Mohon tunggu...
Ofi Sofyan Gumelar
Ofi Sofyan Gumelar Mohon Tunggu... Administrasi - ASN | Warga Kota | Penikmat dan rangkai Kata

Today Reader Tomorrow Leader

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Menjaga Silaturahmi Lewat Mudik Online

16 Mei 2020   21:44 Diperbarui: 16 Mei 2020   22:01 350
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Mudik Online (Sumber: Dokpri)

Hanya tinggal hitungan sepekan lagi kita akan menyambut hari lebaran Idul Fitri. Tahun ini dipastikan akan menjadi lebaran yang berbeda bagi beberapa orang. Pasalnya, Pemerintah telah mengeluarkan kebijakan melarang mudik ke kampung halaman demi memutus mata rantai penyebaran virus Corona yang sampai sekarang belum ada obatnya itu.

Bagi mereka yang terbiasa merayakan lebaran di kampung halaman, tentu saja harus gigit jari. Tak ada acara sungkeman, tak ada silaturahmi dengan tetangga dan tak ada acara kumpul-kumpul keluarga bareng lagi. Haruskan silaturahmi terhalangi hanya karena tak bisa mudik?

Benarkah begitu? Tentu saja tidak. Meskipun kita tak bisa datang secara langsung ke kampung halaman, bukan berarti silaturahmi dan komunikasi harus terhalangi. Ada banyak sarana yang bisa dijadikan alat penyambung silaturahmi tersebut. Apalagi saat ini kita hidup di era internet, dimana komunikasi bisa dilakukan melalui sambungan video secara realtime.

Ya, kita masih bisa melakukan mudik secara online. Biarpun fisik tak bertemu secara langsung, tapi kita masih bisa berkomunikasi pada saat lebaran nanti melalui gawai kita.  Jadi gak usah khawatir, kesakralan momen silaturahmi dan saling memaafkan tetap bisa terjalin dengan mudah kok.

Bagi saya sendiri, mudik online bukanlah hal baru. Sekitar enam tahun lalu, saat belajar di negeri Jepang, saya harus hidup terpisah dengan anak istri. Pada saat lebaran di tahun itu, terpaksa saya melakukan mudik online.

Tak dimungkiri saat itu ada perasaan sedih di hati ini. Pada saat momen yang fitri, saya tak dapat berkumpul dengan orang tercinta. Tapi dengan menghubungi mereka secara langsung, setidaknya perasaan itu sedikit terobati.

Seperti yang saya singgung di atas, kunci utama mudik online ini adalah perangkat komunikasi yang diperlukan. Setidaknya, saya mencatat ada tiga hal yang perlu diperhatikan biar mudik online tersebut berjalan lancar adalah sebagai berikut:

Pertama, siapkan gawai yang mumpuni. Pastikan kita memiliki perangkat komunikasi yang kompatibel untuk mendukung kelancaran komunikasi tersebut. Gawainya bisa apa saja, laptop, handphone atau tablet, tergantung nyamannya pakai apa. Kalau saya sih lebih nyaman pakai laptop, karena gambarnya akan lebih lebar. Sementara handphone mungkin bisa lebih fleksibel dibawa kemana-mana. Apapun pilihannya, yang penting bikin kita nyaman yaa,....

Terus kalau ingin ketemu secara tatap muka, tentu saja kita memerlukan gawai yang memiliki kamera yang mumpuni. Lha, tanpa kamera bagaimana bisa merekam gambar kita? iya nggak? Masin besar resolusi kamera yang tertanam di gawai kita, kualitas gambarnya tentu makin oke.

Kedua, aplikasi yang mumpuni. Pastikan ada kesamaan aplikasi komunikasi yang sama antara kita dengan keluarga yang ada di kampung. Sepakati dulu mau menggunakan aplikasi apa. Dulu saya pakai facetime kalau di handphone, terus pernah juga menggunakan google hangout. Sekarang mah yang paling gampang bisa pakai fasilitas video call di whatsapp, atau kalau mau banyakan bisa pake yang lagi booming, zoom. Balik lagi, pilihannya ada pada kesepakatan dengan keluarga yang ada di kampung halaman.

Ketiga, kuota Internet. Pastikan kita punya kuota internet yang mencukupi untuk berkomunikasi. Ukur saja berapa lama kira-kira mudik online tersebut akan dilaksanakan. Semakin lama, tentu saja semakin banyak kuota yang diperlukan. Eh, pastikan juga keluarga disana kuotanya aman. Jangan sampai ditengah-tengah keseruan mudik online harus terputus gara-gara kuota tak mencukupi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun