Mohon tunggu...
Ujang Ti Bandung
Ujang Ti Bandung Mohon Tunggu... Kompasioner sejak 2012

Mencoba membingkai realitas dengan bingkai sudut pandang menyeluruh

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Apakah Manusia Penguasa Tunggal Atas Pikirannya?

15 Juni 2023   07:35 Diperbarui: 15 Juni 2023   07:39 146
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

APAKAH MANUSIA PENGUASA ATAS ALAM PIKIRANNYA ?

"Apakah pikiran di kepala kita identik dengan keseluruhan diri kita ?" .. Pertanyaan menarik yang saya baca dari makalah Reza AA wattimena

Tentu saja tidak.Bila bicara "diri" maka akan banyak sekali aspek terkait yang dapat masuk atau dimasukkan ke dalamnya.Diri manusia lebih merupakan sebuah kompleksitas yang penuh dengan mysteri ketimbang suatu yang mutlak dibentuk atau "di operasikan" oleh jalan pikirannya sendiri

Kedalam pikiran kita pun ber lalu lalang banyak pikiran dari arah lain yang kadang berlawanan dengan alur pikiran yang kita pegangi.Atau kadang tanpa sadar kita lebih dikendalikan oleh pikiran dari luar

Kita bandingkan dengan mekanisme operasional mesin robot AI.Ia digerakkan tentu bukan oleh kehendak dan ide nya pribadi tapi oleh data  yang telah didesain sang programmer.Jadi bisa disebut "keseluruhan diri robot adalah data yg dimasukkan programmer".Dan robot akan bergerak berdasar hukum matematika dari data yang telah dimasukkan".Hukum matematika adalah sebuah mekanisme yang sejauh manapun berjalan masih dapat direkonstruksi-dipeta kan oleh programmer atau ahli pembuat program AI , sehingga apapun yang terjadi pada operasional robot masih tetap bisa dibaca dalam arti tak akan ada misal yang bersifat mysteri atau diluar dugaan

Tapi manusia jauh lebih kompleks.Apa yang terjadi dalam diri manusia bukan sekedar "konsekuensi hukum matematika dari pikiran kita".Manusia bukan hanya pikirannya,Ada banyak hal yang diluar pikiran kita bahkan yang bisa mempengaruhi dan mengendalikan alam pikiran kira.Kita tak bisa sepenuhnya menguasai jalan pikiran sesuai kehendak kita sendiri

Maka manusia dapat mengalami kompleksitas pengalaman bahkan yang diluar dari apa yang pernah terpikirkan, misal mengalami keajaiban yang tidak ia duga sebelumnya

Manusia dapat mengalami hal hal yang pikirannya sendiri tidak bisa prediksi atau kendalikan. Contohnya adalah mimpi dan intuisi atau lupa dan ingat.Semua itu adalah hal hal yang tak bisa didesain dan dikendalikan oleh alam pikiran manusia

Pikiran kita tidak bisa mendesain mimpi apa nanti malam,Itu tak bisa sesuai keinginan kita.Dalam mimpi kadang kita memperoleh suatu petunjuk yang kita tidak duga sebelumnya,Atau mimpi buruk yang sama sekali tidak kita inginkan. Dalam mimpi pikiran kita ikut bermain tapi sebatas hanya bisa pasif karena tak bisa kita kendalikan

Demikian pula intuisi,kita tak bisa prediksi intuisi apa yang akan kita peroleh esok hari,Intuisi bisa tiba tiba muncul bahkan tanpa kita perkirakan,Dan isinya bukanlah suatu yang sudah pernah kita susun sebelumnya.Intuisi tak bisa didesain misal seperti programmer mendesain "jalan pikiran robot"

Demikian pula dengan lupa-ingat,Kita bisa tiba tiba lupa atau tiba tiba ingat tanpa kita desain sendiri.Lupa adalah suatu yang sering mengesalkan hati dan sama sekali tidak kita inginkan,tapi kita sama sekali tak bisa menghindarinya.Itu menunjukkan bahwa kita sebenarnya tidak berkuasa sepenuhnya atas alam pikiran kita sendiri.

Ada apa dalam diri selain pikiran kita ? Mengapa kita bisa mengalami semua yang saya paparkan diatas. Itu sebuah pertanyaan besar yang akan menguak rahasia hakikat diri manusia.Akan ada banyak teori psikologi yang berbicara.Tapi agama wahyu tentu memiliki jawabannya tersendiri yang pasti bukan berbentuk teori psikologi

Agama menyebut bahwa Tuhan berkomunikasi dengan manusia itu dengan beragam cara ; Melalui wahyu (khusus untuk para nabi),melalui mimpi (spt misal mimpi yang dialami nabi Yusuf A.S) dan melalui intuisi intuisi yang bermanfaat-bermakna

Bahkan al hadits menyebut bahwa sosok makhluk penggoda yang bisa menyusup kedlm jiwa itu bisa membuat manusia lupa pada sesuatu.Tapi ini hanya untuk yang beriman yang telah faham eksistensi makhluk gaib,Karena psikologi dan filsafat sekuler tak mengenal hal itu

Menyingkapi Pikiran

Jika pikiran kita kerap kali salah, lalu bagaimana kita harus hidup? Pertanyaan ini, pada hemat saya, harus dipukul lebih jauh dengan pertanyaan berikut, apakah diri kita hanya pikiran kita semata? Apakah pikiran di kepala kita identik dengan keseluruhan diri kita? Jika dipikiran secara mendalam, jawabannya jelas: bukan.

Jadi, biarkan pikiran datang dan pergi. Jangan percaya dengan pikiranmu. Anda dan saya tidaklah sama dengan pikiran yang datang dan pergi di kepala kita. Gunakan pikiranmu seperlunya, namun jangan pandang dia mentah-mentah sebagai kebenaran mutlak tentang segalanya.

Inilah yang disebut kebebasan sesungguhnya. Orang yang bebas dari pikirannya sendiri berarti ia tidak diperbudak oleh suara-suara yang ada di kepalanya. Ia bisa berpikir dengan jernih untuk menyingkapi berbagai hal dalam hidupnya. Ia bisa menjadi orang yang bijaksana di dalam beragam keadaan.

Ketika sedih datang, kita sedih. Ketika gembira datang, kita gembira. Kita biarkan semuanya datang dan pergi, tanpa keinginan untuk memegang erat-erat pikiran yang datang. Ingat, kita bukanlah pikiran kita.

Tidak Tahu

Jika pikiran kita kerap kali salah, maka apa yang harus kita percaya di dalam hidup kita, terutama untuk membuat beragam keputusan? Pertama, kita harus sadar, bahwa pengetahuan kita tentang dunia tidak pernah sepenuhnya benar. Dengan kata lain, kita sesungguhnya tidak tahu, apa yang ada di dalam realitas.

Ketika kita sepenuhnya sadar, bahwa kita tidak tahu, maka semuanya akan menjadi jelas. Inilah yang disebut sebagai "pikiran tidak tahu", yakni pikiran yang terbuka untuk beragam kemungkinan. Pikiran semacam ini jauh dari keyakinan akan kebenaran mutlak. Ketika kita hidup dengan "pikiran tidak tahu ini", maka intuisi kita akan terlatih.

Intuisi adalah pengalaman langsung dengan kehidupan, tanpa bahasa dan tanpa konsep. Dengan kata lain, intuisi adalah pengalaman langsung dengan kehidupan, tanpa menggunakan pikiran. Ketika intuisi kita terlatih, kita akan tahu apa yang harus dilakukan di dalam berbagai situasi dalam hidup kita. Kebenaran sejatinya sudah jelas di depan mata kita. Hanya pikiran kita yang menghalangi kita untuk sungguh mengalami kebenaran itu.

Jadi, jangan percaya pada pikiranmu....

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun