Mohon tunggu...
Udinus Corner
Udinus Corner Mohon Tunggu... -

This page is about Dian Nuswantoro University (Udinus)'s Public Relations. This contains will be filled with all activity ini Dian Nuswantoro University.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Lima Film Maker Terbaik Diberi Penghargaan

22 Desember 2015   11:01 Diperbarui: 22 Desember 2015   13:28 21
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Selain dikenal dengan Perguruan Tinggi Swasta (PTS) yang identik dengan kualitas IT yang unggul, Universitas Dian Nuswantoro (Udinus) juga memiliki potensi film maker yang tidak juga luar biasa. Baru-baru ini, Rabu (16/12), program studi Broadcasting bersama SPFI (Seni Peran Film Indonesia) Udinus memberikan penghargaan kepada para pembuat film selama tahun 2015. Bertempat di studio Broadcasting, gedung B lantai 5, acara yang juga diselingi dengan pemutaran lima film terbaik ini diikuti oleh puluhan mahasiswa Broadcasting dan Ilmu Komunikasi, serta siswa yang berasal dari SMK Nurul Hadi, Demak.

Sebelum diperlihatkan hasil karya kelima film yang akan ditampilkan, audience yang hadir terlebih dahulu diperlihatkan proses produksi film. Kerjasama sangat diperlukan dalam produksi film, karena semua elemen seperti ide cerita, audio, gambar, dan dialog harus dikemas dengan baik dan rapi untuk menghasilkan film yang berkualitas. Kelima film tersebut adalah Kata Tanpa Nada, Sejengkal dari Langit, Macan Kurung, Cahaya Dalam Bentik, dan Celah.

Dari lima film tersebut, film berjudul Cahaya Dalam Bentik (CDB) menjadi film yang paling banyak menarik pujian dari tim penilai. Salah satunya adalah Agus Triyono, S.Sos., M.Si., dosen yang juga menjabat Kepala Humas Udinus ini mengungkapkan momentum yang diperoleh dari  film CDB ini sangat bagus, karena menceritakan tentang seorang anak yang kecanduan bermain game sehingga lupa akan kewajiban untuk belajar. Selain itu, pesan moral yang disampaikan dalam melestarikan permainan tradisional bentik juga dinilai sangat luar biasa. Hal ini mengingat sekarang tidak banyak anak-anak yang mengetahui permainan bentik. “Cahaya Dalam Bentik ini sangat luar biasa, pesan moralnya luar biasa karena mengenalkan permainan bentik yang jarang dikenal oleh anak sekarang”, ujar Agus.

Acara ini juga menjadi tonggak awal keberadaan komunitas SPFI di Udinus. Keberadaan komunitas seperti SPFI ini memang menjadi wadah tersendiri bagi mahasiswa yang memiliki potensi untuk menjadi seorang talent. Di samping itu, SPFI dapat bersinergi dengan Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) seperti teater untuk menghasilkan talent sesuai kebutuhan industri film. “SPFI bisa jadi wadah mahasiswa untuk mengembangkan potensi dalam hal seni peran,” ujar Suhariyanto, M.Kom., Kepala Program Studi Broadcasting Udinus. (*humas)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun