Mohon tunggu...
UKM PIKMAG UNAND
UKM PIKMAG UNAND Mohon Tunggu... Unit Kegiatan Mahasiswa PIKMAG Universitas Andalas

Ada untuk mahasiswa, bicara persoalan kita!

Selanjutnya

Tutup

Love

Pergaulan Bebas Menghancurkan Dua Generasi

28 Juni 2025   20:57 Diperbarui: 28 Juni 2025   20:57 78
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Oleh Annisa Aulia Amanda, mahasiswi Universitas Andalas yang aktif berkegiatan di UKM PIKMAG UNAND

"SAA (24) dan RH (20) ditangkap karena membuang bayi di kawasan Pulogadung, Jakarta Timur (Jaktim). Hubungan SAA dan RH juga tidak mendapat restu dari pihak orang tua (ortu). Namun keduanya memilih tinggal bersama layaknya pasangan suami istri dalam sebuah kamar kos di kawasan Kelapa Gading, Jakarta Utara (Jakut)." Kurniawan Fadilah (2025/05/05), dilansir dari detiknews.com.

"Warga Kelurahan Soa, Kecamatan Ternate Tengah, dikagetkan dengan penemuan bayi yang baru lahir di bawah jembatan dalam kondisi tak bernyawa. Sosok bayi laki-laki itu terbungkus dengan kertas hitam .... Akibat dari pergaulan bebas generasi yang kian bablas. " Khaizuran (2025/05/09), dilansir dari nuansamalut.com.

"Seorang pelajar SMK ditangkap jajaran Polres Lampung Tengah pada Rabu (15/5/2025) malam karena diduga melakukan pembuangan bayi di bekas galian batu-bata Kampung Tanjung Jaya, Kecamatan Bangun Rejo, Lampung Tengah." Taufik (2025/05/17) dilansir dari kanalinspirasi.com.

"Bayi perempuan  ditemukan di tong sampah RSUD Mimika diduga hasil hubungan terlarang antara sang ibu berinisial AIR dan pasangannya .... Ibu kandungnya ini juga kan masih di bawah umur." Fachruddin Aji (2025/05/20), dilansir dari seputarpapua.com.

Sejak awal bulan Mei 2025, maraknya pemberitaan mengenai kasus pembuangan bayi oleh remaja yang belum menikah. Bahkan ada beberapa yang masih di bawah umur, dikarenakan pergaulan bebas. Hal ini tentu menimbulkan keprihatinan dan kecemasan di tengah masyarakat.

Peningkatan angka kasus pembuangan bayi yang melibatkan remaja secara tidak langsung mencerminkan keterkaitan yang signifikan antara perilaku menyimpang remaja dengan minimnya pemahaman mereka terhadap tanggung jawab reproduksi serta konsekuensi sosial, psikologis, dan hukum dari tindakan yang dilakukan. Kurangnya edukasi dan pengawasan dalam aspek ini turut memperbesar peluang terjadinya kenakalan remaja, salah satunya berupa pergaulan bebas. Fenomena pergaulan bebas tidak dapat dipandang sebagai persoalan individu semata, melainkan sebagai isu sosial yang menuntut kewaspadaan kolektif, terutama bagi mereka yang berada dalam fase perkembangan menuju kedewasaan.

Apa Itu Remaja?

Menurut World Health Organization (WHO) mendefinisikan remaja sebagai populasi yang mengalami transisi dari kanak-kanak ke masa dewasa yang ditandai dengan perkembangan fisik, mental, emosional, dan sosial (Anggraini, Lubis, & Azzahroh, 2022). Menurut Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana (BKKBN), rentang usia remaja adalah 10 hingga 24 tahun dan belum menikah (Harnita, 2021). Dapat disimpulkan bahwa remaja adalah tahapan yang dialami oleh seseorang ketika melewati masa anak-anak menuju masa dewasa, mulai dari umur 10 tahun hingga 24 tahun dan belum menikah.

Masa ini membawa perubahan bukan hanya aspek fisik namun juga kondisi mental, emosional, dan sosial. Oleh karena itu, masa remaja merupakan periode krusial. Hal yang menjadi krusial di masa remaja terletak pada sifat remaja yang terlalu berani dengan tantangan. Pada fase transisi ini, remaja umumnya memiliki rasa ingin tahu yang tinggi dan cenderung mengambil tindakan secara impulsif tanpa mempertimbangkan secara matang konsekuensi jangka panjang dari keputusan yang diambil. Perubahan yang terjadi dalam diri, secara biologis, psikologis emosional, maupun sosial yang membentuk kompleksitas tersendiri dalam proses pertumbuhan mereka.

Tapi bukan tanpa alasan, secara medis hal ini dapat dijelaskan. Perubahan yang terjadi dikarenakan lonjakan hormon dan perkembangan otak yang dialami ketika pubertas. Bagian otak yang mengatur emosi berkembang lebih dulu, sedangkan bagian yang berperan dalam berpikir logis dan mengambil keputusan butuh waktu lebih lama untuk matang (Sari, 2025). Konsekuensi dari perubahan biologis dan psikologis yang terjadi pada masa remaja sering kali tampak dalam bentuk ketidakstabilan emosi, kesulitan dalam mengendalikan impuls, serta kecenderungan untuk berpikir secara kurang rasional dalam situasi tertentu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Love Selengkapnya
Lihat Love Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun