Mohon tunggu...
Ujang Ti Bandung
Ujang Ti Bandung Mohon Tunggu... Wiraswasta - Kompasioner sejak 2012

Mencoba membingkai realitas dengan bingkai sudut pandang menyeluruh

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Artikel Utama

Apakah Akal Anda Masih Sehat?

21 Maret 2019   09:21 Diperbarui: 22 Maret 2019   06:13 808
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Image by Frits Ahlefeldt

Misal seorang pemuda yang mau kawin dengan nenek nenek renta atau seorang gadis yang jatuh cinta kepada kakek tua renta atau seorang anak yang tega membunuh ibunya, dlsb. 

Dan ada banyak hal yang berpotensi merusak cara berfikir akal, misal minuman keras membuat orang mabuk dan setelah itu tak bisa lagi membedakan ini benar-ini salah, ini baik-ini buruk. Orientasi atau kecintaan berlebihan kepada harta-tahta-wanita juga bisa membuat orang tak peduli lagi pada dualisme benar-salah, dualisme kehidupan-kematian atau dualisme dunia-akhirat serta dualisme amal perbuatan-balasan Tuhan,dualisme yang diajarkan atau dideskripsikan oleh agama

Lalu filsafat sering di identikan dengan ranah berfikir rasional tapi jangan salah disana ada faham faham tertentu yang dapat merusak cara berfikir akal, misal faham materialisme yang tidak mengenal dualisme jiwa-raga serta materi dan non materi, karenanya cara berfikir materialistik dapat mengarah pada pandangan serta rumusan yang bersifat ganjil, misal memandang bahwa fikiran itu unsur 'materi' padahal menurut agama yang berbasis prinsip dualisme pikiran itu adalah unsur roh-pasangan dari jasmani. 

Materialisme juga tak percaya adanya roh sehingga memandang bahwa setelah tubuh mati maka tak ada lagi kehidupan abadi dan karena nya tak percaya adanya alam akhirat. Ini adalah pandangan yang ganjil mengingat bila manusia hanya hidup di dunia semata maka hidup akan menjadi tak bermakna bila semua hanya berhenti di alam kubur.dan karena problematika manusia tak bisa selesai setelah ia mati

Karena lalu, setelah manusia mati maka bagaimana dengan amal perbuatan baik-buruk nya selama di dunia apabila tak ada konsep balasan di akhirat? Bagaimana dengan orang mati yang meninggalkan jejak kejahatan semacam Fir'aun, Hitler, Stalin, dan lain sebagainya?

Di sinilah fungsi sistem Ilahiah yang di deskripsikan agama yang membuat kehidupan menjadi masuk akal karena dualisme benar-salah dapat di rumuskan secara konstruktif, misal adalah suatu kebenaran apabila orang orang jahat yang tidak sempat memperoleh balasan setimpal di dunia kelak akan memperoleh balasan setimpal di akhirat. Dimana konsep keadilan itu adalah konsep yang paralel dengan akal karena menyelesaikan permasalahan yang terkait dengan dualisme benar-salah, baik-buruk. dan tanpa ada akhirat maka keadilan universal menjadi tidak akan ada

Faham atau pandangan lain dalam filsafat selain materialisme yang bersifat merusak eksistensi atau cara berfikir akal adalah; atheisme, relativisme, individualisme (filsafat yang orientasi pada mengutamakan pandangan pribadi-bukan konsep universal), pluralisme (yang tidak mengakui adanya kebenaran tunggal), skeptisisme dan sebenarnya banyak lagi, yang membuat cara berfikir manusia tak lagi sistematis, tak lagi orientasi pada dualisme benar-salah,tapi lebih cenderung pada kesukaan berfikir spekulatif.

Dan intinya adalah semua yang ujungnya membuat manusia tak lagi mengenal benar-salah secara jelas-terang benderang atau tak memuarakan persoalan pada dualisme benar-salah yang konstruktif melainkan orientasi pada mengutamakan pandangan pribadi yang bersifat subyektif ketimbang konsep universal yang berlaku bagi semua orang secara keseluruhan.

Atau pandangan negatif tentang kebenaran yang berasal dari faham skeptisisme yang memandang  problem kebenaran sebagai suatu yang mustahil bisa diselesaikan secara tuntas. Karena bila demikian maka fungsi peralatan berfikir seperti akal serta hati nurani yang di konsep sebagai alat pencari kebenaran akan menjadi sia sia bila semuanya berujung atau berakhir pada skeptisisme-keputus asaan bukan kepada keyakinan adanya kebenaran hakiki yang lalu dijadikan pedoman hidup.

Proses mencari kebenaran tanpa henti yang berakhir dengan skeptisisme adalah suatu yang ganjil menurut pandangan akal karena sama dengan mendeligitimasi fungsi peralatan berfikir, peralatan mencari kebenaran yang tertanan dalam tiap jiwa manusia

Dan bagaimana penjelasan tentang faham-faham dalam filsafat yang merusak cara berfikir akal itu telah dijelaskan pada artikel artikel saya terdahulu atau anda juga dapat menemukan nya di media-media lain.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun