Mohon tunggu...
Ujang Ti Bandung
Ujang Ti Bandung Mohon Tunggu... Kompasioner sejak 2012

Mencoba membingkai realitas dengan bingkai sudut pandang menyeluruh

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Makna mendalami metafisika

6 Agustus 2025   13:31 Diperbarui: 6 Agustus 2025   13:31 70
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Images : Bishop encyclopedia

APAKAH KEBENARAN MEMILIKI IDENTITAS ?

Banyak yang bicara kebenaran dengan persfective yang berbeda beda-bahkan terkadang berlawanan satu sama lain.Dan orang berdebat soal kebenaran itu sudah merupakan realitas tersendiri dari zaman ke zaman.

Perdebatannya kompleks melibatkan banyak fihak dan beragam cara pandang ; Plato vs Aristoteles,Einstein vs Bohr, kaum idealis melawan materialis,teis vs ateis,rasionalis vs empiris,dan banyak lagi.Mereka semua mempersoalkan "identitas kebenaran" -Walau sebagian justru ingin melenyapkan identitasnya semisal kaum nihilis atau skeptis

Kebenaran seperti sesuatu yang bisa dibawa kemanapun orang mau membawanya sesuai kacamata cara pandang yang ia pakai-atau tujuan ke arah mana ie menuju

Bahkan sampai hari ini masih ada yang mau mencincang kebenaran dengan skeptisisme dicampur nihilisme seolah kebenaran itu tidak ada,Ingin mempersepsikannya sebagai suatu yang absurd tanpa benar salah yang jelas,ingin membawanya ke kesunyataan dan mempreteli semua label yang telah diterapkan manusia kepadanya- Menganggap "kebenaran tertinggi" adalah "kekosongan" atau "ketaktahuan"

Adapula kondisi dimana label kebenaran yang terstruktur yang telah dibangun selama berabad abad oleh para filsuf klasik di bongkar habis habisan oleh para filsuf kontemporer-Oleh mereka yang ketika bicara kebenaran seolah tak mau lagi dibebani label label formal warisan para pendahulunya.Para filsuf kontemporer ingin kebenaran yang ditafsir secara bebas oleh selera berpikir bebas-tanpa mesti tunduk pada pola yang sudah terstruktur formal

Para filsuf aliran Wina lain lagi,Mereka ingin kebenaran yang dapat dipastikan melalui verifikasi empirik,Maka mereka memproklamirkan empirisme mesti berdiri diatas rasionalisme yang tidak dapat diverifikasi secara empirik

Itulah "nasib" dan kondisi kebenaran di tangan manusia dari zaman ke zaman-Penuh drama-hiruk pikuk bahkan tragedy

Di sisi lain agama wahyu selalu berkotbah soal kebenaran.Sebagai perbandingan ;
Ditangan agama wahyu betapa identitas kebenaran itu musti terang benderang- mesti jelas benar salahnya.Dan dilabeli dengan label Ilahiah seperti label "hakiki". Agama mengharamkan kebenaran menjadi sesuatu yang absurd atau kehilangan makna hakiki nya.Agama juga tidak melabeli kebenaran dengan label label yang biasa dibuat oleh materialisme

.............

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun