Mohon tunggu...
Muhammad Zainuddin
Muhammad Zainuddin Mohon Tunggu... Wiraswasta - Sinau nulis

Suwong

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Mbah Nun, Tebaran Cintamu Membentang Jakarta-Batam

29 Mei 2020   10:24 Diperbarui: 29 Mei 2020   10:22 84
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Kenduri Cinta,
Acara inilah saya dipertemukan langsung bertatap muka dengan mbah Nun dan jamaah maiyah, maiyah untuk pertama kalinya. Selama ini saya hanya bisa melihat walaupun sebelum nya hanya bisa mengikuti jalannya sinau bareng khas maiyahan lewat youtube.  Akhirnya kali ini sangat bersyukur setelah sekian lama saya diperjalankan Allah untuk mengikuti Kenduri Cinta awal tahun 2017 kemarin. 

Hal ini tak luput karena konsistensi dari para penggiat Kenduri cinta untuk secara rutin melaksanakan  Sinau bareng ini di Taman Ismail Marzuki Jakarta. Kebetulan saya juga kerja di Jakarta saat itu, layaknya para newbi yang lain, disetiap perhelatan Kenduri Cinta saya selalu datang duluan untuk mendapatkan pos duduk paling depan, cuman kadang kalah bersaing dengan pendekar-pendekar maiyah yang lain akhirnya saya harus merelakan diri untuk duduk belakang. 

Yang jelas dimanapun saya berhasil duduk, tidak mengurangi excited saya untuk menyimak wejangan-wejangan atau canda-candaan dari mbah Nun, dan menangkap ueforia suasana yang selalu mencair penuh tawa dibumbui sedikit kesedihan.

Kredit lebih saya haturkan bagi para penggiat-penggiat kenduri cinta , Mas Adi, mas Tri, mas Fahmi dan kawan-kawan Di tengah hiruk pikuk jakarta, Kenduri Cinta mampu jadi oase, mampu jadi pengobat akan kerinduan pada budaya, kerinduan akan bercengkrama dengan sesama walaupun tak saling kenal tetap saling bergembira bareng, sinau bareng, bertukar pikiran tanya jawab dan ngopi bareng. 

Hebatnya hal ini tidak saja berlaku di di Jakarta, acara seperti Kenduri Cinta ini, bahkan di seluruh penjuru Indonesia, seperti Padhangmbulan di Jombang, Mocopat Syafaat di Yogyakarta, Gambang Syafaat di Semarang, Bangbang Wetan di Surabaya, Yang dan banyak lagi di kota-kota lain dan yang termuda adalah BataMMaiyah, dimana saya menemukan kembalik Maiyahan di tanah Batam ( setelah saya harus pindah kerja disini).

Kegiatan ini mungkin bisa di bilang pengajian tapi standar pengajian tidak benar-benar dominan. Sebab didalamnya lebih banyak mengajarkan semangat hidup, dialog yang mengundang sikap kritis, ke-Indonesia-an, sikap hidup toleran dan hidup bersama gotong royong dalam kebaikan. Dan yg hadir juga ada dari kalangan non muslim. 

Itulah keistimewaan mbah nun, bisa menyatukan manusia tanpa milah milah, dan wejangan nya mampu di serap siapa saja. di Kenduri Cinta hujan terkadang turun di saat acara berlangsung, para jamaah yg hadir dari berbagai kalangan, suku, mahasiswa, pedagang, waria, preman, pengamen, anak punk, non muslim, anak kecil, dan banyak lagi berbagai kalangan, mereka bergembira menikmati sambil mengangkat alas yg tadi nya buat duduk dia angkat buat payung.

Sampai saat saya nulis ini acara Kenduri Cinta masih rutin tapi harus jeda, dan tidak kalah menarik tamu yg mengisi acara di Kenduri Cinta sekelas orang-orang hebat seperti,Mbah Sudjiwo Tedjo,Syaikh Nursamad Kamba,Gus Chandra Malik,Gus Sabrang MDP, Habib Anis Sholeh Ba'asyin, Habib Husein Ja'far, Indra Sjafri dan banyak lagi bahkan dari musisi top.

BataMMaiyah,
Pada akhirnya saya pindah kerja di Batam, lagi-lagi di tanah melayu ini saya merindukan sosok mbah nun, merindukan maiyahan, merindukan susana duduk melingkar.

Saya mencoba mengobati itu semua dengan mencari jama'ah maiyah yg ada di batam lewat media sosial, dan ketemu juga sampul maiyah batam atau di sebut BataMMaiyah. langsung saya kirim pesan, mintak di masukin di group BataMMaiyah, tidak lama lagi saya pun jadi anggota group BataMMaiyah.

Bertemulah dengan orang-orang baru, dapat ilmu baru, dari para jamaah BataMMaiyah walaupun hanya lewat medsos belum sempat kumpul bareng, sinau bareng secara langsung karna ada nya covid19 tapi tetap terobati juga kerinduanku bermaiyahan di tanah melayu ini 'BATAM'

Saya sangat bersyukur dan berterima kasih buat para penggagas Kenduri Cinta, penggagas BataMMaiyah, Dan para pengagas acara-acara maiyahan di tempat lain, semoga kalian di beri panjang umur, sehat wal'afiat terus semangat menjembatani sinau bareng.

Di tgl 27 Mei 2020 atau tepatnya Mbah Nun Miilad ke 67thn. Matur Suwun Mbah sudah menemani kami, sudah menemani rakyat bawah. Panjang umur Sehat walafiat Mbah. Aminn

Salah satu wejangan mbah nun "Temukan dirimu, lalu terimalah. Maka kau akan menemukan keindahan didalamnya.
Tidak ada rumput cemburu pada padi, tidak ada padi cemburu pada kelapa, tidak ada kelapa cemburu pada binatang"

#67TahunCakNun

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun