Mohon tunggu...
Ofi Sofyan Gumelar
Ofi Sofyan Gumelar Mohon Tunggu... Administrasi - ASN | Warga Kota | Penikmat dan rangkai Kata

Today Reader Tomorrow Leader

Selanjutnya

Tutup

Gadget Pilihan

Move On ke Tri: Memantik Produktivitas di Kala Pandemi

12 Juli 2020   22:44 Diperbarui: 12 Juli 2020   23:53 924
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Work From Home Selama Masa PSBB Membuat Kebutuhan Akan Jaringan Internet Yang Memadai Semakin Tinggi(Sumber: Dokpri)

"Enak banget jadi Bapak Rudi mah,...bisa ngatur data internet. Mungkin Bapak Rudi adalah satu-satunya orang Indonesia yang kuotanya gak abis-abis! ... Saya mah yakin Bapak Rudi gak pernah ngerasain pas lagi nge-whatsapp gebetan tiba-tiba ceklis satu. Buat Pak Rudi nonton Youtube gak pernah lemot,... apa itu buffering?" 

Begitu celoteh Komika Kiki Saputri ketika me-roasting Mantan Menteri Komunikasi dan Informatika, Rudi Rudiantara dalam talkshow Kerja Belum Selesai di Kompas TV setahun lalu. Video rekamannya di  Youtube sudah ditonton lebih dari 3,3 Juta viewer.

Bisa jadi sindiran Kiki ini adalah anekdot realita di negeri kita. Sebagai salah satu negara dengan pengguna internet terbanyak di dunia, kita masih dihadapkan pada masalah klasik. Internet lelet, sinyal lemah, dan harga kuota mahal. Padahal ada banyak provider yang bermain di bisnis ini.

Emang seberapa penting internet buat hidup kita? Saya pikir kini internet sudah menjadi kebutuhan pokok, selain sandang, pangan dan papan. Internet bisa #KalahkanJarak dan menjadi jembatan kita untuk berkomunikasi tanpa sekat. Sebagai makhluk sosial, bukankah komunikasi itu penting?

Tentu bukan hanya soal komunikasi, saat ini internet perlahan menjadi alternatif media untuk  hiburan, edukasi, informasi, kerjaan dan bisnis. Kita semakin tergantung pada internet. Sayangnya biarpun internet sudah menjadi hal jamak di masyarakat, kondisinya jauh dari ideal.

Kiki mencoba mewakili keresahan pengguna internet. Lumrah saja kalau ia ingin internet yang ideal. Setidaknya kita mendambakan internet yang kecepatannya kencang, sinyal kuat dan tentu saja harga data internet yang murah.  

Di video tersebut, Rudi Rudiantara hanya tertawa lepas menanggapi guyonan Kiki. Tapi seandainya saja saya ada di posisi beliau, saya akan jawab, "Ada kok Ki Provider yang internetnya kenceng, sinyalnya stabil di mana-mana, dan harganya super murah,.."

Saya menebak Kiki masih terjebak dilema tak enak. Di satu sisi ada provider yang menyediakan internet kenceng tapi harganya mahal. Sementara di sisi lainnya, ada provider yang harganya murah, tapi kecepatannya seperti keong, sinyalnya lemah bahkan sering hilang. Mau pilih yang mana?

Mungkin kalian bertanya, memangnya ada provider yang bisa memenuhi kriteria sinyal kencang, stabil, dan harganya murah? Ada, saya sendiri baru menyadarinya baru-baru ini.

Semua bermula saat pandemi covid-19 melanda. Demi memutus mata rantai penyebaran virus ini, Pemerintah memberlakukan PSBB dan mengkampanyekan #DiRumahAja. Kantor saya termasuk yang menerapkan kebijakan work from home (WFH). Sejak WFH, ketergantungan terhadap internet mulai saya rasakan.

Karena kerja remote, otomatis saya perlu berkomunikasi jarak jauh dengan rekan kerja. Internet jadi andalan. Berkirim dokumen lewat email atau berbincang via whatsapp soal pekerjaan sudah menjadi bagian dari WFH yang kami jalani.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gadget Selengkapnya
Lihat Gadget Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun