Mohon tunggu...
Ujang Ti Bandung
Ujang Ti Bandung Mohon Tunggu... Wiraswasta - Kompasioner sejak 2012

Mencoba membingkai realitas dengan bingkai sudut pandang menyeluruh

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Ruang "God of The Gap", Ketika Sains Sudah Tidak Kuasa

23 Februari 2020   07:16 Diperbarui: 23 Februari 2020   10:46 1053
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Images : TheG...twitter.com

Dalam arti lain,sains dapat menjelaskan fenomena fisik atau suatu wujud fisik secara terstruktur dengan rumus rumus sains yang baku tapi jangan harap fenomena serta entitas metafisika dapat diperlakukan serupa

Itu sebab terhadap beragam persoalan keilmuan yang sangat kompleks itu baik sains,filsafat maupun agama masing masing memiliki peran nya sendiri sendiri

Ada saat dimana sains yang harus tampil paling depan dalam menjelaskan satu fenomena tapi ada saat dimana para saintis harus menghormati serta mendalami penjelasan baik yang berasal dari ranah filsafat maupun agama

Dalam pandangan agamawan yang menguasai secara baik ilmu teologi dan peta permasalahan keilmuan metafisis mereka sudah faham bahwa hanya agama yang dapat memberi jawaban final atas permasalahan yang sudah berada diluar kemampuan baik sains maupun filsafat untuk menjelaskannya

Secara humanis-dilihat dari sisi manusia sebagai makhluk yang terbatas maka agama memberi penjelasan terhadap hal yang dunia pengalaman serta akal fikiran manusia susudah tak dapat menjangkaunya semisal permasalahan apa yang akan terjadi sesudah manusia mati

Tetapi itulah,tidak semua fihak mau menerima penjelasan agama,kaum atheis,materialist, nihilis,penganut ideologi saintisme,penganut filosofi positivisme dlsb.mereka mungkin lebih percaya kepada asumsi asumsi manusia ysng mengatas nanakan sains ketimbang percaya kepada penjelasan Tuhan

Masih ingin memaksa sains agar dapat menjelaskan seluruh fenomena yang ada dan terjadi yang manusia temukan dalam kehidupannya termasuk fenomena metafisik ?

Tentunya orang yang berakal harus berfikir 1000 kali untuk melakukannya karena bila tetap dipaksakan toh hanya akan jatuh ke memperoleh jawaban yang secara logika sering nampak sangat tidak masuk akal

Nah dalam persoalan God of the gap yang diungkap para ilmuwan itu manusia bertemu di persimpangan jalan dimana disitu sains dan agama bertemu dan memperlihatkan hakikatnya masing masing dan tentu saja argumentasinya

Dan dipersimpangan ini pula manusia seolah dipersilahkan untuk memilih,apakah ingin terus mengikuti jalan yang ditempuh oleh sains ketika mereka berjalan menelusuri seluruh persoalan keilmuan serta kehidupan yang ditemukan oleh manusia ataukah mereka memilih berganti haluan mengikuti jalan agama ketika bertemu persoalan metafisik yang sudah tak bisa dijelaskan secara terstruktur oleh sains ?

Yang jelas,akal-logika,rasionalitas dapat memberi jalan tengah sekaligus jalan keluar terbaik atau yang paling masuk akal ketika manusia bersua dengan persoalan terkait 'God of the gap' itu

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun