Mohon tunggu...
Ujang Ti Bandung
Ujang Ti Bandung Mohon Tunggu... Wiraswasta - Kompasioner sejak 2012

Mencoba membingkai realitas dengan bingkai sudut pandang menyeluruh

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Deskripsi Konsep Dualitas

5 September 2013   17:51 Diperbarui: 24 Juni 2015   08:18 5298
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

……..

Di zaman ini manusia banyak yang mulai lupa kepada adanya konsep dualitas (prinsip dualisme) dalam kehidupan … itu wajar sebagian diantaranya karena terlalu focus mengejar ngejar kebenaran (fakta) empirik,sebagian terlalu asyik berselancar di dunia pemikiran bebas spekulatif.padahal konsep dualitas adalah sebuah konsep yang lahir dari segala suatu yang Tuhan ciptakan secara berpasang pasangan,dan kalau anda membuka kitab suci Al Qur’an maka rahasia tentang hal ini terdapat didalamnya

Konsep dualitas meniscayakan adanya dua-dua yang serba berpasangan dalam kehidupan baik itu yang bersifat lahiriah seperti adanya siang - malam,terang - gelap,kehidupan kematian,tua - muda,lelaki wanita,kaya-miskin, dlsb.atau yang bersifat abstrak seperti adanya benar-salah,baik-buruk,sebab-akibat,bijak-picik,sempurna-tak sempurna,bahagia-derita,cinta-benci, dlsb.walaupun diantara kedua wilayah yang telah jelas identitasnya itu terdapat wilayah ‘antara’ yang belum jelas identitasnya dalam konsep dualitas-atau yang masih rancu-samar  tetapi kehidupan tidaklah berpijak diatas konsep yang samar-rancu melainkan diatas konsep dualitas yang jelas identitasnya sejelas identitas lelaki-wanita, sehingga karena adanya konsep  dualitas yang jelas itulah maka diatasnya bisa berdiri konsep agama -konsep ilmu pengetahuan-konsep kebenaran yang semua itu tentu memerlukan dualitas benar-salah, baik-buruk yang jelas,tidak samar atau rancu

Bagaimana hubungan antara akal dengan konsep dualitas (?) … analoginya : ibarat kereta ber roda ganda dengan rel kereta ganda maka karena ada rel kereta ganda itulah maka sang kereta bisa melaju diatasnya,artinya karena ada konsep dualitas itulah maka akal bisa berfikir..dan bayangkan andai segala suatu yang ada di alam semesta diciptakan ganjil - tanpa berpasang pasangan maka akal tidak akan bisa membandingkan sesuatu dengan sesuatu yang lain

Dan karena berjalan diatas rel dualisme itulah maka karakter cara berfikir akal menjadi bersifat dualistik,selalu cenderung memuarakan segala suatu pada dua kutub yang berbeda atau berlawanan.misal,akal selalu cenderung mencari benar-salah dari tiap problem keilmuan-kebenaran yang ditemuinya

(beda dengan pemikiran bebas spekulatif yang tidak memuarakan segala suatu pada dualitas benar-salah yang jelas, hitam-putih)

…………………

Ketika pada awal mulanya manusia masih berselancar di dunia empirik maka akal fikirannya tentu belum langsung menyentuh pemahaman essensial terhadap adanya konsep dualisme,tetapi ketika di dunia empirik mulai terdapat hal hal yang harus dipilah kepada dua kutub yang berbeda maka akal manusia mulai bersentuhan dengan kebutuhan akan konsep dualitas

Misal seorang fisikawan akan selalu bergumul dengan rumusan yang benar dan rumusan yang salah sebelum ia melahirkan sebuah rumusan hukum fisika yang dianggap valid.atau seorang yang biasa berkutat di laboratorium dan melakukan berbagai ekperimen akan berkutat dengan problem pengujian yang benar dan pengujian yang salah

Ilmu matematika atau seorang matematikawan jelas memerlukan konsep dualitas benar-salah diantaranya untuk memilah mana perhitungan yang benar dan mana perhitungan yang salah

Itulah dunia sains yang memulai dari penelusuran terhadap dunia empirik yang serba tertangkap dunia indera pada ujungnya memerlukan dualitas yang terangkum dalam konsep logika : benar-salah untuk mengikat apa yang telah ditemukan itu menjadi ilmu pengetahuan yang bersifat empiris (dengan benar-salah yang jelas)

Demikian pula beragam aktifitas kehidupan manusia lainnya mulai dari kegiatan akademik hingga ke kegiatan yang dilakukan tiap individu manusia dalam kegiatannya sehari hari tidak akan bisa lepas dari ketergantungan kepada adanya konsep dualitas :

Dalam sebuah ujian para guru akan memberi soal ujian untuk memilah mana murid yang PINTAR dan mana murid yang BODOH,mana yang berhak lulus dan mana yang tidak berhak lulus, dengan kata lain itu adalah beberapa contoh konsep dualitas yang tercetak dalam kepala sang guru

Ketika seorang hendak membangun sebuah perusahaan dengan modal cukup besar maka apa yang terlebih dahulu dilakukannya (?) tentu saja salah satunya adalah kalkulasi UNTUNG-RUGI nya …

Ketika seorang guru hendak mengajarkan tentang apa itu musim kemarau maka agar para murid memahami apa itu ‘musim kemarau’ maka  mau tak mau ia harus membandingkannya dengan ‘musim hujan’

Ketika seorang petigas sensus mendefinisikan seseorang sebagai ‘wanita’ itu karena yang bersangkutan sudah mengenal apa itu ‘lelaki’

Itulah dalam kehidupan nyata manusia sulit atau bahkan tidak akan bisa lepas dari ketergantungan kepada adanya konsep dualitas dalam berbagai dimensi nya baik itu pada yang tertangkap langsung oleh mata seperti adanya lelaki-wanita,terang-gelap,siang-malam dlsb. atau pun yang bersifat abstrak seperti adanya konsep benar-salah,baik-buruik,hina-mulia dlsb

Adanya segala suatu yang Tuhan ciptakan secara berpasangan itu membuat akal fikiran manusia bisa membandingkan sesuatu dengan yang  menjadi pasangan atau lawanan nya,misal mengenal makna ‘benar’ dengan membandingkannya dengan ‘salah.mengenal definisi ‘lelaki’ dengan membandingkannya dengan ‘wanita’, mengenal makna ‘terang’ dengan membandingkannya dengan gelap dst dst.

Lalu bagaimana bagaimana bila ada manusia yang mengalami buta atau ‘rabun dualitas’ (?) perlukah ke dokter mata batin untuk di pakaikan semacam ‘kacamata batin’ agar penglihatannya kepada konsep dualitas bisa menjadi normal kembali (?)

Salah satu penyebab manusia mengalami rabun atau buta dualitas diantaranya adalah : karena yang bersangkutan terlalu orientasi kepada fakta empirik atau menjadikan fakta empirik sebagai ‘kebenaran tertinggi dan terakhir’,atau karena yang bersangkutan terlalu focus ke dunia organik - dunia organ-dunia partikel-atau bisa jadi karena yang bersangkutan ber ideologi materialisme yang tak percaya kepada adanya kepada adanya hal hal yang gaib-non empirik

Sehingga salah satu cara agar manusia sembuh dari penyakit buta atau rabun konsep dualitas tentu dengan menggiringnya agar tidak focus ke fakta empirik melulu tetapi diajari mengenal apa saja yang ada dibalik segala suatu yang bersifat empirik atau yang tertangkap dunia indera itu,atau diajari menggunakan rasio dibalik apa yang tertangkap oleh dunia indera,lebih jauh lagi diajari menangkap hal hal yang rasional (konsep rasionalitas) diatas beragam fakta empirik,atau diajari apa itu ‘kebenaran rasional’ disamping adanya ‘kebenaran empiris’

Konsep dualitas adalah ‘permainan’ logika akal (maksudnya konsumsi akal) sehingga yang bisa menangkap essensinya nya adalah akal bukan dunia indera semata ,walaupun keberadaan bagan dari dualitas itu sebagian tertangap oleh mata : adanya terang-gelap,adanya lelaki-wanita,ada siang-ada malam,dlsb. tetapi konsep dasarnya tetap bersifat abstrak

Sebab itu bila seseorang masih focus ke pengamatan dunia inderawi,masih focus ke teori teori empirik,masih focus ke fakta empirik semata mungkin yang dilihatnya hal hal yang masih belum bisa dimuarakan kepada dua - dua kutub yang berbeda atau yang berlawanan yang menjadi identitas dari konsep dualism

Untuk memahami konsep dualisme (secara menyeluruh)  seseorang juga harus dikeluarkan dari penjara dunia organik atau kalau dalam sains misal dari penjara sudut pandang dunia partikel sebab konsep dualisme (yang menyeluruh) tentu memerlukan cara pandang yang bersifat menyeluruh bukan cara pandang yang terpenjara dalam bagan atau organ tertentu,misal untuk memahami adanya keteraturan yang nyata dibalik adanya fenomena yang nampak ‘tak beraturan’ di alam semesta maka tentu saja manusia harus melihatnya dari sudut pandang menyeluruh sebagaimana misal sudut pandang teori mekanika alam semesta Newton

Untuk memahami adanya konsep dualitas dalam kehidupan juga seseorang harus dibebaskan terlebih dahulu dari penjara cara pandang materialistik,apa sebab (?)… sebab konsep dualitas itu memiliki dua kaki, yang satu berpijak di dunia lahiriah-material dan yang satu berpijak didunia non empirik-batiniah-abstrak-gaib,sehingga dengan ‘bermata satu’ otomatis bagan lain dari konsep dualitas menjadi tidak bisa tertangkap atau tak bisa terbaca

………..

Dan tahukah anda bahwa konsep kebenaran agama Ilahi itu berpijak pada mekanisme konsep dualitas yang jelas..apa sebab (?)… sebab akal manusia itu sudah disetting sebagai alat baca konsep dualitas sehingga cara berfikir akal selalu memuarakan segala suatu pada dua wilayah-dua kutub yang berbeda atau yang berlawanan misal benar-salah,baik-buruk dlsb. sehingga dalam agama konsep benar-salah, baik buruk menjadi suatu yang sangat ditekankan begitu pula pemahaman terhadap konsep dualitas lain misal dualitas antara sebab-akibat,perbuatan-balasan,dunia-akhirat,selamat-celaka,petunjuk-sesat, halal-haram,bahagia-derita dlsb.dlsb

Itu karena agama Ilahi telah disesuaikan dengan mekanisme cara berfikir akal yang secara alami bersifat sistematik yang selalu orientasi kepada rel dualitas

…………..

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun