sejak obrolan saat itu aku dan adikku menyadari bahwa Mamak sama sayangnya kepada kami berdua, kami yang bodoh memaknainya.Â
Akupun menyadari kenapa aku tak diizinkan les tari yah karena aku memang tak segemulai adikku, begitu juga adikku kenapa tak pernah diizinkan camping ya karena memang dia selalu sakit-sakitan.
Rasa cemburu tak pernah bisa dihindarkan, meski sedarah kami tetap tak bisa memahaminya saat itu.Â
Waktu jugalah yang bisa membuat kami paham, sejak saat itu tak ada lagi cemburu diantara kami dan kini kami pun saling support.