Mohon tunggu...
Ofi Sofyan Gumelar
Ofi Sofyan Gumelar Mohon Tunggu... Administrasi - ASN | Warga Kota | Penikmat dan rangkai Kata

Today Reader Tomorrow Leader

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Jelajah Berita Tanpa Hoaks

28 Agustus 2017   20:18 Diperbarui: 18 September 2017   09:17 2225
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Informasi Negatif Mudah Menyebar di Dunia Maya (Sumber: Fb Ridwan Kamil)

Sebagai pembaca berita, saya menggunakan kedua jenis media, cetak dan online, meskipun proporsinya mungkin lebih banyak menggunakan media online. Selama ini, saya menggunakan media online menjadi sarana buat mencari berita terkini, sementara kedalaman pembahasannya akan saya dapatkan di media cetak keesokan harinya.

Saya mengamini apa yang dibilang Cepi, media online itu punya  keunggulan dalam hal kecepatan menyajikan informasi. Tak kurang dari 10 menit, sebuah kejadian di suatu tempat bisa disajikan langsung kepada kita melalui media online. Kemudian, jika Cepi menyebut ia sering mencari berita yang terjadi didaerah tempat tinggalnya di media online, maka inilah yang menjadi salah satu kelemahan media cetak. Keterbatasan ruang di lembar kertas membuat mereka harus memilah-milah informasi yang akan dicetak.

Akan tetapi, dunia maya itu laksana hutan belantara yang menyimpan misteri, ada banyak jebakan disana. Salah satunya adalah hoaks atau informasi palsu yang berisi kebohongan bahkan cenderung mendiskreditkan salah satu pihak. Dampaknya akan sangat mengerikan apabila kita tanpa sadar membaca berita tersebut kemudian dengan mudahnya men-share berita tersebut sampai menjadi viral.

Penangkapan kelompok Saracen oleh polisi baru-baru ini menjadi bukti bahwa hoaks telah menjadi ladang bisnis bagi sebagian orang. Mereka memiliki website serta ribuan akun media sosial untuk menyebarkan berita hoaks tersebut. Kabarnya, tarifnya bisa mencapai Rp.60 juta- Rp. 70 juta untuk setiap isu hoaks yang diproduksi. 

Fakta lainnya soal banyaknya informasi negatif di dunia maya, selama tahun 2016 kemarin Kementerian Komunikasi dan Informatika telah memblokir sekitar 800 ribu situs yang berisi hoaks, ujaran kebencian, radikalisme dan terorisme. Dari sini kita perlu memahami dan waspada dalam menyikapi setiap informasi yang kita baca di media online. Jangan sampai membaca informasi yang salah, termasuk jadi bagian mereka yang memviralkan informasi negatif.

Informasi Negatif Mudah Menyebar di Dunia Maya (Sumber: Fb Ridwan Kamil)
Informasi Negatif Mudah Menyebar di Dunia Maya (Sumber: Fb Ridwan Kamil)
Apa yang saya lakukan supaya terhindar dari hoaks dan informasi negatif lainnya? Seperti Cepi, saya memilih membaca berita online lewat Kurio. Iya, Kurio adalah sebuah aplikasi aggregator berita yang mengkurasi informasi dari ratusan situs berita terpercaya dan menyesuaikannya dengan kebutuhan kita. Kurio mempunyai mesin pintar yang dapat mendeteksi berita hoaks dan memblokirnya dari aplikasi ini. Saya sudah menggunakannnya sejak setahun lalu, dan sejauh ini saya merasa nyaman menggunakannya.


Soal kenyamanan, saya merasa aplikasi ini terhitung  ringan, sederhana, user friendly dan sangat personal banget. Saat kita mengklik satu berita di aplikasi ini, responnya terhitung cepat. Tampilan desain Kurio pun begitu sederhana,... dengan backgroud warna putih, tab pilihan berita di bagian atas yang dapat digeser ke kiri kanan untuk membacanya, membuat nyaman dan tak membuat lelah mata. 

Untuk narasi setiap artikel, rata-rata cukup menampilkan satu foto ilustrasi saja dibagian atas, selebihnya hanya teks artikel. Simpel dan mudah dimengerti meskipun baru menggunakan aplikasi ini. Inilah yang bikin saya nyaman membaca berita di Kurio.

Bagaimana Mudahnya aplikasi Kurio ini Bisa dilihat pada video berikut (Sumber: dokpri):

Yang lebih penting lagi, Kurio bebas iklan!! Mungkin ini alasan utama kenapa aplikasi ini bikin nyaman dipakai. Pengalaman sebelumnya dalam memakai aplikasi sejenis, kadang saya sering dibikin sebal dengan iklan yang tiba-tiba muncul dengan tampilan sebesar 70 persen layar smartphone. Biarpun ada opsi buat menutupnya, tetap saja bikin jengkel. Soal iklan, entah sampai kapan Kurio akan bertahan tanpa iklan. Namun kalau pun nanti harus memasang iklan (ini konsekuensi bisnis) semoga saja polanya tidak mengganggu pembaca.

Kenapa saya bilang Kurio itu aplikasi yang sangat personal? Karena kurio itu aplikasi yang bisa mengerti kita serta bisa diatur sesuai mau kita. Pertama, Kurio mengelompokkan informasi dalam dua pilihan, artikel dan video. Jadi, buat yang suka baca tak akan terganggu dengan link video dan demikian juga yang lebih senang menonton video, bisa anteng menonton video tanpa dibumbui teks ratusan kata. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun