Mohon tunggu...
Ofi Sofyan Gumelar
Ofi Sofyan Gumelar Mohon Tunggu... Administrasi - ASN | Warga Kota | Penikmat dan rangkai Kata

Today Reader Tomorrow Leader

Selanjutnya

Tutup

Otomotif

Toyota Way: Filosofi Dibalik Kisah Sukses Toyota

18 Juni 2015   22:22 Diperbarui: 20 Juni 2015   02:42 1777
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Apa yang terlintas dalam benak anda ketika berbicara soal mobil yang mesinnya tangguh, mudah perawatannya, harganya terjangkau serta layanan purna jual yang mudah? Besar kemungkinan Toyota akan menjadi merk pertama yang muncul secara spontan dalam pikiran kita. Ya,…menurut saya Toyota memang telah berhasil mem-branding dirinya sebagai mobil yang menjadi pilihan banyak orang. Toyota layaknya merk Coca-Cola ketika kita bicara tentang minuman kola berkarbonasi, Aqua ketika berbicara soal air minum dalam kemasan, atau Rinso ketika bicara soal detergen.  Ini bukanlah klaim kosong belaka, tengok saja prestasi Toyota yang berhasil menjadi market leader di Indonesia untuk penjualan mobil selama beberapa dekade ini. Bukan hanya di Indonesia, pada level dunia pun mereka berhasil menjadi merk mobil dengan penjualan nomor satu, mengalahkan competitor lainnya, baik dari merk Jepang sendiri maupun Amerika dan Eropa.

Hal inilah yang menjadi alasan saya untuk mengikuti acara Kompasianavisit ke lokasi industri Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) Sunter Plant 1 yang dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 10 JUni 2015 beberapa waktu lalu. Saya sedikit penasaran, apa sih yang menjadi resep Toyota sehingga bisa mencapai prestasi sebagaimana disebutkan diatas? Bagaimana sesungguhnya dapur industri mobil terbesar di dunia ini dijalankan? Dan pelajaran apa saja yang bisa diambil dari pengalaman visit ke lokasi industri mereka? Alhamdulillah, setelah mendaftarkan diri untuk ikut ambil bagian dalam acara ini, saya kemudian terpilih sebagai salah satu dari 20 kompasianers yang berhak mengikuti kunjungan ke lokasi industri TMMIN Sunter Plant 1. Ini tentu saja pengalaman langka yang tidak boleh saya sia-siakan.

 

Berikut  adalah beberapa catatan yang saya dapatkan setelah mengikuti acara Kompasianavisit tersebut.

***

Terus terang, dua tahun lalu saat masih berstatus sebagai mahasiswa, saya sebenarnya sudah pernah belajar sedikit mengenai Toyota Way; apa saja prinsip-prinsip operasional industri Toyota dan bagaimana mereka kemudian mampu menginspirasi perusahaan lain di Jepang untuk menjadi lebih baik. Materi ini saya dapatkan dari mata kuliah Management of Technology (MOT). Yang saya ingat, dulu  dalam mata kuliah ini ada satu sesi atau chapter khusus yang membahas mengenai Toyota Way ini. Pada sesi tersebut, dosen saya bercerita bagaimana Toyota mengimplementasikan karakter budaya bangsa Jepang ke dalam prinsip operasional mereka dan bagaimana kemudian prinsip-prinsip ini diadopsi oleh berbagai perusahaan Jepang lainnya, sehingga banyak perusahaan jepang yang kini berjaya di dunia. Dengan kata lain, bisa disebut bahwa prinsip-prinsip Toyota Way telah berkontribusi penting dalam membentuk perindustrian jepang yang unggul di dunia. Bahkan kini, banyak perusahaan lain di luar perusahaan Jepang yang menerapkan Toyota Way dalam proses produksi mereka. Dulu mungkin saya hanya mendapatkan teorinya saja. Kin, setelah dua tahun berlalu, saya berkesempatan untuk melihat langsung bagaimana praktek dari Toyota Way ini, langsung dari perusahaan Toyotanya.

Penjelasan mengenai Toyota Way kemudian saya dapatkan kembali dari petinggi TMMIN. Sebelum kami meninjau lokasi produksi, terlebih dahulu dilakukan ekspose oleh petinggi TMMIN. Pak Turmudi sebagai Eksekutif General Manager TMMIN menjelaskan sekilas mengenai prinsip-prinsip Toyota Way ini.

Penjelasan Mengenai TMMIN oleh Pak Turmudi | Foto: Kompasiana.com - Id Satto 

 

Pada dasarnya, Toyota Way merupakan filosofi manajemen Toyota yang diterjemahkan sebagai Toyota Production System (TPS) yang bisa dikatakan sebagai tools atau metode untuk produksi industri Toyota dengan tingkat efisiensi yang tinggi. Prinsip-prinsip dalam TPS ini lahir dari salah satu karakter budaya bangsa Jepang, yaitu Monozukuri.

Monozukuri secara etimologis terdiri dari dua kata, mono artinya barang dan zukuri yang berarti proses.  Sederhananya, mungkin bisa didefinisikan sebagai proses dalam membuat barang. Namun, dibalik definisi sederhana tersebut, monozukuri memiliki pemahaman yang jauh lebih dalam. Meminjam istilah Pak Turmudi , monozukuri adalah filosofi bagaimana membuat barang dengan proses yang selalu dilakukan perbaikan terus menerus sehingga hasil finalnya sangat baik, dengan bertumpu pada kualitas sumber daya manusia (SDM) yang kompeten. Dari sini terlihat ada dua aspek penting dalam monozukuri; pertama, proses perbaikan terus menerus (dalam istilah bahasa Jepang = kaizen), dan kedua adalah kualitas SDM yang kompeten.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun