Mohon tunggu...
Ujang Ti Bandung
Ujang Ti Bandung Mohon Tunggu... Kompasioner sejak 2012

Mencoba membingkai realitas dengan bingkai sudut pandang menyeluruh

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Tragedy kekuasaan : Rantis VS Ojol

30 Agustus 2025   10:48 Diperbarui: 30 Agustus 2025   11:29 74
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar : CNN Indonesia

POLITIKUS NEGARAWAN VS POLITIKUS POLITIK

Dari praktek demokrasi,muncul 2 kubu yang berbeda orientasi ; politikus negarawan dan politikus politik.Satu orientasi menjadi pelayan rakyat dan satu pencari dan penikmat kekuasaan.Mereka 2 anak kandung demokrasi yang beda orientasi tapi sama sama bisa masuk melalui sistem regulasi yang sama.

Karakter keduanya akan nampak berbeda melalui sepak terjang politik, kebijakan yang dibuatnya sampai kepada pernyataan pernyataan nya dihadapan publik

Diantara yang masuk melalui alur demokrasi,siapa politikus yang pikirannya melulu lebih banyak bermain politik dan siapa yang menjelma menjadi negarawan yang pikirannya hanya tertuju pada rakyat

Karena demokrasi tidak pernah bikin aturan bahwa yang mesti bermain didalamnya hanya negarawan dengan hati tulus berbakti untuk rakyat.Banyaknya praktek curang dalam pemilu menunjukkan adanya jejak politikus yg orientasinya cuma politik.

Salah satu efek dari masuknya beberapa "politikus politik"-bukan jiwa negarawan, adalah banyaknya kasus pertikaian politik,bisnis-permainan politik hingga korupsi disamping efek paling ujung yang menyentuh lapisan bawah adalah terjadinya demo skala besar besar an dengan berbagai latar tentunya

Kalau mau saya sederhanakan ; Tragedi demontrasi yang hari ini melukai hati banyak orang mungkin efek negara lebih dikuasai politikus politik yang mengelola negara dengan standar acuannya selalu pada politik-berdasar mengacu pada buku politik yang jadi acuan-yang mengajarkan bagaimana cara berpolitik-bukan bagaimana cara mengabdi pada rakyat. Jadi selalu melingkar dari politik ke politik

Bagi saya pribadi memang memprihatinkan andai-kalau-misal suatu negara lebih di kuasai system dan kebijakan yang dibuat para politikus politik-bukan politikus negarawan

Perbedaan mendasar antara politikus dan negarawan sering kali hanya persoalan orientasi. Seorang politikus bisa menjadi negarawan bila orientasinya telah keluar dari lingkaran kekuasaan menuju hanya memikirkan kepentingan rakyat. Sebaliknya, seorang politikus akan jatuh ke dalam kubangan pragmatisme bila seluruh energi politiknya hanya diarahkan untuk mempertahankan posisi dan fasilitas duniawi-termasuk utamanya kekuasaan

Saya beri contoh real-bukan teori ;
Ketika beberapa waktu lalu tuntutan pembubaran DPR menyeruak maka orang berjiwa negarawan akan menyikapi nya secara prihatin-mungkin membuat pernyataan maaf atau introspeksi.

Tapi politikus yang merasa mereka lah yang punya kekuasaan akan menyikapinya secara lain,Dari mulutnya keluar pernyataan yang bagi banyak orang parameternya bukan soal "benar-salah" atau logis tak logis tapi sikap arogan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun