Mohon tunggu...
Uli Hartati
Uli Hartati Mohon Tunggu... Administrasi - Blogger

A wife, mommy of 2 boys, working mom also as a blogger Contact me : WA 089627103287 Email uli.hartati@yahoo.com Blog http://ulihape.com IG dan Twitter @ulihape

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Tanpa Cuti Bersama, Holiday Tetap Jalan

27 Februari 2021   21:31 Diperbarui: 27 Februari 2021   21:38 270
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
design bye ulihape using canva

Suami menginformasikan kalau cuti bersama dipotong sehingga hanya 2 hari saja cuti bersama tahun ini. Alasannya tentu saja untuk menekan kasus Covid-19. Kalau ditanya apakah efektif? Jelas tidak, tapi ini lebih baik daripada tidak ada upaya sama sekali.

Kalau tujuan pemerintah memotong cuti supaya rakyat nggak holiday rasanya kurang efektif, karena nenek moyang bilang ada banyak jalan menuju Roma. Cuti bersama bukanlah satu-satunya akses untuk holiday, bahkan tanpa cuti bersamapun aku tetap bisa berpergian bila ingin.

Menurutku supaya rakyat nggak berkerumun di tempat wisata ya sudah tutup saja tempat wisata, tapi lagi-lagikan nggak mungkin juga mematikan pariwisata sebagai penggerak ekonomi?

Aku pribadi memang malas berpergian karena merasa ribet dengan segala perotokol kesehatan, akunya bisa jaga belum tentu yang lain demikian, jadi resiko menularkan dan tertular Covid-19 saat ini memang masih sangat besar ketika berada di keramaian.

Kenapa Cuti Bersama Nggak Penting?

Sebagai karyawan ketika mendengar cuti bersama dipotong aku sih biasa saja, karena bagiku keberadaan cuti bersama justru merugikan karena perusahaan kami mengurangi jatah cuti tahunan untuk cuti bersama.

So ketika mendengar cuti bersama dipotong kami justru bahagia kebayangkan kalau cuti bersama masih 7 hari artinya jatah cuti tahunan hanya sisa 5 hari saja.

Cuti bersama itu seperti pemaksaan bagi kami, dan lagian tanpa cuti bersama kalau mau libur ngantor ya tetap bisa. Sementara sebagai ibu pekerja kebanyakan aku membutuhkan cuti hanya untuk urusan anak dan keluarga sementara urusan mudik pakai jatah libur nasionalpun sudah cukup kok.

Aku yakin sih banyak yang masih waras di negeri ini buktinya keinginan untuk berlibur juga menurun, aku pribadi selalu ingin keluar rumah, namun sejak pandemi semua keinginan pupus, entah karena aku takut tertular atau justru menulari yang pasti nggak kepengen untuk berlibur bahkan tahun kemarin kami nggak mudik saat Lebaran demi menjaga kesehatan bersama.

Kalaulah alasan pemerintah untuk menekan keinginan orang-orang ke luar kota maka rasanya mengurangi cuti bersama bersama bukanlah pilihan terbaik. Selama tempat wisata dibuka maka akan selalu ada cara untuk meminta izin kepada perusahaan, entah menggunakan jatah cuti tahunan atau justru memanfaatkan momen WFH which is sekarang sambil belanja ke pasar saja aku bisa meeting.

Meski cuti bersama sudah dikurangi nyatanya tahun ini idul fitri ada di hari weekend, so tetap saja kalau aku mau mudik masih bisa, apalagi masih punya jatah cuti tahunan maka bisa nambah haristaydi kampung halaman.

Bagi perusahaan seperti kami perkebunan, staf di site malah jatah cuti tahunannya 18 hari hayoo masih kah butuh cuti bersama untuk berlibur? 

Ada banyak ketentuan cuti tahunan dan masing-masing perusahaan punya kebijakan, apalagi buat karyawan yang sudah 6 tahun lebih bekerja akan dapat jatah cuti besarkan? Makanya deh nggak guna sih menekan covid dengan mengurangi hari libur.

Pemerintah harus segera memperbanyak alat test covid-19 yang murah seperti Genose, dengan biaya 20ribu aku pikir masyarakat akan dengan suka rela melakukan tracking secara berkala dan hal ini akan membuat kita cepat mengatasi penularan Covid-19, angka kasus positif terus bertambah karena banyak pasien OTG, kadang mereka juga baru tahu OTG setelah ada pasien terkonfirmasi postif dengan bergejala.

Jadi yang paling penting itu bagaimana supaya rakyat bisa secara berkelanjutan melakukan tracking dan salah satu cara menyediakan alat tes yang murah. Sekarang paling murah rapid test antibody 90 ribu namun keakuratannya sangat kecil, disusul test antigen sekali tes 200 ribu kalaulah sebesar ini biayanya siapa coba yang mau dengan sukarela melakukan tracking demi mencegah penularan?

So nggak usah urusin orang yang mau holiday selama nggak ada lockdown, percuma memotong hari libur bila tempat wisata tetap bisa diakses apalagi di Indonesia banyak pula rakyatnya yang nggak percaya Covid itu ada haha, memang berat sih kerjaan pemerintah tapi karena itu pula kalian dipilih supaya masalah negara ini kalian yang memikirkan haha, yo wes lah cuti bersama dipotong, nggak masalah tuh!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun