Mohon tunggu...
Uli Hartati
Uli Hartati Mohon Tunggu... Administrasi - Blogger

A wife, mommy of 2 boys, working mom also as a blogger Contact me : WA 089627103287 Email uli.hartati@yahoo.com Blog http://ulihape.com IG dan Twitter @ulihape

Selanjutnya

Tutup

Gadget Pilihan

Apapun Masalahnya, Selesaikan Lewat Kompasiana

17 Juli 2020   11:24 Diperbarui: 17 Juli 2020   11:32 176
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sepanjang perjalanan hidup ada kalanya memang harus ketemu masalah, nah ajaibnya karena aku suka menulis maka ada banyak urusan yang akhirnya bisa diselesaikan dengan tulisan. Lu gak takut kena tuntut balik? Sebenarnya gak sempat mikir kesana dan aku biasanya menulis setelah aku berjuang dulu sesuai prosedur. Alhamdulillahnya sampai hari ini semua tulisan di Kompasiana belum (jangan pernah deh) menimbulkan masalah hukum bagiku.

The Power of Blogger, begitu aku menyebutnya. Ada banyak masalah yang menemui jalan buntu hingga aku harus berteriak lewat tulisan, dan kompasiana adalah tempat yang pas untuk hal ini. Gak tahu kenapa hampir semua tulisan komplain di kompasiana bisa mendapat respon so far so good sih semuanya mendapat respon positif.

Lantas apa saja sih tulisan di kompasiana yang bisa bikin aku dapat solusi? Here we go...

The Power of Blogger

Diskon SPP Sekolah

Ceritanya Pemilik Yayasan dan Kepala Sekolah mengetahui aku seorang blogger dan suka menulis. Beberapa kali aku menuliskan tentang keunikan yang ada di sekolah anakku dan beberapa kali pula aku mendapat respon dari pemilik yayasan. Mereka say thank you karena dianggap tulisanku bisa menaikkan nama baik sekolah. Lalu kehebohan Tahun Ajaran Baru dan tetap belajar secara online kembali membuat aku menuliskan isi hati. Sebenarnya isi tulisan itu lebih kenapa BDR tidak efektif, dan ada banyak guru yang berterima kasih atas artikel tersebut.

Tiba-tiba Kepsek menghubungi aku dan isi WA nya "mama Kanda terkait diskon SPP sedang kita rapatkan" Duh jujur saya merasa gak enak, kenapa Kepsek mengambil poin tulisan saya hanya tentang diskon SPP haha, tapi alhamdulillah ternyata karena tulisan itu SPP jadi ada diskonnya dan semua mama-mama bilang "untung ada mama Kanda yang nulis". Kenapa ditulis?

Nah, aku memang selalu menulis sebagai langkah pamungkas, sebelumnya kami orang tua sudah mengajukan keberatan terkait tak ada pengurangan SPP, lalu aku berpikir bisa jadi guru-guru juga menginginkan hal yang sama namun yayasan yang tak menyetujuinya. Tulisan aku menjadi senjata guru untuk mengajukan ke yayasan dan alhamdulillah di dengar.

Gak Kena Tilang Padahal Gak Punya SIM 

Aku pernah mengurus pembuatan SIM C, seharusnya bisa diperpanjang namun karena saat itu SIM nya terbit dari provinsi lain maka repot kalau harus cabut berkas. Akhirnya buat baru saja, sejak kaki melangkah sudah banyak calo yang menawarkan jasanya. Namun aku berpikir apa salahnya mencoba sendiri dan supaya tahu juga apakah worthied menggunakan jasa calo?

Seperti dugaanku aku gak lulus dan semua yang pakai calo lulus, bahkan ada yang mengaku gak ngisi jawaban haha. Ongkos ke sana PP 100 ribu, belum makan siang dan harus cuti  kerja. Ternyata kalau gak pakai jasa calo maka kita gak akan lulus sampai 3x , artinya 3x PP sudah 300 ribu, tambah uang makan, maka untuk urus SIM tanpa calo bisa menghabiskan uang 500 ribu sementara menggunakan calo cuman kena 350 ribu. Artinya mendingan pakai calo karena biaya lebih murah haha.

Pengalaman ini aku tuliskan di sini, tujuannya bukan menjelekkan kepolisian, di dalam artikel aku hanya menyarankan orang-orang untuk membuat SIM pakai calo saja, sudah murah dijamin beres dalam satu hari haha. Jadi suatu pagi nan cerah tiba-tiba aku distop pak polisi, dimintalah SIM dan aku gak punya karena gak lulus pas urus SIM di atas.

Ketika polisi menyiapkan surat tilang aku menyampaikan pembelaan "Pak, saya bukan tak memperpanjang SIM hanya saja saya sudah mencoba mengurus tanpa calo tapi bapak tau? saya gak lulus. Ini bapak bisa lihat tulisan saya" Lalu Polisi melihat tulisan ku di kompasiana. Polisi pikir aku adalah wartawan haha dan akhirnya buku tilang dimasukkan sakunya dan dia cuman bilang "iya sih memang begitu" haha see the power of ngeblog bikin aku bebas tilang.

Urusan Paspor Suami

Mengurus paspor online saat itu memang mudah, namun aku gak tahu kalau suami ternyata mencentang bikin baru bukan perpanjangan. Karena salah centang itu uang dianggap hangus, jelas aku gak terima. Sebagai langkah awal aku sudah komplain langsung di kantor imigrasi namun gak mendapat respon, lalu aku coba ngetwit ke akun resmi imigrasi dan dijawab standar banget.

Akhirnya terpaksa aku harus menulis pengalaman ini dengan harapan mendapat respon. Enggak tahunya banyak orang mengalami hal yang sama, sampai akhirnya ada yang menelepon which is beliau adalah Kepala Kantor Imigrasi Tangerang. Karena tulisan itu akhirnya persoalan beres, suami diminta datang untuk poto dan kami tak perlu membayar ulang biaya membuat paspor. Again the power of blogger membuat masalah menjadi mudah, baca kisahnya disini ya

Penipuan Berkedok Kartu Kredit

Permasalahan ini dialami temanku, lalu aku mendatangi kantor penipu ini dan meminta baik-baik supaya mereka mengembalikan dana yang sudah di transfer temanku. Biasanya aku menulis dulu baru masalah beres, nah untuk kasus ini justru aku belum menulis namun mereka sudah bersedia mengembalikan dana temanku. Caranya gimana li? Jadi aku mendatangi kantor itu dengan menggunakan atribut ID Card Kompasiana, aku tunjukkan ke mereka kalau tidak ada itikad baik maka akan aku tulis dan semua akan tahu kedok kalian. Ternyata mereka ngehnya itu KOMPAS haha sementara jelas-jelas tulisannya KOMPASIANA. Setelah uang diterima aku tetap menuliskan pengalaman tersebut dan ternyata banyak banget yang mengalami kejadian serupa dan tak seberuntung temanku yang bisa mendapat kembali dana nya.

Keringanan Kartu Kredit Almarhum Adik Ipar

Kasus berikutnya adalah ketidakjelasan tagihan kartu kredit almarhum adik iparku. Bola balik email dan nelpon ke customer care tapi gak di respon, alhasil solusi pamungkas aku tulis lagi persoalan ini. Ajaib langsung direspon pusat dan aku diminta datang untuk menyelesaikannya, alhamdulillah berkat tulisan itu urusan tagihan kartu kredit almarhum adik ipar bisa selesai. Jadi paham deh kenapa bangsa kita juga menggunakan kekuatan kata-kata dalam memperjuangkan kemerdekaan kita. Dan sampai hari ini ada banyak orang yang menghubungi ku karena derita kartu kredit bahkan ada pula yang mengira aku pegawaai kartu kredit bank BNI hahaha.

Kasus Hotel

Ini juga lucu, aku dan teman kantor menginap di hotel dan satu kamar bermasalah karena ada tungaunya. Komplain langsung sudah diajukan namun mereka gak bersedia mengembalikan pembayaran dengan alasan yang menguntungkan pihak hotel. Alhasil the power of blogger juga yang main, aku tulis pengalaman itu dan sehari kemudian General Manager Hotel langsung meneleponku dan mentransfer pengembalian uang yang telah kami bayarkan. Bahkan beliau meminta aku untuk datang kembali gratis , yah aku komplainkan tujuannya bukan gratis hehe.

Well, itu beberapa masalah yang aku tuliskan di kompasiana dan masih ada beberapa lagi seperti penipuan cleaning service dan hal-hal kecil yang bisa diselesaikan setelah menulis. Kadang malah gak enak sendiri ketika 'mengancam' pihak-pihak terkait dengan kekuatan ini. Namun entah mengapa di Indonesia ini banyak kasus bisa diselesaikan kalau diributin haha, padahal akunya pengen baik-baik saja namun selalu hasilnya tak memuaskan.

Beberapa pihak ada yang meminta tulisan ku dihapus namun aku menolak karena aku yakin apa yang aku tuliskan bukan pencemaran nama baik tetapi sebuah usaha untuk berbagi pengalaman dan mendapatkan solusi. Karenanya hampir disetiap tulisan tadi aku akan mengupdate hasil akhir supaya orang yang membaca juga tahu akhir dari persoalan tersebut.

Dan hampir semua tulisan komplainku menjadi artikel utama, mungkin karena itu juga ya makanya pihak terkait merespon dengan cepat. So kalo kalian ingin komplain maka lakukan saja, tapi pastikan kalian sampaikan dengan baik tanpa menuduh, lengkapi dengan bukti-bukti dan jangan mau juga ditebengi orang lain. Misal kita maslaahnya tentang ATM tapi ada teman yang ngompori tentang setoran tunai, eh kita tuliskan sesuatu yang gak kita alami itu bahaya juga loh. Aku pernah dihubungi seseorang untuk menuliskan tentang developer bangunan yang dianggap tak bertanggungjawab, meski dikasih fee tapi aku tolak karena aku gak tahu persoalan from A to Z nya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gadget Selengkapnya
Lihat Gadget Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun