LOGIKA VS INTUISI
LOGIKA+INTUISI
Keduanya adalah hal abstrak yang memiliki karakter berbeda- tapi suatu yang ADA dalam diri manusia-bukan tidak ada misal hanya karena tidak bisa di observasi alat sains,Keberadaannya hanya dapat ditangkap oleh kesadaran pikiran- bukan secara indera .
Yang jelas,lalu lintas logika-intuisi yang bermain dalam alam pikiran manusia tidak akan pernah bisa di tangkap oleh semua alat teknologi yang sudah bisa dibuat manusia saat ini,Apakah EEG, fMRI,NIRS,MEG,Neuralink,dlsb.Membuktikan bahwa logika maupun intuisi bukan suatu yang dimainkan oleh unsur materi (pikiran substansinya bukan materi-ia unsur rohani-t1api memakai sarana materi). Karena kalau unsur materi yang bermain dlm diri manusia biasanya alat teknologi dapat merekamnya
Logika adalah istilah untuk menyebut skema cara berpikir yang sistematik- tertata yang memiliki pola dualistik,Dan itu adalah tanda atau bukti eksistensi keberadaan akal,Akal rusak maka logika tidak bermain.Akal tidak bisa beroperasi tanpa ada pola dualistik sebagai pemandu nya, Seperti kereta ber roda ganda tidak bisa berjalan tanpa rel ganda.Artinya ke arah manapun gerak logika maka pola dualistik itu akan selalu menjadi alur nya.Seperti kereta api, kemanapun bergerak ia tetap berjalan dalam rel ganda-tidak bisa keluar dari rel.
Maka akal tidak bisa menerima hal yang bersifat ganjil atau sulit dijelaskan secara skema dualistik menurut alur sebab ke akibat dan tidak bisa dirumuskan benar-salah nya.Maka dalam logika element ilmu berkarakter dualistik seperti mekanisme sebab - akibat atau nilai maupun kategori dualistik seperti benar-salah,maju-mundur,untung-rugi Dlsb. itu memainkan peran dalam membuat rumusan kebenaran versi akal.Kebenaran atau rumusan versi akal adalah rumusan hasil zigzag berpikir sistematik-skematik mengikuti alur rel dualistik
BAGAIMANA DENGAN INTUISI ?
Sifat pikiran itu kompleks,maka dalam berpikir manusia itu tidak selalu memakai alur logika-kadang mengikuti intuisi- kadang pikiran spekulatif-kadang lebih dipengaruhi perasaan-emosi,Dan banyak lagi yang mempengaruhi jalannya pikiran.
Nah intuisi tidak memiliki pola seperti alur logika.Ia seperti penerobos jalan.Entah melalui jalan mana tiba tiba ia bisa sampai kepada kesadaran kita.Intuisi itu seperti lupa atau ingat,kita bisa tiba tiba lupa atau tiba tiba ingat tanpa kita mendesain atau merekayasanya sendiri secara sistematik
Intuisi adalah suatu yang bisa tiba tiba hadir tanpa sebelumnya kita merekayasanya terlebih dulu melalui alur berpikir sistematik.Bila logika adalah pikiran yang kita kendalikan secara sadar jalan jalannya-ibarat kita mengendalikan kemudi kendaraan,maka intuisi muncul dari ruang bawah sadar kedalam ruang sadar kita tanpa kita sengaja mengolahnya- kita tidak mengendalikan jalannya intuisi sebagaimana maunya kita,Atau mengarahkannya ke arah mana
Maka intuisi itu ibarat kita ada dalam kendaraan tapi kita tidak mengendalikan kemudinya-tahu tahu kita ada ditempat tertentu
Maka intuisi sering membantu kita dalam berpikir atau dalam memecahkan suatu masalah.Ketika logika masih berputar putar atau sudah buntu maka bisa tiba tiba hadir intuisi tanpa awal kehadirannya kita rekayasa
Logika dan intuisi adalah dua element yang seperti bahu membahu membentuk pengertian,pemahaman,sampai keyakinan. Dari ilmu pengetahuan menuju keyakinan itu tidak selalu langsung dihubungkan via logika,Tapi yang paling vital menentukan keyakinan seseorang sebenarnya adalah unsur intuisi.Bermain logika semata se brilian apapun argumentasinya tidak lantas otomatis bakal yakin tanpa di seberangkan oleh intuisi.Intuisi menyeberangkan beragam data - memori- ilmu pengetahuan menuju yakin
Intuisi ini memang sangat vital dalam mengantar atau membawa pesan pesan atau informasi kedalam diri yang tidak bisa atau sulit atau terlalu rumit kalau harus melalui alur logika.Misal kita tengah berhadapan dengan persoalan mistis atau persoalan rumit atau persoalan yang logika sulit membaca atau memetakan masalahnya atau menterjemahkannya maka biasanya intuisi akan ikut bermain.
Bisa disebut intuisi kadang "merumuskan masalah secara lebih cepat" tanpa melalui alur logika yang berkelok kelok-kadang lamban-kadang berbelit belit-kadang terjerumus kedalam kebuntuan.Atau bisa disebut intuisi ibarat "alur tol" ketika jalan- alur logika mengalami kemacetan
Saya sendiri walau sering membicarakan logika tapi dlm mencari ilmu dan keyakinan lebih menyukai membiarkan intuisi yang bermain secara lebih dominan.Ini karena saya terbiasa masuk ke atau berhadapan dengan beragam persoalan kompleks.Dalam pengalaman,Intuisi dan logika bila digabung akan saling menguatkan dalam menghasilkan rumusan maupun memberi keyakinan.
Dalam persoalan keIlahian-hubungan manusia dengan Tuhan peran intuisi sangat vital dan sangat membantu karena ini persoalan kompleks yang tidak selalu bisa dipetakan dan diselesaikan melalui skema alur logika
Orang cerdas itu biasanya individu yang terampil dalam memainkan logika tapi level genius itu sebenarnya bukan hanya pintar bermain logika tapi familiar- "terbiasa bergaul" atau tidak canggung dengan intuisi.Dan pintar menggabungkan secara harmoni unsur logika dengan intuisi. Karena logika dan intuisi bukan dua element yang selalu harus dilihat dalam posisi berlawanan
Mimpi,intuisi,lupa,ingat,bisikan khayal atau bisikan pikiran negatif (sesuatu yg tiba tiba muncul misal saat pikiran kosong atau saat emosi membara) adalah contoh sekaligus bukti bahwa yang namanya alam pikiran bukan sesuatu yang sepenuhnya berada dalam kendali kita.Alam pikiran manusia sangat kompleks sehingga bisa disebut bukan sepenuhnya milik kita karena tidak sepenuhnya berada dalam kekuasaan dan kendali kita
DARIMANA MUNCULNYA INTUISI POSITIVE (?)
Kalau intuisi misal suatu yang bisa datang tanpa kita undang,tanpa kita rekayasa secara logika,lalu darimana ia datang-Apa- siapa yang menghadirkannya ?
Orang beragama wahyu itu faham apa saja entitas diluar manusia yang bisa mempengaruhi via mimpi atau intuisi, Maupun entitas yang bisa mempengaruhi via bisikan pikiran negatif atau gambaran khayal khayal yang menyesatkan.Tapi orang diluar agama tentu akan menganggap apapun fenomena yang terjadi dalam jiwa sebagai hanya "fenomena psikologis"
Artinya agama wahyu membantu memahami kompleksitas alam pikiran manusia dengan memetakan hakikat apa saja unsur yang ada-bermain dalam diri manusia serta apasaja entitas diluar manusia yang bisa ikut mempengaruhi alam pikiran manusia-Jangkauannya tentu saja jauh lebih luas dari sekedar ilmu psikologi sekuler
................. ..
Versi 2
LOGIKA DAN INTUISI,
DUA JALAN MENUJU KEBENARAN
Manusia memiliki dua instrumen ruhaniah yang berbeda dalam karakter namun sama-sama bersifat vital: logika dan intuisi.
Keduanya bukan element yang bisa direkam oleh EEG, fMRI, atau teknologi otak lainnya, sebab hakikatnya bukan mekanisme material, melainkan unsur rohaniah yang bekerja melalui sarana materi (otak). Logika dan intuisi adalah bukti bahwa kesadaran manusia jauh lebih luas daripada sains (ilmu) materialis
1. Logika sebagai Rel Dualistik
Logika adalah jalur berpikir sistematik yang selalu berjalan pada rel dualisme; contoh,memakai pola sebab-akibat dan nilai benar-salah dlsb.Logika adalah "bahasa akal" yang menjaga pikiran tetap memiliki karakter yang konsisten- permanen. Tanpa logika, akal tak dapat berfungsi; seperti kereta api tanpa rel ganda.
René Descartes menekankan logika sebagai jalan menuju kepastian dengan skema berpikir sistematis yang dimulai dari keraguan. “Aku berpikir maka aku ada” (cogito ergo sum) adalah contoh bagaimana logika menjadi fondasi kepastian keberadaan-ia mengambil simpulan kepastian itu dari beragam langkah berpikir yang telah dilalui
Maka dalam sains logika bisa melahirkan teknologi dan rumusan hukum fisika yang dapat diverifikasi.Dalam metafisika melahirkan konsep ilmu logika,Dalam ranah agama melahirkan ilmu teologi- Itulah hasil kerja logika di 3 ranah besar ; sains fisika,metafisika serta agama
Namun logika memiliki keterbatasan: ia hanya mampu bekerja di wilayah yang dapat dipetakan dalam skema dualistik. Maka di sela sela keterbatasan pola berpikir dualistik itulah intuisi bermain.Ia seperti jalan pintas diantara beragam jalan berliku,Jalan tol diantara jalan yang bercabang dan berantai
2. Intuisi sebagai Jalan Tol Pikiran
Berbeda dengan logika, intuisi hadir tanpa rekayasa mekanisme logika sadar. Henri Bergson menyebut intuisi sebagai “jalan langsung menuju hakikat realitas”, berbeda dari intelek yang hanya memotong realitas menjadi bagian-bagian terukur. Bagi Bergson, hanya intuisi yang dapat menembus aliran hidup (élan vital) yang tak bisa dipetakan oleh logika analitis.
Carl Gustav Jung juga memberi tempat penting bagi intuisi dalam psikologi. Ia menyebut intuisi sebagai salah satu fungsi dasar psikis manusia, sebuah “indera batin” yang memungkinkan kita menangkap gambaran atau arah tanpa melalui proses rasional yang berliku. Intuisi, kata Jung, sering hadir dalam bentuk simbol, mimpi, atau kilatan ide.
Dengan intuisi, manusia seperti mendapatkan “jalan tol” yang menembus kemacetan logika. Ia seringkali lebih cepat memberi pencerahan daripada berpikir panjang yang berbelit.
3. Harmoni Logika dan Intuisi
Kant dalam Critique of Pure Reason membedakan antara intelek (Verstand) dan akal budi (Vernunft). Intelek bekerja dengan konsep dan logika, sementara akal budi melampaui batas pengalaman inderawi untuk menjangkau pertanyaan metafisis. Kant menempatkan intuisi (Anschauung) sebagai syarat dasar pengetahuan: manusia tidak hanya berpikir dengan konsep, tetapi juga melihat dengan intuisi ruang dan waktu.
Dengan demikian, bahkan dalam kerangka Kant, logika dan intuisi saling membutuhkan. Logika memberi bentuk,menyusun konstruksi, intuisi memberi isi.Kita memberi "nilai" atas sesuatu lebih dengan intuisi-diatas konstruksi hasil berlogika
Dalam kehidupan nyata pun demikian: orang cerdas terampil menggunakan logika, tetapi orang genius mampu mengharmonikan logika dengan intuisi. Einstein sendiri pernah berkata bahwa “akal rasional hanyalah pelayan, sedangkan intuisi adalah anugerah suci.” Banyak terobosan ilmiah besar lahir dari kilatan intuisi yang kemudian dibuktikan lewat logika.
4. Intuisi dan Ranah Transenden
Ada wilayah yang sulit dijangkau logika: pengalaman religius, kesadaran mistis, dan keyakinan akan yang ilahi. Di sini intuisi memainkan peran vital. Dalam tradisi Islam, Ibn ‘Arabi menyebut “kasyf” (penyingkapan batin) sebagai bentuk pengetahuan intuitif yang melampaui rasio. Dalam tradisi Timur lain pun, intuisi kerap dianggap sebagai pintu masuk ke realitas transenden.
Orang beragama memahami bahwa intuisi positif bisa menjadi bisikan kebenaran dari Yang Ilahi, sementara bisikan negatif bisa menjadi godaan dari entitas lain. Pandangan ini jauh lebih luas dibanding psikologi sekuler yang hanya melihat intuisi sebagai fenomena kognitif.
Penutup
Logika dan intuisi bukanlah melainkan dua sayap jiwa manusia. Dengan logika, kita menapaki jalan sistematik yang konsisten. Dengan intuisi, kita melesat cepat menembus kabut kebuntuan. Bila keduanya berpadu, manusia mampu menjangkau bukan hanya pengetahuan, tetapi juga keyakinan yang lebih dalam.
Dari ilmu menuju iman, dari rasio menuju makna, logika dan intuisi adalah duet yang membuat manusia tetap utuh sebagai pencari kebenaran.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI